Hujan deras mengguyur Sidoarjo sejak Senin dini hari membuat Waru dan sekitarnya tergenang banjir. Tak hanya jalan, permukiman warga juga terdampak banjir. Pemkab Sidoarjo mengakui ada sistem saluran yang kurang optimal.
Pantauan detikJatim, ada sejumlah kawasan permukiman di Waru yang kebanjiran. Selain sebagian kawasan di Perumahan Pondok Candra Indah banjir juga merendam Wisma Tropodo dan Tropodo Indah.
Ketinggian air di jalan permukiman itu bervariasi antara 25 cm hingga 45 cm. Banjir di jalan perumahan itu bahkan masuk ke rumah warga sehingga memaksa warga untuk menguras air dari dalam rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heri Sasongko (37) warga Tropodo Indah mengakui banjir di perumahan Tropodo Indah sering terjadi setelah hujan deras. Namun dalam waktu yang tidak lama, banjir tersebut langsung hilang.
"Ketika usai hujan deras, perumahan ini sering banjir sih. Tapi dalam waktu tidak lama banjir langsung hilang," kata Heri di lokasi banjir, Senin (13/6/2022).
Banjir kali ini menurutnya cukup parah karena ketinggian banjir yang lebih tinggi dari sebelumnya mencapai lebih dari 40 cm dan air yang tidak segera surut bahkan sempat masuk ke dalam rumah.
"Biasanya tidak pernah masuk rumah, kali ini air masuk rumah dengan ketinggian 10 cm hingga 15 cm," tambah Heri.
![]() |
Febriyanto (29) warga Perumahan Wisma Tropodo mengatakan pada Senin (13/6) pagi intensitas hujan sangat deras terjadi di sekitar Waru. Hal itu yang menurutnya menyebabkan banjir di perumahan tempat dia tinggal.
"Memang di sekitar perumahan ini sering terjadi banjir. Menurut pengamatan saya sistem drainase kurang maksimal. Terlihat dari luar salurannya sangat kecil. Apalagi sudah kalau ada sedimen," katanya.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Sidoarjo Dwi Eko Saptono mengatakan data dari BPKG sejak Minggu kemarin air pasang laut di Sidoarjo mencapai 130 sampai 140 atau di angka maksimal.
Menurutnya, sesuai dengan pengalaman sebelumnya, bila ketinggian air pasang mencapai 130 maka air laut akan mengalir ke daratan hingga mencapai 18 km. Ditambah lagi, ia mengakui, memang sistem drainase di Tropodo kurang optimal.
"Banjir di daerah sekitar Kecamatan Waru yang pertama curah hujan yang deras. Selain itu sistem saluran air di daerah perumahan Tropodo kami akui kurang optimal. Dalam waktu dekat kami akan akan memperlebar sistem irigasi di lokasi tersebut," tandas Dwi Eko.
Ia memaparkan bahwa sistem drainase di Kecamatan Waru selama ini mengandalkan Kali Buntung. Bila hujan deras turun ditambah air pasang seringkali Kali Buntung menjadi tidak optimal dan meluap.
(dpe/iwd)