Kepala desa (kades) setempat tidak membantah dugaan banyak orang tersebut. Rowo Bayu berada di Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Kades Bayu, Sugito menyebut, pernah ada KKN yang diselenggarakan di wilayahnya pada 2009.
"Kalau KKN itu memang ada tahun 2009. Itu ada orang Surabaya di Desa Bayu. Kalau keterangan dari Kaur Kesra saya, itu ada orang dua yang sakit gitu lah. Kesurupan. Sampai 3 hari dicarikan orang tua, akhirnya enggak sembuh-sembuh, akhirnya dibawa pulang," kata Sugito kepada detikJatim, Minggu (22/4/2022).
Lebih spesifik lagi, Sugito menyebut nama dusun tempat KKN Ayu dan kawan-kawan. Lokasi dusun tersebut, dari balai desa terus naik ke arah Rowo Bayu.
"Kalau lokasi KKN itu ada di Desa Bayu, Dusun Pelantaran," imbuhnya.
Tak sampai di situ, Sugito menambahkan, dua peserta KKN yang meninggal telah melakukan hal-hal yang tidak senonoh, di desa tersebut. Tepatnya di Dusun Darungan atau yang sempat disebut kampung 'hilang'.
"Terus ada dua pemuda dan pemudi itu masuk hutan, ya informasi yang kami tangkap, mereka itu ya sampai ke yang namanya Dusun Darungan. (Di sana melakukan hal yang negatif?) Iya seperti itu," papar Sugito.
Lalu, Sugito menjelaskan sekilas soal Dusun Darungan. Dari Rowo Bayu, jaraknya sekitar 2 km.
![]() |
"Kan di Darungan itu ada kongsi. Kongsi itu kan bahasa Belanda, kalau sekarang perumahan. Dari perkebunan Bayu Lor. Lah, mulai tahun 2000 itu, karena pekerjaannya itu mengurang, kemudian dijadikan satu di kongsi Telepak. Sehingga mulai tahun 2000, perumahan Darungan itu dikosongkan," tambahnya.
Lalu, apa bukti jika KKN pernah digelar di sini?
"Kemarin itu katanya Kaur Kesra, (yang KKN) memberikan cendera mata. Kemudian kami cari. Karena gudangnya sering diganti-ganti, itu anu enggak ketemu. Kemungkinan Hari Senin (23/5) ini akan saya cari bukti-bukti yang ada," kata Sugito.
Tak hanya itu, ia menjelaskan soal fakta dan informasi tak kasat mata. "Pada 2009 itu memang betul ada mahasiswa dari Surabaya, orang 11, KKN di Desa Bayu. Itu memang betul. Pada waktu itu saya belum jadi kepala desa. Saya masih kepala dusun. Pj Kepala Desanya Pak Satrio," kata Sugito.
Ia menjelaskan, nama 'Desa Penari' fiktif belaka atau mungkin gaib semata. Tidak ada desa bernama Desa Penari. Desa yang saat ini ia tempati yakni Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.
"Sejak tahun 2019, kalau dikatakan Desa Penari, saya bantah. Tidak Ada. Karena saya takut disuruh menunjukkan mana Desa Penari, saya tidak bisa menunjukkan. Ini Desa Bayu bukan Desa Penari," terangnya.
"Jadi kalau Desa Penari tidak ada. Tapi kalau yang KKN pada 2009 di sini ada. Ada 2 anak yang masuk ke hutan. Muda-mudi. Mereka kesurupan. Pa Kaur Kesra itu mengatakan sakit. Baru satu minggu KKN-nya. Belum waktunya pulang, tapi pulang karena dua orang itu sakit udah 3 hari gak sembuh," tambahnya.
Sugito kemudian menjelaskan soal dua mahasiswa yang sakit tersebut. Menurutnya, pihak desa sempat mendatangkan beberapa orang yang dinilai paham di bidangnya, untuk membantu menyembuhkan dua mahasiswa itu.
"Mereka (dua mahasiswa yang sakit) dibawa ke balai desa. Dicarikan obat. Dipanggil orang pintar ke balai desa. Memang betul orang dua itu," ujarnya.
"Cerita dari teman dua mahasiswa itu. Bahwa dua mahasiswa itu melakukan hubungan tidak senonoh di Darungan. Kemudian pas pulang, diajak mampir sama orang, tapi orang itu bukan manusia sebetulnya. Masuk ke alam gaib. Di sana ada tari-tarian. Ada makanan. Pulang dikasih bingkisan, pas dibuka rame-rame isinya kepala kera. Tapi itu kan cerita teman-temannya itu. Benar atau tidaknya kita tidak tahu," imbuh Sugito.
Apa yang disampaikan Sugito menegaskan pernyataan Sudirman, yang disebut-sebut sebagai pengelola Wisata Rowo Bayu, saat diwawancara Menteri BUMN Erick Thohir.
Kepada Erick, Sudirman menceritakan bahwa tragedi 'KKN Desa Penari' terjadi di sekitar Rowo Bayu. Dalam wawancara itu, ia juga menunjukkan sejumlah foto soal titik-titik yang ada di kegiatan KKN itu.
"Itu cerita yang sesungguhnya dari versi Kepala Desa Bayu. KKN-nya tahun berapa, tanggal berapa, semuanya tercatat," kata Sudirman dalam video yang dilihat detikJatim, Rabu (18/5/2022).
Heboh soal KKN Desa Penari mulai terjadi pada 2019. Itu setelah akun Twitter @SimpleM81378523 bercerita, ada enam mahasiswa-mahasiswi yang menggelar KKN di Kota B, Jawa Timur pada 2009 akhir. Mereka merupakan mahasiswa-mahasiswi angkatan 2005/2006 dari sebuah perguruan tinggi di Kota S.
Enam calon sarjana yang menggelar KKN tersebut yakni Ayu, Nur, Widya, Wahyu, Anton dan Bima. Dua di antaranya meninggal setelah melewati seabrek hal mistis di tempat KKN tersebut.
Setelah kisah mistis itu viral, banyak orang yang berspekulasi dan melakukan penelusuran mengenai tempat KKN Desa Penari. Kisah itu kemudian dibukukan dan difilmkan. Saat ini filmnya masih tayang dan masih menyedot banyak penonton.
(hil/dte)