Merasa Diabaikan, Korban Banjir di Bima Kembali Blokade Jalan

Merasa Diabaikan, Korban Banjir di Bima Kembali Blokade Jalan

Sui Suadnyana, Rafiin - detikBali
Kamis, 25 Sep 2025 18:20 WIB
Korban banjir Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, NTB, kembali memblokade jalan. Mereka merasa diabaikan Pemprov dan DPRD NTB, Kamis, (25/9/2025). (Istimewa)
Foto: Korban banjir Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, NTB, kembali memblokade jalan. Mereka merasa diabaikan Pemprov dan DPRD NTB, Kamis, (25/9/2025). (Istimewa)
Bima -

Korban banjir di Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali memblokade jalan lintas Wera-Bima Kota. Blokade jalan dilakukan karena mereka merasa diabaikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTB.

"Blokade jalan yang dilakukan hari ini, kami ingin menagih janji pemerintah, terutama Pemprov dan DPRD NTB, terkait penanganan pascabanjir," ucap perwakilan korban banjir Nanga Wera, Ahmad, saat dikonfirmasi detikBali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahmad mengungkapkan korban banjir di Desa Nanga Wera menuntut keadilan dan perhatian dari Pemprov dan DPRD NTB. Sebab, dampak banjir, seperti rumah terbawa arus dan rusak, belum tertangani.

"Dahulu kami dijanjikan akan mendapatkan bantuan pembangunan dan perbaikan rumah, tetapi belum ada realisasi sampai saat ini," terang Ahmad.

ADVERTISEMENT

Kepala Desa (Kades) Nanga Wera, Umar, mengatakan penanganan pascabanjir di wilayahnya membutuhkan keterlibatan semua pihak, terutama Pemprov NTB dan Pemkab Bima. Namun, proses penanganan pascabanjir belum ada kejelasan.

"Rumah warga yang terbawa arus banjir belum dibangun. Begitu pun dengan rumah-rumah yang rusak juga belum diperbaiki. Dam untuk mengairi lahan sawah warga juga tidak ada kejelasan pembangunannya," kata Umar.

Umar berharap pemerintah bergerak cepat melakukan penanganan karena persoalan ini menyangkut tempat tinggal warga yang tidak ada serta lahan sawah yang menjadi mata pencaharian warga.

"Warga kami 99 persen bergantung dari sektor pertanian. Saya harapkan pembahasan APBD-P yang berjalan saat ini juga dialokasikan untuk perumahan dan ketahanan pangan bagi korban banjir Nanga Wera," harap Umar.

Umar juga mengakui telah dipanggil Bupati Bima, Ady Mahyudi, saat korban banjir memblokade jalan. Hasilnya, sebagian tuntutan korban banjir Desa Nanga Wera akan ditindaklanjuti oleh Pemkab Bima. Setelah pertemuan itu, aksi blokade juga langsung dibuka.

"Bupati sampaikan ke saya akan dialokasikan anggaran untuk korban banjir yang bersumber dari Bagian Kesra. Nilai atau besarnya Rp 15 juta per orang bagi 9 korban banjir," tutur Umar.

Pejabat Kesra Setda Kabupaten Bima, Ahyani, membenarkan korban banjir Desa Nanga Wera akan diberikan bantuan dana Rp 15 juta per orang. Dana itu akan dicairkan langsung ke korban banjir melalui nomor rekening masing-masing.

"Secepatnya akan dicairkan. Langsung ke rekening masing-masing korban banjir," jelas Ahyani.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads