Seorang guru di Lumajang, Ribut Santoso, viral di media sosial. Video Pak Ribut, sapaan akrabnya berinteraksi dengan muridnya sembari membahas Kaum Sodom dan lesbian mendapat banyak respons dari warganet.
Bagaimana tidak, banyak yang tergelak dengan candaan Pak Ribut hingga gemas dengan tingkah April. Ada yang menganggap penjelasan Pak Ribut masih wajar dan tidak bermasalah. Namun ada pula yang menganggap ini hal yang tak patut hingga melaporkannya ke Dispendik Lumajang dan KPAI.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Kabupaten Lumajang Agus Salim menegaskan, guru aktif di media sosial itu tidak dilarang. Menurutnya itu adalah hak dari masing-masing guru. Apa lagi kalau itu dilakukan oleh seorang guru tidak tetap untuk menambah penghasilan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di medsos bisa mendapatkan penghasilan tambahan itu sah-sah saja. Itu hak mereka. Yang kami soal bukan itu, tapi siapa pun lah hati-hati mengunggah sesuatu di medsos. Karena sekarang kan ada undang-undang ITE. Selama tidak menyinggung masyarakat enggak ada masalah. Kalau saya lihat ini malah jadi guyonan. Dari sisi konten menurut saya tidak menyalahi," ujar Agus saat dikonfirmasi, Sabtu (26/3/2022).
Agus mengaku sudah melihat utuh video TikTok asli yang diunggah oleh Pak Ribut. Menurutnya dalam hal metode pengajaran di video itu, apa yang disampaikan Ribut sudah benar. Pembahasan tentang Kaum Sodom Nabi Luth itu adalah bagian dari materi mata pelajaran Agama Islam.
"Saya sudah melihat utuh yang TikTok itu. Jadi Pak Ribut itu mengajarnya sudah benar, membahas materi yang diujikan tentang Agama Islam. Nabi Luth memang punya kaum yang namanya Kaum Sodom. Ya, benar. Dia (Ribut) tanya apa kaum sodom itu? Lalu dijawab anak-anak. Ketika (video itu) dipotong-potong, itu yang akhirnya jadi masalah," tambah Agus.
Menurutnya, materi tentang Kaum Sodom itu adalah bagian dari mata pelajaran Agama Islam yang diujikan dalam ujian atau Penilaian Tengah Semester (PTS). Pelajaran Agama Islam yang berkaitan dengan sejarah itu, kata Agus, memang sudah seharusnya disampaikan apa adanya dengan bahasa yang dimengerti oleh anak-anak.
Agus memang sempat memanggil Ribut Santoso ke kantornya. Tapi dia tidak memberikan sanksi apa pun. Dia hanya mengklarifikasi video yang viral itu dan memberikan saran kepada Ribut agar lebih berhati-hati lagi mengunggah konten-konten di medsos, apalagi yang sensitif dan berpotensi menyinggung masyarakat.
Sementara itu, Kepsek SDN Pagowan 01 Cukup Santoso mengatakan, begitu Pak Ribut viral di TikTok dia mengaku mengumpulkan sejumlah guru dan memintanya turut meneliti konten yang ada di dalam video tersebut.
"Sebelum saya sampaikan dalam rapat pleno itu, saya meminta beberapa teman guru mencarikan buku-buku mata pelajaran yang berkaitan materi video yang viral. Itu pelajaran Agama Islam, ya. Terus saya lihat di beberapa buku, materi itu memang ada untuk Kelas II," ujarnya kepada detikJatim, Sabtu (26/3/2022).
Dia mengatakan, apa yang disampaikan Pak Ribut di dalam video itu wajar karena memang ada di dalam buku materi kelas II. Apa lagi menurutnya itu bermula dari pertanyaan siswa. Dia menyadari keingintahuan siswa kelas II SD memang masih sangat besar.
"Jadi menurut saya itu (Apa yang disampaikan Pak Ribut) tidak berlebihan. Karena di materi itu saya teliti, memang ada penjelasan tentang Kaum Nabi Luth yang kebanyakan perompak, dan juga penyuka sesama jenis. Jadi, penyampaian materi itu oleh Pak Ribut menurut saya juga sudah proporsional," ujarnya.
Dia mengakui, di Dusun Pagowan viralnya video Pak Ribut memang tidak terlalu menghebohkan. Hanya ada dua dari sejumla wali murid sekolah yang menanyakan kepadanya tentang konten Pak Ribut yang viral.
"Karena kami di desa ya. Di desa itu mungkin tidak semua wali murid ber-HP android. Kalau pun ber-HP android mungkin terkendala sinyal atau paket data. Dua wali murid ada menanyakan ke saya, Pak Ribut viral. Kemudian mereka bilang, itu si April itu kok ceplas-ceplos ngomongnya, lucu. Jadi begitu, di desa kami keviralannya biasa-biasa saja. Mungkin yang heboh di (kecamatan) Lumajang," katanya.
Sebelumnya, video Pak Ribut diunggah Senin (21/3/2022). Video ini berisi interaksi Pak Ribut dengan sejumlah muridnya dan menjelaskan tentang Kaum Sodom dan Lesbi.
Di video itu, Pak Ribut mengatakan untuk soal itu banyak murid yang salah menjawab. Pak Ribut pun menjelaskan kepada murid-muridnya apa itu Kaum Sodom.
Ada seorang murid bernama April yang menjawab. "Kaum Sodom itu kaum apa?" tanya Ribut dalam video yang dilihat detikJatim (25/3/2022).
"Yang laki-laki suka laki-laki itu lho Pak," jawab April.
Lalu di video yang sama Ribut juga menjelaskan orientasi seksual sesama jenis perempuan yang menyukai perempuan. "Kalau perempuan suka sama perempuan namanya apa? Les? Bi," imbuhnya.
Sementara itu, Ribut juga menanyakan ke muridnya contoh kaum sodom. Sang murid, April, dengan lantang menjawab contoh kaum sodom yakni Pak Ribut ini sendiri. Guru honorer itu pun langsung merespons pernyataan April. Dia menjelaskan jika dia memiliki orientasi seks normal.
"Kok bisa Pak Ribut. Pak Ribut ini bukan contohnya Kaum Sodom, Pak Ribut ini contohnya kaum normal, suka perempuan," imbuhnya.
Video itu ketika diakses detikJatim pada Sabtu (26/3/2022) pukul 17.30 WIB sudah ditonton lebih dari 13,7 juta kali, disukai 4,1 juta akun, dan dikomentari sebanyak lebih dari 40 ribu kali.
Setelah videonya viral, Pak Ribut mengklarifikasi. Dia mengaku tidak bermaksud membicarakan seksualitas kepada murid-muridnya, melainkan hanya memberikan penjelasan atas pertanyaan muridnya tentang Kaum Sodom yang ada dalam mata pelajaran Agama Islam dan diujikan dalam Penilaian Tengah Semester (PTS) Kelas II.
"Jadi saat itu sedang ujian mata pelajaran Agama Islam. Bu Ita guru agama sedang cuti. Saya yang menggantikan. Sebelum saya mengambil video itu anak-anak tanya, Pak Ribut kaum Sodom itu apa? Otomatis sebagai guru saya menjelaskan. Apalagi anak-anak kelas II itu masih sangat polos. Jadi saya jelaskan kepada mereka secara detail dengan bahasa yang mudah mereka pahami," ujar Pak Ribut kepada detikJatim Jumat (25/3/2022).
(hil/fat)