Tingkat keterjangkitan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Jawa Timur semakin meluas. Di Lamongan, sudah tercatat 153 sapi yang terjangkit penyakit ini. Jumlah tersebut tersebar pada 36 peternakan di 13 desa dan 5 kecamatan.
"Dari populasi (sapi ternak) 266 ekor, yang kena penyakit PMK ada 153 ekor. Kemudian ternak yang mati 4 ekor dan yang dipotong paksa ada 2 ekor," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan Mochammad Wahyudi kepada detikJatim, Selasa (10/5/2022).
Hasil laboratorium telah menunjukkan bahwa hewan-hewan tersebut telah positif PMK. Namun, jenis virus PMK yang menyerang masih diteliti lebih lanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Wahyudi, PMK menular melalui angin/udara atau airborne. Karenanya, penularan penyakit ini mudah meluas.
"Yang terpenting penyakitnya hanya menular antar hewan dan tidak ke manusia. Penyakit PMK ini juga bisa disembuhkan dan dagingnya aman dikonsumsi, tapi proses penyembelihan pemeriksaannya harus lebih ketat," ujar dia.
Saat ini, pihaknya juga telah membuka hotline khusus untuk pengaduan peternak di Lamongan terkait wabah PMK ini. Peternak bisa melapor ke hotline tersebut jika menemukan hewan ternak yang memiliki ciri-ciri PMK. Seperti sariawan pada mulut, lidah, gusi, air liur berlebih, mengalami kepincangan, terdapat luka pada kuku kaki, sering berbaring, dan demam tinggi.
"Apabila ditemukan hewan ternak dengan ciri-ciri demikian itu, segera laporkan ke hotline di nomor 081216768517," papar Wahyudi.
Sebelumnya, wabah PMK hewan ternak melanda 4 kabupaten di Jatim, salah satunya Lamongan. Pelacakan dan pengujian telah dilakukan oleh tim Disnakeswan Lamongan. Pihaknya juga telah memberi sejumlah edukasi pada peternak. Yakni menahan ternak yang sakit untuk tidak dijual, melakukan pengobatan simtomatik dan suportif pada kasus, serta melakukan kerjasama lintas sektoral.
"Pasar hewan juga dilakukan penutupan sementara untuk menghindari penularan yang lebih besar lagi. Mencegah masuknya ternak baru dan keluarnya ternak yang sakit. Saya harap masyarakat tetap tenang dan tidak panic selling (menjual hewan ternak dengan tiba-tiba)," pungkas Wahyudi.
(hse/dte)