Sebanyak 1.900 ASN dilatih untuk mendampingi dan ikut melayani masyarakat di tingkat rukun warga (RW) di Surabaya. Setiap 1 RW ada 1 ASN Pemkot yang bersiaga melayani keperluan masyarakat.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, ia memang ingin ada 1 ASN yang akan mendampingi semua warga di 1 RW. Untuk itu warga di RW itu harus mengetahui nama ASN yang mendampingi.
"Jadi kalau mau ngurus KTP, akta kelahiran, semua enggak perlu bingung, cukup hubungi orang ini. Nomor telepon dipasang dan 1 RW harus tahu. Kita lihat jumlah KK di dalam satu RW, kalau akeh (banyak) maka bisa jadi 2 (PNS). Kalau sedikit, ya, cukup 1. Jadi warga bisa kontak langsung," kata Eri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eri mengklaim saat ini semua pelayanan kependudukan dan pelayanan lain di Kota Pahlawan sudah bisa diakses dengan layanan digital. Tetapi tidak semua warga "melek" IT.
"Sehingga harus ada pendamping di masing-masing RW minimal 1 PNS. Jadi enggak ada namanya makelar yang ngurusno (menguruskan) KTP," kata Eri.
Salah satu kecamatan yang sudah menerapkan program ini adalah Sawahan. Camat Sawahan, Surabaya Muhammad Yunus mengatakan, ia sudah menyiapkan surat perintah tugas di lapangan.
"Ketika ada permasalahan masyarakat, ASN akan menjadi penghubung di wilayah itu. Misalnya koordinasi dengan RT/RW, kader Surabaya hebat. Tugas pertama mereka menyampaikan kepimpinan lurah atau camat ketika ada permasalahan. Jangan sampai di masyarakat ada masalah mereka tidak tahu," kata Yunus kepada detikJatim, Kamis (12/5/2022).
Untuk laporan seperti kependudukan, Yunus menyebut bisa dilakukan di kantor kecamatan saat pelayanan malam. Tetapi, jika butuh bantuan seperti kursi roda atau ada warga yang putus sekolah maka ASN akan segera melapor ke dinas terkait.
"Jadi tidak hanya sebatas administrasi kependudukan. Semua permasalahan warga yang berkaitan dengan tanggung jawab kami lurah dan camat. Ini menjalin koordinasi dengan pengurus kampung, kader Surabaya hebat, tokoh masyarakat, dan stakeholder yang lain. Sehingga ketika ada masalah warga di lapangan, informasi pertama itu sudah masuk. Kemudian kami dengan cepat berkoordinasi dan mencarikan solusi berkoordinasi dengan OPD terkait," ujarnya.
Contoh laporan atau pelayanan yang sudah dilakukan ialah membantu pemberian kursi roda ke masyarakat. Juga menangani siswa yang tidak bisa ikut praktik karena ada tanggungan di sekolah.
"Dari laporan itu, ASN melaporkan ke kami, kemudian kami laporkan ke Dispendik. Banyak (laporan). Sudah langsung jalan dan bergerak. Kami cenderung menjemput bola ketika masyarakat ada kesulitan," ujar Yunus.
Selain nomor telepon ASN, nomor ponsel RT, RW, Lurah dan Camat dipasang di balai RW. Jika telepon tidak diangkat, warga bisa mengirim pesan menyebutkan warga mana dan keluhannya apa. Karena bisa saja ASN itu masih melayani warga lainnya.
(dpe/iwd)