Seorang siswi SMP Swasta di Sidoarjo bersama beberapa temannya diminta belajar di ruang serba guna (multi purpose) saat ujian berlangsung. Gara-garanya, siswa itu masih memiliki tunggakan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
Siswi itu adalah Selviana Ayu Widyawardani (15). Selviana duduk di kelas IX SMP Unggulan Al-Falah, Desa Siwalanpanji, Buduran. Dia harus belajar di musala saat ujian Penilaian Tengah Semester (PTS) berlangsung.
Sekolah beralasan siswi yang duduk di bangku Kelas 9A itu, serta 6 orang temannya yang lain masih memiliki tunggakan SPP yang jumlahnya tidak sedikit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayu sendiri yang tinggal di kawasan Sidokerto, Buduran itu memiliki tunggakan mencapai Rp 4.042.000. Antara lain tunggakan SPP saat kelas VII, kelas VIII, juga biaya lain seperti daftar ulang, dan biaya ujian PTS dan Penilaian Akhir Semester (PAS).
Tidak hanya itu, selama duduk di bangku kelas IX ini Ayu juga memiliki tunggakan SPP 3 bulan dengan total tunggakan mencapai Rp 750 ribu.
Bambang Dwi Cahyono (49) ayah Ayu mengaku tidak mampu membayar semua tunggakan SPP dan biaya sekolah lainnya itu. Karena itu dia sempat mengajukan keringanan untuk mencicil tunggakan itu.
"Bulan Desember 2021 saya datang ke sekolah untuk mencicil Rp 2 juta. Tapi tidak diterima. Katanya harus lunas semuanya," kata Bambang ketika ditemui detikJatim di rumahnya, Selasa (15/3/2022).
Bambang mengaku tidak mampu bila harus melunasi semua tunggakan biaya sekolah. Alasannya, dia yang cuma seorang kuli bangunan serabutan yang juga terdampak Pandemi Covid-19 dengan sepinya pekerjaan yang dia dapatkan.
Bambang menegaskan dia bukan tidak mau melunasi seluruh tunggakan itu. Dia hanya memohon keringanan waktu dari sekolah untuk bisa mencicil semua tunggakan itu.
"Bagi saya yang terpenting anak saya bisa sekolah dulu. Tapi sepertinya pihak sekolah tidak berkenan," katanya.
Mengenai masalah ini, detikJatim sudah berupaya mengonfirmasi Kepala Sekolah SMP Unggulan Al-Falah Syamsuddin di kantornya, tapi yang bersangkutan tidak berada di tempat.
Konfirmasi juga sudah diupayakan melalui pesan WhatsApp maupun melalui sambungan telepon. Setidaknya sudah tiga kali mencoba menelepon tapi sama sekali tidak direspons.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo Tirto Adi mengatakan seharusnya ada komunikasi yang baik antara orang tua dan pihak sekolah.
Tirto mengakui, karena yang diadukan ini adalah sekolah swasta, menurutnya sekolah swasta memang memerlukan pembiayaan dari orang tua murid untuk bisa beroperasi secara ideal.
"Namun sekolah harus bijaksana. Kalau orang tua benar-benar tidak atau belum mampu, ya, harus memberi jangka waktu pembayaran," kata Tirto.
Berkaitan kasus ini Tirto mengatakan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo akan melakukan koordinasi dengan SMP Unggulan Al-Falah.
"Kami akan berkoordinasi dengan pihak sekolah. Kami akan membantu dan menjembatani agar siswa tetap bisa mengikuti ujian dan orang tua diberi keringanan. Saya sudah komunikasi dengan kepala sekolahnya tadi," ujarnya.
Tirto mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak sekolah berkaitan kasus yang dialami Ayu. Menurutnya, pihak sekolah telah sepakat untuk bertemu dengan Dinas Pendidikan Rabu (16/3/2022).
"Besok kami akan temui sekolah dulu, selanjutnya kami akan temui orang tua siswa untuk memastikan, kesanggupan mencicil tunggakan itu seperti apa?" Katanya.
(dpe/iwd)