Plt Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengunjungi kandang sapi milik Mulyono di Desa Tutur, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan. Seluruh sapi ternak di kandang Mulyono terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
"Sapi perah saya 15 (ekor), semuanya terkena PMK dan dua sudah mati. Ini sisa 13 dalam masa pemulihan," keluh Mulyono kepada Emil yang juga didampingi Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad di lokasi.
Mulyono membeberkan, selama terpapar PMK, sapi perah miliknya tidak bisa menghasilkan susu. Setelah sapi sembuh, susunya masih mengandung antibiotik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sakit kan dikasih antibiotik, analgesik. Sekarang ada obat herbal tapi ya harganya terlalu mahal buat kami. Belum lagi kalau masa penyembuhan harus asupannya dijaga, telaten kayak dikasih konsentrat, agar cepat fit," terang Mulyono.
Beban peternak tidak hanya membeli obat dan merawat sapi, tetapi juga penguburan apabila sapi mati. Untuk sekali penguburan sapi yang mati, membutuhkan dana sekitar Rp 700-800 ribu.
"Karena harus bareng-bareng digotong, belum lagi dikubur cari tanahnya. Kalau nggak dikubur kata dokternya masih bisa menyebar virusnya. Kami mohon Pemprov Jatim membantu," imbuhnya.
Menerima curhatan peternak tersebut, Emil berjanji Pemprov Jatim akan membantu para peternak sapi perah yang terpapar PMK.
"Saya turut bersedih. Saya meninjau di sini, karena ada laporan sapi mati karena PMK, namun ada juga yang sembuh, salah satunya milik Pak Mulyono. Saya terima kasih warga aktif melapor dan khususnya kepada Pak Wakil Ketua Anwar Sadad sebagai wakil rakyat Pasuruan juga aktif mengabarkan," kata Emil.
Di hadapan peternak, Emil menyampaikan optimisme bahwa hewan ternak yang terpapar PMK punya peluang sangat besar untuk sembuh. Asalkan cepat mendapat penanganan.
Pemprov Jatim tunggu formulasi dari pusat untuk pakai BTT. Baca halaman selanjutnya.