Berawal hanya 1 ekor sapi yang dibeli di pasar hewan, rupanya merembet ke sapi-sapi lain di kandangnya. Itu salah satu cerita peternak sapi di Lamongan yang sapinya terjangkit wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak.
Adalah H. Supar, peternak sapi dari Desa Soko, Kecamatan Tikung, yang kini harus kerja ekstra merawat sapi-sapi ternaknya.
"Awalnya itu sekitar 2 minggu yang lalu, usai saya membeli sapi di Pasar Hewan," kata H. Supar menceritakan awal mula sapinya terjangkit PMK kepada wartawan, Senin (9/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika itu, kata Supar, hanya seekor sapi saja yang diduga terjangkiti PMK yang kemudian bertambah 3 ekor sapi. Akhirnya meluas menjadi 5 ekor, lalu bertambah menjadi 10 hingga 35 ekor dari 53 ekor sapi yang ada di kandangnya.
"Gejala awalnya seperti pincang, terus seperti keluar lendir berlebihan dari mulut disertai busa, terdapat pula luka-luka menyerupai sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak makan, luka pada kaki dan disusul kuku mengelupas," jelas Supar mengungkap gejala awal yang dialami hewan ternaknya.
Saat terjangkit PMK ini, aku Supar, semua sapinya mengalami penurunan nafsu makan dan sulit berdiri. Selain itu, sapi menjadi sering gemetar, nafas cepat, dan berangsur menurun berat badannya. Kini, Supar berharap pengobatan melalui jarum suntik yang dilakukan tim kesehatan hewan kabupaten dan provinsi bisa membuahkan hasil dan semua ternaknya kembali sehat.
"Semoga saja setelah penyuntikan ini sapi-sapi menjadi sehat kembali," harapnya.
Seperti diketahui, wabah PMK pada hewan ternak tengah melanda 4 kabupaten di Jatim. Dari 4 kabupaten ini sudah sekitar 1.600-an ternak yang terjangkit PMK dimana 19 di antaranya mati.
(fat/fat)