Selain anak dan istri, warga Desa Ketapangkuning, Ngusikan, Jombang juga menyelamatkan sapi peliharaan mereka saat banjir melanda. Bahkan, mereka rela tidur bersama sapi-sapi tersebut di tenda darurat yang didirikan di tepi jalan desa.
Tenda darurat dengan atap terpal dan banner bekas berdiri di tepi Jalan Raya Desa Ketapangkuning. Bukan para pengungsi, tenda tersebut ditempati sekitar 10 sapi milik warga setempat.
Sapi-sapi tersebut antara lain milik Supardi (50), warga Dusun Ketapangrejo, RT 4 RW 2, Desa Ketapangkuning. Ia mengevakuasi 2 ekor sapi miliknya ke tenda darurat sejak banjir melanda pada Jumat (11/3) malam. Karena meluapnya Sungai Marmoyo.
"Saat itu banjir luapan dari sungai datang dengan cepat, kami tak sempat membawa barang. Yang sempat hanya sapi dibawa ke jalan raya supaya bisa tidur dan tidak mati," kata Supardi kepada wartawan di lokasi, Selasa (15/3/2022).
Selama tiga malam, Supardi terpaksa tidur di tenda darurat bersama sapi peliharaannya. Selain itu, ia juga memantau kondisi banjir agar bisa memberi peringatan dini kepada anak dan istrinya yang bertahan di rumah.
Baca juga: Tiga Desa di Jombang Masih Banjir |
"Saya tidur di pinggir sapi ini, tidak bisa tidur nyenyak karena banyak nyamuknya," terangnya.
Siang ini, banjir yang merendam rumah Supardi sudah mulai surut. Ketinggian air tinggal sekitar 50 cm. Namun, ia belum berani membawa pulang 2 sapinya karena kandangnya masih terendam air.
Untuk makan sehari-hari, Supardi mengandalkan bantuan dari pemerintah. "Makan kadang di balai dusun ada sumbangan dari pemerintah berupa nasi, mi dan air," cetusnya.
Begitu juga yang dilakukan Mulyo (52), warga Dusun Ketapangrejo RT 5 RW 1. Ia terpaksa mengevakuasi sapi-sapi peliharaannya ke Jalan Raya Ketapangkuning karena rumahnya terendam banjir sejak Jumat (11/3) malam. Saat itu, ketinggian air sempat mencapai 1 meter.
"Karena banjir, kandangnya banyak airnya, saya ungsikan ke jalan. Khawatirnya mati karena kena air tidak bisa tidur," jelasnya.
Sementara anak dan istrinya telah ia ungsikan ke rumah saudaranya yang tidak terdampak banjir. Mulyo sendiri rela tidur di tepi jalan bersama sapi-sapi peliharaannya. Ia hanya tidur beralaskan karpet lantai yang ia bawa dari rumahnya.
"Saya tidur di sebelah sapi-sapi ini, setiap malam harus dijaga," ungkapnya.
Kasi Kesejahteraan Desa Ketapangkuning Muhammad Ari menambahkan, banjir siang ini tinggal di Dusun Ketapangrejo saja. Ketinggian air yang merendam permukiman penduduk 20-30 cm.
"Yang masih banjir di Ketapangrejo saja, yang terdampak sekitar 450 KK atau 900 jiwa," tandasnya.
Simak Video "Video: Dayeuhkolot Bandung Banjir Lagi, Warga Ngaku Sudah Capek"
(iwd/iwd)