Warga di Lamongan yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo mempunyai tradisi unik setiap tahun. Tradisi ini adalah ngumbo atau berburu ikan mabuk yang naik ke permukaan.
Seperti yang dilakukan warga Desa Durikulon, Kecamatan Laren ini. Warga di sana sudah berburu ikan sejak malam kemarin.
Salah satu warga setempat, Imron mengatakan datangnya ikan ngumbo tiap tahun ini tidak bisa diprediksi oleh warga. Namun menurutnya ngumbo biasanya datang pada saat musim hujan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Datangnya ikan ngumbo ini tidak bisa diketahui kapan, seperti sekarang ini yang ikannya mulai nampak sejak semalam," kata Imron kepada detikJatim, Jumat (22/4/2022).
Menurut Imron, kemunculan ikan ngumbo ini biasanya ditandai dengan tanda-tanda air sungai yang jernih berubah menjadi keruh dan berarus deras serta pasang.
Kondisi ini, lanjut Imron, membuat banyak ikan muncul ke permukaan dan menepi di bibir sungai. Nah ikan-ikan ini lah yang kemudian ditangkap oleh warga.
Meski demikian, Imron menyebut, ngumbo juga tidak bisa diketahui seberapa lama akan terjadi. Sebab kadang bisa terjadi dengan cepat sekali.
"Ngumbo ini juga tidak bisa diprediksi akan berlangsung berapa lama karena memang bisa sangat cepat," ujarnya.
Imron menambahkan seperti yang dilakukan warga Durikulon ini, sebenarnya ngumbo telah dilakukan sejak kemarin lusa malam. Saat itu warga berbondong-bondong datang ke tepi sungai untuk menangkap.
Cara menangkapnya juga tak terlalu sulit. warga cukup hanya memakai tangan sudah bisa dapat ikan mabuk. "Sangat mudah cara menangkapnya, kita cukup cari pakai tangan saja bisa kok," tutur Imron.
Warga lainnya, Yanti menyebut biasanya warga yang ingin mendapat ikan lebih biasanya memakai alat seperti jaring hingga serok. "Kalau mau dapat banyak ya pakai jaring, jala dan juga serok atau jaring," kata Yanti.
"Saya lihat banyak orang-orang berlarian menuju ke sungai tadi malam, katanya ada ikan ngumbo," tutur Yanti.Yanti menuturkan ikan ngumbo yang terjadi di desanya itu, sebenarnya sudah berlangsung sejak Kamis malam. Ketika itu, banyak warga dan tetangganya yang berbondong-bondong datang ke Bengawan Solo dan melihat secara langsung ke sungai. Namun, karena malam hari sehingga banyak warga yang memutuskan mencari ikannya di Jumat ini.
Tidak seperti ngumbo sebelum-sebelumnya, warga yang berburu ikan mabuk saat bulan Ramadan di Bengawan Solo kali ini tidak sebanyak biasanya. Baik Yanti maupun Imron menyebut, karena puasa jadi banyak warga yang hanya sekedar melihat dan tidak berburu ikan-ikan tersebut.
Keseruan berburu ikan mabuk di Bengawan Solo ini biasa tidak berlangsung lama. Ketika sudah tidak ada lagi ikan yang muncul ke permukaan, ketika itulah warga sudah mulai pulang kembali ke rumah.
"Biasanya ikan hasil itu akan dimasak sendiri, tapi kalau lagi dapat banyak akan dibagikan kepada sanak keluarga," tandas Yanti.
(abq/iwd)