Ada Kasus Kekerasan Seksual di Ponpes, Kemen-PPPA Turun ke Banyuwangi

Ada Kasus Kekerasan Seksual di Ponpes, Kemen-PPPA Turun ke Banyuwangi

Ardian Fanani - detikJatim
Selasa, 26 Jul 2022 17:55 WIB
pesantren ramah anak
Sosialisasi pesantren ramah anak di Banyuwangi (Foto: Ardian Fanani/detikJatim)
Banyuwangi -

Pasca adanya aksi kekerasan seksual di Pondok Pesantren, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA) turun langsung ke Banyuwangi. Pihaknya menggandeng Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk mewujudkan pesantren ramah anak.

Ada 35 perwakilan pondok pesantren di Banyuwangi yang diundang ke Kantor Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB). Mereka mendapatkan pemahaman penerapan model pesantren ramah anak, Selasa (26/7/2022).

Plt. Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian PPPA, Indra Gunawan mengatakan bahwa tujuan sosialisasi tersebut untuk mencegah kekerasan terhadap anak. Terutama di Pondok Pesantren.

Menurut dia, model pesantren ramah anak menekankan pada pemenuhan hak anak yang baik dan optimal. Sehingga unsur kekerasan baik fisik maupun psikis dapat dicegah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada kurang lebih 31 hak anak yang harus dipenuhi, diantaranya ada hak hidup, hak untuk berkembang dan partisipasi. Tentunya pondok pesantren harus berupaya menerapkan ini," ucap Indra.

Indra menyebut, sebenarnya risiko kekerasan seksual tidak hanya terjadi di lingkungan pondok pesantren saja. Namun dimanapun, seperti di rumah, sekolah hingga tempat umum.

ADVERTISEMENT

"Oleh karena itu, semua pihak harus bersama-sama melindungi anak-anak kita," pintanya.

Sementara Kadinsos PPKB Banyuwangi Henik Setyorini menuturkan, pihaknya akan mengajak seluruh pesantren di Banyuwangi melakukan deklarasi pesantren ramah anak. Dinsos PPKB juga akan melakukan Memorandum of Understanding (MoU) bersama Kemenag Banyuwangi guna mewujudkan pesantren ramah anak tersebut.

"Jika beberapa waktu kita sudah melakukan MoU untuk madrasah ramah anak, sekitar 600 sekian waktu itu. Nanti kita susul lagi untuk pesantren ramah anaknya," ucap Henik.

Melalui upaya yang terus digencarkan Pemkab Banyuwangi, diharapkan tidak terjadi lagi terjadi pelecehan maupun kekerasan seksual terhadap anak di lembaga apapun.

"Melalui program desa ramah anak, madrasah peduli anak, pesantren ramah anak yang kita gencarkan. Sangat berharap kejadian yang merugikan anak tidak terjadi lagi. Sehingga nanti terwujud perempuan berdaya, anak terlindungi, Indonesia maju," tandas Henik.




(hse/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads