Produksi Susu Sapi Perah di Pasuruan Terjun Bebas Imbas PMK

Produksi Susu Sapi Perah di Pasuruan Terjun Bebas Imbas PMK

Muhajir Arifin - detikJatim
Rabu, 15 Jun 2022 05:30 WIB
pmk di pasuruan
Produksi susu di Pasuruan anjlok imbas PMK (Foto: Muhajir Arifin)
Pasuruan -

Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) memukul perekonomian warga Kabupaten Pasuruan. Produksi susu sapi terjun bebas karena semakin banyak sapi yang sakit.

Peternak di salah satu sentra peternakan sapi perah Desa Balunganyar, Kecamatan Lekok, Maisaroh, mengatakan 15 sapi yang ia rawat sakit sejak tiga pekan terakhir. Berbagai upaya dilakukan untuk mengobati ternaknya namun tidak berhasil.

"Saya ada 15 sapi, sakit semua. Capek saya. Sudah kasih obat-obatan dan usaha medis lain tapi belum sembuh," kata Maisaroh, Selasa (14/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat hewan ternak sakit, ia merasa kelabakan. Selain untuk biaya pengobatan, produksi susu turun drastis sehingga penghasilan menipis.

"Sebelum ada penyakit ini, hasil susu 30 liter per hari bahkan lebih. Sekarang bisa 3 hingga 5 liter itu sudah bagus," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Manager Koperasi Kelompok Tani Karya Amanah, Gaung Andaka Ranggi Purbangkara, mengatakan wabah PMK berdampak telak pada koperasi. Sejak tiga pekan susu yang masuk ke koperasi dari peternak menurun drastis.

"Saat ada PMK, dua-tiga minggu terakhir susu kita berkurang lebih 50 persen. Biasanya 13 ton, sekarang 3,5 ton per hari," terang Gaung.

Gaung mengatakan koperasinya memiliki sebanyak 370 anggota yang memelihara 3.000 sapi tersebar di Kecamatan Grati, Lekok dan Nguling. Menurut Gaung, hampir 80 sapi sudah terserang PMK.

"Di tempat kita hampir semua terserang PMK yang penyebarannya memang sangat cepat," ungkapnya.

Gaung menjelaskan saat sapi perah terserang PMK, tidak bisa makan dan minum sehingga tidak memungkinkan untuk diambil susunya. Peternak hanya fokus mengembalikan kesehatan sapi dengan cara memberikan berbagai obat hingga ramuan tradisional.

"Penyakit ini kan menyerang mulut. Bahayanya kalau nggak mau makan dan minum, kan bisa mati. Makanya dikasih ramuan jamu, seperti kunir dan lainnya," pungkasnya.

Ketua Koperasi Kelompok Tani Karya Amanah, Udik Djanuantoro, menambahkan dampak PMK sangat nyata bagi peternak sapi perah. Penghasilan harian peternak hilang saat sapi terserang PMK.

"Kalau sapi perah ini penghasilan harian. Kalau penghasilan harian hilang, kerja apa mereka. Belum lagi masa recovery untuk bisa keluar susu lagi biasanya lama. Maka peternak sapi perah harus dilindungi," tandasnya.




(iwd/iwd)


Hide Ads