Cek Sapi Kena PMK di Pasuruan, Plt Gubernur Emil Dardak Janji Beri Solusi

Cek Sapi Kena PMK di Pasuruan, Plt Gubernur Emil Dardak Janji Beri Solusi

Faiq Azmi - detikJatim
Rabu, 06 Jul 2022 15:51 WIB
Plt Gubernur Jatim Emil Dardak tinjau sapi kena PMK di Pasuruan
Plt Gubernur Jatim Emil Dardak tinjau sapi kena PMK di Pasuruan. (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Pasuruan -

Plt Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengunjungi kandang sapi milik Mulyono di Desa Tutur, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan. Seluruh sapi ternak di kandang Mulyono terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

"Sapi perah saya 15 (ekor), semuanya terkena PMK dan dua sudah mati. Ini sisa 13 dalam masa pemulihan," keluh Mulyono kepada Emil yang juga didampingi Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad di lokasi.

Mulyono membeberkan, selama terpapar PMK, sapi perah miliknya tidak bisa menghasilkan susu. Setelah sapi sembuh, susunya masih mengandung antibiotik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sakit kan dikasih antibiotik, analgesik. Sekarang ada obat herbal tapi ya harganya terlalu mahal buat kami. Belum lagi kalau masa penyembuhan harus asupannya dijaga, telaten kayak dikasih konsentrat, agar cepat fit," terang Mulyono.

Beban peternak tidak hanya membeli obat dan merawat sapi, tetapi juga penguburan apabila sapi mati. Untuk sekali penguburan sapi yang mati, membutuhkan dana sekitar Rp 700-800 ribu.

ADVERTISEMENT

"Karena harus bareng-bareng digotong, belum lagi dikubur cari tanahnya. Kalau nggak dikubur kata dokternya masih bisa menyebar virusnya. Kami mohon Pemprov Jatim membantu," imbuhnya.

Menerima curhatan peternak tersebut, Emil berjanji Pemprov Jatim akan membantu para peternak sapi perah yang terpapar PMK.

"Saya turut bersedih. Saya meninjau di sini, karena ada laporan sapi mati karena PMK, namun ada juga yang sembuh, salah satunya milik Pak Mulyono. Saya terima kasih warga aktif melapor dan khususnya kepada Pak Wakil Ketua Anwar Sadad sebagai wakil rakyat Pasuruan juga aktif mengabarkan," kata Emil.

Di hadapan peternak, Emil menyampaikan optimisme bahwa hewan ternak yang terpapar PMK punya peluang sangat besar untuk sembuh. Asalkan cepat mendapat penanganan.

Pemprov Jatim tunggu formulasi dari pusat untuk pakai BTT. Baca halaman selanjutnya.

Lebih lanjut, soal keluhan peternak yang harus mengeluarkan biaya obat, perawatan hingga penguburan, Emil menunggu format dari pemerintah pusat untuk menggunakan Belanja Tak Terduga (BTT).

"Format untuk bersimpati dan meringankan beban yang meninggal ini sedang digodok pusat, kami di provinsi dan kabupaten kota juga fokus dari sumber daya kita pada penyediaan obat kami. Karena memang hewan ternak yang terpapar usai sembuh harus ada asupan nutrisi lebih," ungkapnya.

"Dinas peternakan juga saat ini koordinasi dengan perusahaan yang mengambil susu dari sini untuk bisa sama-sama peduli membantu. Kalau semua pihak ikut aktif, insya allah cepat selesai," lanjutnya.

Mantan Bupati Trenggalek ini juga meminta peternak tidak gegabah untuk menjual hewan ternaknya jika terpapar PMK.

"Kalau sampai ditawar Rp 2 juta pas kena PMK mending jangan dilepas, itu nggak manusiawi dan tidak pas. Insyaallah pemerintah bisa kasih baik ke yang terdampak sampai mati," ungkapnya.

Emil juga menyampaikan percepatan vaksinasi PMK ke sapi perah. Menurut Emil, vaksinasi PMK ke sapi perah sudah mencapai 67% dari total target 363 ribu.

Suami Arumi Bachsin ini juga mengimbau warga agar tidak takut makan daging sapi.

"Jangan takut makan daging kalau sumber belinya dari sumber yang jelas. Semua rumah pemotongan kan diawasi hewannya dari mana," tandas Emil.

Dalam peninjauan kandang sapi terpapar PMK tersebut, Pemprov Jatim juga memberikan bantuan obat-obatan, vitamin hingga disinfektan ke peternak.

Berdasar data pemprov, hingga Selasa (5/7), jumlah hewan ternak yang terpapar PMK di Jatim sebanyak 141.271 ekor. Dari jumlah itu, sebanyak 108.676 ekor masih sakit atau dalam masa perawatan. Untuk hewan ternak yang mati akibat terpapar PMK ada sebanyak 838, dan potong paksa sebanyak 1.000 ekor.



Hide Ads