Banyak yang berpendapat lokasi film KKN Desa Penari berada di Banyuwangi. Tepatnya di sekitar wilayah Rowo Bayu, Kecamatan Songgon. Untuk mengungkap misteri ini, penelusuran lokasi KKN Desa Penari di Banyuwangi pun terus dilakukan.
Pada 2019, detikJatim sempat melakukan penelusuran 'kampung hilang' yang sempat diduga sebagai lokasi KKN tersebut. Perkampungan ini masuk dalam perkebunan Bayu Lor, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Jarak perkampungan dari Wana Wisata Rowo Bayu hanya sekitar 2 kilometer
Terdapat empat kampung yang ditinggal penduduknya. Empat desa itu adalah Bujuk, Pendarungan, Sebani, dan Arjosari. Namun dua nama, Bujuk dan Pendarungan (Darungan) lebih dikenal di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, untuk menuju ke perkampungan tersebut, harus melalui hutan karet dan beberapa kayu besar. Jalurnya hanya berupa jalan setapak dengan kontur naik turun. Banyak bebatuan besar di sepanjang jalan. Selain itu, jalan tersebut hanya cukup satu kendaraan roda dua. Jika berpapasan, salah satu kendaraan harus mengalah.
Di kampung Darungan, terdapat sekitar 10 rumah permanen. Namun kondisinya sudah rusak karena sudah lama ditinggalkan penghuninya. Tidak ada pintu di masing-masing rumah.
Ilalang memenuhi rumah-rumah tersebut. Terdapat musala dan dua kamar mandi yang berada agak jauh dari perkampungan.
Penjaga perkebunan Bayu Lor, Sikap mengatakan, kampung Darungan mulai ditinggalkan penduduknya sekitar 2010 hingga 2011. Ini artinya pada tahun 2009, Kampung Darungan masih dihuni. Sama seperti cerita horor KKN Desa Penari yang diceritakan terjadi pada 2009.
"Sejak 2009 itu sudah ditinggalkan warga. Karena kondisinya jauh dari perkampungan dan akses yang sangat sulit. Selain itu banyak yang pensiun dan punya rumah yang lebih dekat dengan kota," ujar Sikap, salah satu penjaga perkebunan Bayu Lor kepada detikcom, Rabu (4/9/2019).
![]() |
Sikap menambahkan, ditinggalnya kampung itu tak langsung karena banyak warga yang mengikuti bedol desa. Warga yang kebanyakan merupakan pekerja kebun meninggalkan kampung itu secara perlahan.
Mereka meninggalkan Kampung Darungan karena pensiun dari perkebunan. Ada pula yang sudah memiliki rumah yang lebih layak di luar dari perkebunan.
"Punya rumah di luar kebun. Tapi kerjanya ya di dalam kebun itu. Sampai saat ini masih ada beberapa yang tinggal di Bayu sini. Ada yang pindah di Kali Tlepak," pungkasnya.
Mereka yang meninggalkan Kampung Darungan kebanyakan memilih tinggal di Desa Bayu. Mulai pensiun dari perkebunan hingga memiliki rumah di perkampungan yang lebih layak.
Seperti yang disampaikan Saniyah (60), warga yang pernah tinggal di Kampung Darungan. Saat ini, Saniyah tinggal di Desa Bayu, Kecamatan Songgon. Ia mengaku sudah lama meninggalkan Darungan.
"Alasan pindah karena jauh. Dulu sama suami di sana. Setelah suami pensiun, kami pindah di Bayu," ujarnya kepada detikcom.
Selain Darungan, ada pula kampung yang hilang bernama Bujuk. Dusun itu sudah menjadi puing. Tak ada bentuk rumah yang muncul. Hanya ada beberapa tembok yang menonjol di tanah yang rata itu.
Berjarak sekitar setengah kilometer, terdapat pemakaman umum. Namun ada jalan setapak yang menuju ke pemakaman. Pemakan itu diyakini adalah pemakaman Wilabrata, Patih Gringsing dan senjata. Wilabrata adalah adik dari Prabu Tawang.
Pemakaman itu dikenal angker dan jarang bisa dikunjungi. Selain jaraknya jauh, lokasi ini juga sulit ditemukan.
(hil/dte)