Bengawan Solo Meluap, 5 Kecamatan di Lamongan Tergenang Banjir

Bengawan Solo Meluap, 5 Kecamatan di Lamongan Tergenang Banjir

Eko Sudjarwo - detikJatim
Sabtu, 25 Jan 2025 01:00 WIB
Banjir di Leran Lamongan imbas Bengawan Solo meluap
Banjir di Leran Lamongan imbas Bengawan Solo meluap (Foto: Dok. Istimewa)
Lamongan -

Sebanyak lima kecamatan di Lamongan terrendam banjir. Ini setelah air dari Bengawan Solo dan anak sungai Bengawan Jero meluap akibat curah hujan yang tinggi.

Data yang dihimpun dari BPBD Lamongan menyebutkan, akibat curah hujan yang tinggi, Tinggi Muka Air (TMA) Bengawan Solo dan Bengawan Jero mengalami kenaikan debit air yang memasuki level Siaga Hijau - Siaga Merah.

Hal ini mengakibatkan air meluber ke area ruas jalan desa, permukiman warga dan lahan pertanian di beberapa wilayah kecamatan yang di lintasi Bengawan Solo dan Bengawan Jero yang adalah anak sungai Bengawan Solo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"BPBD Lamongan mencatat, beberapa wilayah kecamatan di Lamongan yang terimbas luberan air dari 2 sungai tersebut diantaranya adalah Kecamatan Babat, Laren, Maduran, Karanggeneng, Kalitengah dan Glagah," kata Plt Kalaksa BPBD Lamongan Joko Raharto, Jumat (24/1/2025).

Di Kecamatan Babat, banjir akibat luapan Bengawan Solo melanda 5 desa/Kelurahan yaitu Banaran, Babat, Bedahan, Truni dan Terpan.

ADVERTISEMENT

Di 5 desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Babat ini, ada ratusan rumah warga yang tergenang air luapan Bengawan Solo. Adapun genangan air antara 30 cm hingga 70 cm. Selain itu, ada jalan desa/lingkungan dan puluhan hektar lahan pertanian yang juga ikut terimbas luapan sungai.

Sedangkan di Kecamatan Laren, luberan air dari sungai terpanjang di Jawa tersebut berimbas ke Desa Laren, Plangwot, Bulutigo, Siser, Mojoasem dan Pesanggrahan, Keduyung, Parengan dan Centini.

Banjir akibat luapan Bengawan Solo ini membuat puluhan rumah yang ada di Kecamatan Laren ikut tergenang dengan ketinggian air mulai 10 cm hingga 45 cm. Selain itu, luapan sungai membuat jalan lingkungan juga ikut tergenang dengan ketinggian air antara 20 cm hingga 45 cm.

"Di Kecamatan Maduran tanggul non-teknis yang jebol menyebabkan sekitar 20 hektar lahan pertanian di 2 desa, yaitu Desa Pringgoboyo dan Desa Gedangan terimbas. Lahan pertanian ini adalah tanaman jagung dan padi yang sebagian diantaranya siap panen dan juga sudah ada yang panen terendam dengan ketinggian air 30-65 cm," jelas Joko.

Sementara di Kecamatan Karanggeneng, banjir akibat luapan sungai menimpa Desa Mertani dan Desa Karanggeneng dan Prijekngablak. Di Desa Mertani, luapan sungai membuat pasar desa setempat tergenang dengan ketinggian lebih kurang 10 - 25 cm dan ada 12 rumah juga tergenang.

Di Desa Karanggeneng banjir luapan sungai membuat 10 gubuk pengrajin batubata tergenang dengan ketinggian air antara 10 - 20 cm, sementara di Desa Prijekngablak luapan sungai membuat 20 hektar tanaman jagung, cabai dan tomat terendam air dengan ketinggian air antara 10 - 20 cm.

"DI Kecamatan Kalitengah banjir akibat luapan sungai terjadi di Desa Bojoasri dimana jalan lingkungan ikut terendam air dengan ketinggian air lebih kurang 10-15 cm. Untuk Kecamatan Glagah, banjir akibat luapan sungai terjadi di Desa Meluwur dimana ada lebih kurang 1 hektar lahan tambak terendam air dengan ketinggian air antara 10-15 cm," paparnya.

BPBD Lamongan, terang Joko, berkoordinasi dengan unsur jajaran terkait dan juga telah melakukan assesment ke lokasi kejadian. BPBD Lamongan juga telah mengirimkan logistik bahan banjir untuk penanganan darurat berupa glangsing, gedek, bongkotan, terpal dan juga makanan siap saji.

Di Kecamatan Babat, BPBD Lamongan juga telah melakukan pemasangan doorlag pintu tanggul untuk mencegah air meluber ke jalan raya dan permukiman warga.

"BPBD Lamongan bersama warga melakukan gotong royong guna mengantisipasi air masuk ke area permukiman dengan melakukan pembendungan menggunakan gedeg guling, bongkotan dan glangsing yang diisikan tanah atau pasir," jelas Joko.

Lebih jauh, Joko mengatakan, BPBD Lamongan berkolaborasi mengaktifkan posko siaga darurat di kantor kecamatan. Selain itu, Dinas PU SDA Lamongan telah menerjunkan excavator untuk memperbaiki tanggul jebol yang ada di wilayah Kecamatan Maduran.

Untuk mengurangi ketinggian debit air, tambah Joko, pompa air gang ada di Sluis Kuro dan di Sluis Melik juga telah diaktifkan.

"Untuk pengungsian sementara masih nihil," tambah Joko seraya menambahkan jika BPBD Lamongan terus melakukan monitoring ketinggian debit air sungai, baik Bengawan solo maupun Bengawan Jero.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads