Khofifah Ambil Tanah-Air dari Situs Sumur Upas untuk IKN Nusantara

Khofifah Ambil Tanah-Air dari Situs Sumur Upas untuk IKN Nusantara

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Sabtu, 12 Mar 2022 21:27 WIB
Khofifah Indar Parawansa.
Foto: dok. Enggran Eko Budianto/detikcom
Mojokerto - Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa didampingi Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati, mengambil tanah dan air dari Situs Sumur Upas. Sampel dari situs peninggalan Kerajaan Majapahit ini menjadi salah satu air dan tanah yang akan dikirim ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kaltim.

Kedatangan Gubernur Khofifah di Situs Sumur Upas, Dusun Kedaton, Desa Sentonorejo, Trowulan, Mojokerto disambut selawat. Dia didampingi Bupati Ikfina dan Wali Kota Mojokerto untuk mengambil air dan tanah dari situs peninggalan Kerajaan Majapahit tersebut.

Sampel air diambil dari sebuah sumur di dalam Situs Sumur Upas. Khofifah memasukkan air tersebut ke dalam sebuah kendi yang dibungkus kain batik. Sedangkan sampel tanah diambil di antara struktur purbakala di dalam Situs Sumur Upas.

Khofifah mengatakan, para gubernur di seluruh Indonesia akan bertolak ke Kalimantan Timur pada Minggu (13/3). Keesokan harinya, Senin (14/3) pagi, semua gubernur menuju ke titik nol geodesi IKN di Kalimantan Timur.

"Seluruh gubernur diminta membawa air dan tanah dari masing-masing provinsi. Kemudian akan menanam pohon yang spesifik dari masing-masing provinsi," kata Khofifah kepada wartawan di lokasi, Sabtu (12/3/2022).

Untuk menjalankan tugas tersebut, lanjut Khofifah, pihaknya telah berdiskusi dengan para sejarawan, budayawan, tokoh adat, cendekiawan dari Unair dan ITS, serta Bupati dan Wali Kota Mojokerto. Diskusi tersebut menghasilkan kesepakatan bersama, pihaknya mengambil sampel tanah dan air dari 7 titik di Jatim.

"Kami mendapatkan penugasan saja, semua gubernur diminta membawa air dan tanah dari masing-masing daerahnya. Kebetulan IKN nanti namanya Nusantara. Ini (Situs Sumur Upas) salah satu titik kami mengambil air dan tanah untuk dicampur dengan air dan tanah dari 33 provinsi yang lain," terang Kofifah saat ditanya wartawan ihwal fungsi tanah dan air tersebut dibawa ke IKN Nusantara di Kaltim.

Sampel air dan tanah dari Jatim yang akan dibawa ke IKN Nusantara, kata Khofifah, antara lain diambil dari Situs Sumur Upas dan Situs Kumitir yang juga peninggalan Majapahit di Desa Kumitir, Jatirejo, Mojokerto. Tiga titik tersebut dipilih karena mewakili histori Kerajaan Majapahit yang berkaitan erat dengan nama IKN, yaitu Nusantara.

"Mengingat nama calon ibu kota baru nanti adalah Nusantara. Dalam referensi yang saya baca, Nusantara adalah bagian dari Sumpah Palapa yang diikrarkan oleh Mahapatih Gajah Mada. Nusa artinya pulau, antara artinya pulau-pulau di luar yang banyak itu dipersatukan Kerajaan Majapahit," jelasnya.

Khofifah menuturkan, Sumpah Palapa menjadi bukti kekuatan tekat Mahapatih Gajah Mada yang luar biasa hingga mampu menyatukan seluruh wilayah Nusantara. Gajah Mada menjadi patih sejak pemerintahan Putri Raden Wijaya, Tribhuwana Tungga Dewi. Majapahit mencapai kekajaannya pada masa Raja Hayam Wuruk.

Referensi sejarah tersebut dari Naskah Negarakertagama. Selain itu, Khofifah juga mengadopsi dari Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Salah satu isinya menerangkan Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.

"Bahwa kabinekaan itu akan menjadi satu kesatuan dan kebenaran tidak boleh mendua," cetusnya.

Sampel tanah dan air dari Jatim untuk IKN Nusantara, kata Khofifah, juga diambil dari hulu Sungai Brantas di Kota Batu. "Karena awal kerajaan ini pindah dari Jateng ke Jatim mencari sumber air untuk membangun ekosistem di perairan dan kesejahteraan masyarakat pada awal Majapahit didirikan," ujarnya.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim ini menambahkan, sampel tanah dan air dari wilayahnya ini menjadi salah satu kontribusi masyarakat Jatim untuk IKN Nusantara.

"Insyaallah ini bagian dari kontribusi Jatim karena nama Nusantara yang sudah ditentukan Pak Presiden menjadi nama Ibu Kota baru nanti ada di dalam Sumpah Palapa Mahapatih Gajah Mada. Semoga bisa mereferensikan Nusantara seperti yang diharapkan Mahapatih Gajah Mada pulau-pulau terluar itu bisa dipersatukan. Kalau dulu di bawah Kerajaan Majapahit, kalau sekarang di bawah NKRI," tandas Khofifah.


(prf/ega)


Hide Ads