Dua YouTuber, Pesulap Merah dan Gus Samsudin terlibat perseteruan. Pesulap Merah yang tak percaya mistis, ingin membuktikan kesaktian Gus Samsudin. Perseteruan ini pun berlanjut hingga kepala desa di lingkungan padepokan Gus Samsudin ikut terseret.
Kades Rejowinangun, Kademangan, Blitar, Bhagas Wigasto mengaku dirinya netral dan tidak mendukung siapapun. Bhagas menyebut sebagai perangkat desa, dirinya tak ingin polemik berlanjut. Ia ingin menjadi penengah dari perseteruan ini.
Rupanya, Bhagas diam-diam telah menyiapkan arena untuk Pesulap Merah dan Gus Samsudin. Bhagas menegaskan, pihak desa siap menyediakan tempat bagi Gus Samsudin dan Pesulap Merah apabila ingin melakukan pembuktian secara terbuka. Sehingga, tidak ada lagi permasalahan maupun polemik yang terjadi dengan menyeret nama desa.
"Saya siapkan tempat dan sebagainya. Monggo (silakan) kalau mau duel atau pembuktian kekuatan itu dan sebagainya. Biar polemik ini juga cepat selesai," kata Bhagas, Jumat (29/7/2022).
Bhagas mengakui, polemik ini juga turut menyeretnya. Sang kades digeruduk warganet atas aksinya meminta KTP Pesulap Merah. Serangan warganet ini terlihat di akun Instagram milik Kantor Desa Rejowinangun, Kademangan, Blitar.
Tampak, ada ratusan komentar pada posting-an terakhir di akun milik kantor Desa Rejowinangun itu. Komentar yang dituliskan warganet didominasi makian hingga protes kepada sang kades.
Kendati demikian, Bhagas menegaskan, apa yang dilakukannya telah sesuai dengan aturan. Saat itu, ia hanya berupaya menjaga keamanan desa.
"Sebagai upaya untuk menjaga keamanan desa, saya mengambil peran itu. Di situ (kedatangan pesulap merah di padepokan Gus Samsudin) muncul potensi masalah," ujar Bhagas.
Bhagas mengatakan, keberadaan kedua belah pihak dimungkinkan dapat menimbulkan potensi masalah keamanan. Terlebih, sempat terjadi gesekan antarkeduanya yang terjadi di jalan desa. Sehingga, menimbulkan kerumunan massa dan perlu upaya meredam potensi keamanan itu.
"Saya di situ untuk menenangkan kedua belah pihak. Saya minta KTP itu kalau terjadi chaos, bisa untuk pertanggungjawaban. Itu juga sudah tupoksi dari perangkat desa," terangnya.
Tak hanya itu, Bhagas menyebut, adanya pengikut dari kedua belah pihak juga dikhawatirkan terjadi masalah keamanan. Potensi masalah keamanan itu kemudian coba diredam perangkat desa hingga anggota bhabinkamtibmas.
Bhagas pun mengaku ingin mendamaikan kedua belah pihak. Bhagas menegaskan dirinya netral dan tidak memihak siapapun. Ia hanya ingin wilayah desanya kondusif.
Berita selengkapnya, di halaman selanjutnya!
(hil/sun)