Fakta Aliran Sesat di Pasuruan hingga Sosok Mahfudijanto Sang Pemimpin

Fakta Aliran Sesat di Pasuruan hingga Sosok Mahfudijanto Sang Pemimpin

Tim detikJatim - detikJatim
Rabu, 18 Mei 2022 11:31 WIB
aliran sesat di pasuruan
Bekas warung markas aliran sesat di Pasuruan (Foto: Muhajir Arifin/detikJatim)
Surabaya -

Ajaran menyimpang atau aliran sesat muncul di Pasuruan. Kelompok ini melakukan aktivitas di bekas warung Desa Cobanblimbing, Wonorejo, Pasuruan.

Keberadaan kelompok ini diketahui warga dan menyebabkan keresahan. Warga melaporkan ke aparat setempat dan kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan pengecekan ke lokasi.

Aliran ini dipimpin sosok Mahfudijanto (59), warga Kelurahan/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut fakta-faktanya:

1. Penganut Aliran Sesat Disebut Bisa Berkomunikasi dengan Allah

aliran sesat di pasuruanBekas warung tempat pengajian aliran sesat di Pasuruan Foto: Muhajir Arifin

Dari hasil pengecekan tim gabungan dari MUI Purwosari dan Wonorejo, Polsek Purwosari dan Wonorejo serta aparat kecamatan, kelompok tersebut sudah berada di lokasi sejak sebelum bulan Ramadan. Sebelumnya mereka beraktivitas di sebuah warung di Purwosari.

Berdasarkan hasil pengecekan tim, kelompok ini disebut mengklaim bisa berkomunikasi langsung dengan Allah SWT, tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai rasul serta tidak mau mengucapkan syahadat.

ADVERTISEMENT

"Kami sudah ke lokasi dan mendapatkan pengakuan mereka," kata Camat Wonorejo Didik Suyanto, Minggu (15/5/2022).

Pengakuan anggota kelompok ini, kata Didik, yakni guru mereka langsung Allah dan tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai rasul. Dengan demikian, mereka tidak mengucapkan dua kalimat syahadat.

Mereka juga mengklaim bisa berkomunikasi langsung dengan Allah. Kelompok ini tidak mengakui rukun Iman dan Islam. Mereka juga disebut tidak mengakui Al-Qur'an berbahasa Arab namun mengakui terjemahannya. Mereka juga tidak mengakui hadis.

2. Sempat Digeruduk Warga hingga Kabur

Warga Desa Cobanblimbing, Wonorejo, Kabupaten Pasuruan mulai resah dengan keberadaan kelompok penganut ajaran menyimpang dari Islam. Mereka berharap kelompok ini segera meninggalkan desa mereka. Pada Minggu (15/5/2022), 20-an warga mendatangi bangunan bekas warung yang ditinggali kelompok ini.

"Warga sebelumnya nggak tahu. Tahunya dari media. Mereka (kelompok) juga nggak menyampaikan (ajaran) ke warga. Mereka hanya di dalam," kata salah warga di lokasi.

Kedatangan warga tersebut membuat enam penganut aliran sesat tersebut pergi dari lokasi. Beberapa saat kemudian, polisi dari Polsek Wonorejo juga mendatangi lokasi. Polisi, perwakilan warga dan salah seorang anggota kelompok tampak berbincang-bincang dengan serius.

Sekitar satu jam warga berkerumun di bangunan bekas warung itu. Hingga satu per satu anggota kelompok ini keluar dan meninggalkan lokasi. Setelah 6 anggota kelompok meninggalkan koalisi, satu per satu warga juga pergi. "Situasi aman," kata anggota polisi.

3. Pembelaan Pemimpin Soal Alirannya Disebut Sesat

aliran sesat di pasuruanAliran sesat di Pasuruan saat didatangi warga Foto: Muhajir Arifin

Aliran ini dipimpin oleh Mahfudijanto (59). Ia menegaskan kelompoknya tidak mengingkari Al-Qur'an asli dalam bahasa Arab. Namun mereka mengakui hanya belajar dari terjemahannya.

"Selama ini kami mengambil tuntunan dari Al-Qur'an dalam beribadah. Kami langsung ambil dari Al-Qur'an terjemahan, tidak perlu guru," kata Mahfud kepada detikJatim, Minggu (15/5/2022).

Febridijanto (28), juru bicara kelompok ini yang juga putra Mahfud menjelaskan, dalam beragama mereka langsung dibimbing Allah.

"Memang benar, guru kami langsung dari Allah. Karena dalam Surat Ar-Rohman ayat dua, itu sudah jelas bahwa Allah lah yang mengajarkan Qur'an," kata Febri.

Febri menolak dianggap mengingkari kerasulan Nabi Muhammad. "Kami mengakui Nabi Muhammad sebagai Rasul karena kami mengikuti Al-Qur'an. Kalau kita nggak percaya Muhammad itu pembawa Al-Qur'an, nggak mungkin kita mengikuti Al-Qur'an," jelasnya.

4. Awal Mula Terbentuknya Aliran Sesat

Aliran ini dipimpin sosok Mahfudijanto (59). Ia berkisah tentang pengalaman spiritualnya hingga meyakini aliran Islam yang saat ini ia anut. Ia mengatakan, keyakinan ini berawal dari sakit parah yang dialaminya.

Mahfud mengaku pernah hidup dalam hedonisme dan kemaksiatan. Hingga pada suatu hari ia menderita sakit. "Aku lumpuh total, nggak bisa berjalan karena dosa-dosaku. Karena aku nakal, penggaweane (kerjanya) ke diskotek, wedokan (main perempuan), sembarang (dan lainnya)," kata Mahfud dalam sebuah perbincangan dengan detikJatim di suatu lokasi di Desa Sengonagung, Kecamatan Purwosari, Minggu (15/5/2022) lalu.

"Di situlah aku datang kepada Allah, karena aku punya data bahwa Allah itu maha pemurah. Di situ aku menangis kepada Allah, karena aku takut akan perbuatanku di masa lalu," imbuhnya.

Menurut Mahfud, kejadian tersebut terjadi sekitar 15 tahun lalu. Sakit itu, kata dia, merupakan awal titik balik dalam hidupnya.

"Aku lumpuh karena azab Tuhan. Karena dosa-dosaku. Akhirnya saya tobat minta ampun pada Allah. Akhirnya saya bisa dilatih oleh Allah berjalan. Di situlah aku mulai mengenal yang gaib," terang Mahfud.

5. Punya Belasan Pengikut, Pemimpin Aliran Sesat Gagal Ajak Istri Sendiri

aliran sesat di pasuruanMahfudijanto pemimpin aliran sesat di Pasuruan Foto: Muhajir Arifin

Diketahui, Mahfud memiliki belasan pengikut di 4 kecamatan. Namun istrinya tak jadi bagian dari pengikutnya. Dari 12 pengikut Mahfudijanto, 3 diantaranya adalah anggota keluarganya sendiri yakni anak, saudara, dan keponakan.

"Anak saya ini sudah 7 tahun ikut saya. Yang lain ini ada yang 5 tahun 3 tahun," kata Mahfud.

Anak Mahfud, Febridijanto (28), kemudian menimpali jika ibunya sendiri tidak mengakui aliran yang dianut Mahfud. "Ibu tidak ikut kami. Masih (keyakinan) yang lama," ujar Febri.

6. MUI Tegaskan Aliran Mahfudijanto Sesat

Berdasarkan hasil rapat MUI Kabupaten Pasuruan, kelompok Mahfudijanto diindikasikan sudah menyimpang dari ajaran Islam.

"Mereka ini (mengaku) hanya berguru pada Allah, kemudian tidak mengakui adanya rukun iman maupun rukun islam. Kemudian mengakui bahwa Nabi Besar Muhammad itu hanya sekedar manusia biasa, tidak jauh berbeda dengan presiden, dan lain sebagainya. Nah dari itu sementara ini diindikasikan bahwa mereka telah melakukan penyimpangan terhadap ajaran Islam," ujar Dewan Pertimbangan MUI Kabupaten Pasuruan, Muzammil Syafii, Senin (16/5/2022).

MUI meminta mereka segera kembali ke jalan yang benar atau bertaubat. Namun jika tidak mau bertaubat, MUI akan mengambil langkah hukum sesuai ketentuan dalam pasal penodaaan agama.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads