Kepala Desa Rejowinangun Bhagas Wigasto menyatakan belum ada respons undangan adu kesaktian dan kemampuan dari Gus Samsudin maupun Pesulap Merah. Ia telah mengirim undangan itu melalui WhatsApp, meminta keduanya mengonfirmasi kesiapan dan waktu yang bisa diluangkan.
"Belum ada konfirmasi sampai hari ini. Tetapi mereka datang tidak datang tempat sudah kami siapkan. Perangkat keamanan juga akan kami siapkan," ujarnya kepada detikJatim, Sabtu (30/7/2022).
Seperti diketahui, Bhagas telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menggelar kegiatan duel adu kesaktian ini di Lapangan Desa Rejowinangun. dengan waktu yang ditentukan sekitar pertengahan Agustus 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya sudah menyampaikan undangan adu pembuktian kesaktian ini pada Pesulap Merah hingga Gus Samsudin dan meminta kepastian tentang kesiapan dan jadwal.
"Kami perkirakan butuh waktu 15 dari kemarin untuk koordinasi menyiapkan segala sesuatunya. Jadi kemungkinan tanggal 13 atau 14 Agustus nanti akan kami adakan event itu (pembuktian kesaktian). Tempatnya di Lapangan Desa Rejowinangun," ujar Bhagas.
Pada saat perhelatan itu pun dirinya telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menjaga keamanan selama acara berlangsung.
"Kami siapkan panggungnya dan perangkat untuk adu kesaktian dan kemampuan. Kami juga akan siapkan pengamanan melibatkan pihak kepolisian, juga ormas keagamaan," ujarnya.
Bhagas mengatakan, dirinya bersama aliansi pemuda desa dan juga atas kesepakatan warga akan menggelar acara itu, mulai dari menata panggung dan lain sebagainya, tanpa melibatkan pihak luar kecuali soal pengamanan.
"Ini semua EO-nya dari desa. Kami tidak melibatkan pihak luar. Nanti kami persiapan, pada hari H akan kami rekam, kami siapkan juga pengamanannya.
Ini sengaja kami buat besar acaranya, nanti kami siapkan juga skema penempatan UMKM-nya," tambah Bhagas.
Sementara bagi warga yang ingin menonton, Bhagas mengaku tak akan membatasi. Siapa saja bisa menjadi saksi adu pembuktian kesaktian ini.
"Bebas, bagi warga di luar Blitar silakan datang. Bebas. Sejumlah media televisi nasional juga sudah mengonfirmasi untuk hadir," ungkap Bhagas.
Tujuannya untuk mengakhiri polemik Pesulap Merah vs Gus Samsudin. Baca di halaman selanjutnya.
Langkah ini, lanjut Bhagas, sengaja dilakukan pihaknya untuk mengakhiri polemik atas dua YouTuber tersebut. Karena, perseteruan keduanya juga turut menyeret namanya hingga nama Desa Rejowinangun.
Polemik ini memang turut menyeret Bhagas. Sang kades digeruduk warganet atas aksinya meminta KTP Pesulap Merah. Serangan warganet ini terlihat di akun Instagram milik Kantor Desa Rejowinangun, Kademangan, Blitar.
Tampak ada ratusan komentar pada posting-an terakhir di akun milik kantor Desa Rejowinangun itu. Komentar yang dituliskan warganet didominasi makian hingga protes kepada sang kades yang saat itu meminta KTP Pesulap Merah. Bhagas tegaskan, apa yang dilakukannya sesuai aturan untuk keamanan desa.
"Sebagai upaya untuk menjaga keamanan desa, saya mengambil peran itu. Di situ (kedatangan pesulap merah di padepokan Gus Samsudin) muncul potensi masalah," ujar Bhagas.
Seperti diketahui, Pesulap Merah terlibat perseteruan dengan Gus Samsudin Blitar. Pesulap Merah yang mendatangi padepokan Gus Samsudin harus mengurungkan niat karena sempat cekcok dengan oknum warga dan didesak menunjukkan KTP seolah-olah diusir.
Ia pun sempat mendatangi Polres Blitar untuk meminta perlindungan saat melakukan penjemputan 2 timnya yang tertinggal di Kantor Desa Rejowinangun.
Selanjutnya, pihak Gus Samsudin mengaku sama sekali tak berniat mengusir Pesulap Merah. Gus Samsudin hanya menyayangkan sikap Pesulap Merah dan timnya yang tak mau memberikan KTP dan merekam di area padepokan.
Gus Samsudin lantas mengirimkan undangan ke Pesulap Merah untuk datang lagi ke Blitar. Ia siap membuktikan ilmunya di depan Pesulap Merah. Namun, Pesulap Merah tak mau datang ke Blitar. Pesulap Merah justru menantang balik Gus Samsudin datang ke Jakarta untuk membuktikan kesaktiannya.