Diklaim Pertama di Dunia, Penetasan Tukik Banyuwangi Gunakan Inkubator

Diklaim Pertama di Dunia, Penetasan Tukik Banyuwangi Gunakan Inkubator

Ardian Fanani - detikJatim
Senin, 25 Jul 2022 14:25 WIB
Penetasan tukik dengan inkubator di Banyuwangi
Foto: Penetasan tukik dengan inkubator di Banyuwangi (Ardian Fanani/detikJatim)
Banyuwangi -

Penetasan telur penyu tak hanya bisa dilakukan secara alami dan semi alami. Saat ini terdapat juga penetasan telur penyu dengan menggunakan inkubator. Penetasan telur penyu dengan menggunakan inkubator ini dipercaya menjadi temuan pertama kali di Indonesia, bahkan dunia.

Inkubator ini diberi nama INTAN Boks dan YOSI Boks. Inkubator ini digagas oleh Banyuwangi Sea Turtle Fondation (BSTF) kerja bareng dengan Fakultas Kesehatan Hewan Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga.

Pembina BSTF Wiyanto Haditanojo mengatakan INTAN Box adalah alat dari inovasi BSTF yang berfungsi sebagai penetas telur buatan. Penetasan dengan INTAN boks tidak memerlukan media pasir, seperti halnya penetasan alami maupun semi alami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara YOSI boks berfungsi untuk mempercepat penyusutan placenta (ari-ari) anak penyu (tukik) yang baru menetas. Secara alami, placenta tukik membutuhkan waktu dua hingga empat hari untuk menyusut. Namun dengan alat Yosi Box, durasi untuk mengecilkan placenta hanya beberapa jam saja.

"Penetasan telur penyu dengan INTAN boks tidak menggunakan media pasir. Kalau YOSI boks untuk percepatan penyusutan placenta tukik yang masih besar," ujar Wiyanto saat melakukan pengamatan kedua alat temuan itu, di Pantai Cemara, Kecamatan Banyuwangi, Senin (25/7/2022).

ADVERTISEMENT

Inkubator yang mampu menampung sampai 1.000 butir telur itu sejak awal digagas BSTF diperuntukkan untuk menjawab perubahan iklim yang terjadi dan berdampak pada penetasan telur penyu. Rata-rata, presentasi penetasan bisa lebih baik dibandingkan alami atau pun semi alami. Prosentase penetasan mencapai 90 persen lebih.

"Alat ini ada di beberapa tempat, lab Unair, di sekretariat BSTF dan Pantai Cemara. Keberhasilan penetasan Intan Box di Unair dari total telur 621 butir yg menetas 568 ekor tukik presentasi menjadi 91.5 persen. Yang di sekretariat total telur 584 butir yg menetas 555 ekor tukik jadi 95 persen," tutur Wiyanto.

"Sementara di Pantai Cemara dari dua tabung berisi 30 ekor telur yang menetas 28 ekor. Berarti keberhasilan penetasan 93.5 persen. Kesimpulan hasil penetasan dengan INTAN boks bisa 90 persen keatas, dibandingkan dengan semi permanen atau alami yang bisa dibawah 80 Persen," imbuhnya.

Ditambahkan oleh drh Aditya Yudhana, Akademisi Prodi Kedokteran Hewan, Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam, Universitas Airlangga, dengan menggunakan dua alat ini, jenis kelamin tukik yang dikehendaki, apakah betina maupun jantan cenderung lebih bisa dikontrol. Karena Intan Box bisa menyesuaikan kelembaban dan suhu udara selama proses inkubasi berlangsung.

"Tingginya suhu akibat perubahan iklim saat ini membuat banyak telur yang menetas menjadi penyu betina. Padahal, di alam liar, seekor induk penyu betina membutuhkan antara 4 sampai 6 penyu jantan untuk proses reproduksi. Karena itu, alat ini juga bisa mengontrol rasio antara jumlah penyu jantan dan jumlah penyu betina agar tetap terjaga keseimbangannya," tambahnya.

Disamping itu, Intan Box juga menjawab tantangan lain yang juga mengancam telur di alam liar. Mulai dari predator, pasang air laut yang mengikis tempat penetasan telur sampai mikro organisme yang ada di pasir.

Sementara itu, Ketua Pokwasmas Pantai Cemara, Mochamad Muhyi mengatakan keberadaan intan box merupakan bagian dari sarana edukasi dari penangkaran penyu. Keberadaan Intan Box dan Yosi Box di Pantai Cemara menjadi tambahan cara baru yang perlu diketahui masyarakat sebagai upaya untuk bisa melestarikan reptil laut tersebut.

Muhyi menilai, baik penggunaan intan box maupun penangkaran buatan perlu eksperimen yang terus berjalan. Muhyi pun berharap, ke depan angka penetasan telur penyu melalui Intan Box bisa terus naik. Melebihi rata-rata angka penetasan di alam maupun penangkaran buatan.

"Kalau kita, karena ini adalah tempat edukasi maka tetap ingin mempertahankan keduanya. Baik Intan Box maupun penangkaran buatan. Jadi nanti mereka yang berkunjung bisa melihat keduanya,"tutupnya.




(abq/iwd)


Hide Ads