Isak Tangis Sambut Kepulangan 2 Korban Selamat Perahu Pecah di Laut Tuban

Isak Tangis Sambut Kepulangan 2 Korban Selamat Perahu Pecah di Laut Tuban

Ainur Rofiq - detikJatim
Senin, 07 Feb 2022 21:27 WIB
Tuban
Keluarga menyambut korban kapal pecah dengan isak tangis (Foto: Ainur Rofiq)
Tuban -

Isak tangis mengiringi kepulangan dua korban selamat perahu pecah di Laut Tuban. Mereka diantar langsung petugas Pol Airud ke rumahnya di Desa Socorejo, Kecamatan Jenu, Tuban.

Perahu ini ditumpangi dua nelayan, yakni Joni Purniawan (29) dan Taufik Hidayat (23). Haru tak mampu dibendung usai melihat dua nelayan tersebut selamat setelah terombang-ambing di lautan.

Istri Joni, Lanik (25) terlihat sangat terharu. Beberapa kali dia terlihat terus mengusap air matanya saat duduk di samping suami, tiga anak hingga seluruh kerabat dan tetangganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu juga Dias (20) istri dari korban selamat Taufik Hidayat. Dia juga tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya.

"Alhamdulillah kedua korban selamat sudah kita antar pulang bertemu demgan pihak keluarga dan anaknya. Suasana haru dan isak tangis tadi juga begitu terlihat di dua rumah korban yang saling berdekat," tutur Kepala Pos Polairud Bripka Joko Nurcahyo, Senin (7/2/2022).

ADVERTISEMENT

Dua korban selamat mengaku baru pulang dari memasang jaring. Tak disangka perahu yang mereka tumpangi terkena ombak hingga pecah.

"Ini tadi mau pulang habis pasang bubu, tali putus, ombak nerjang," jelas Joni.

Sebelumnya, proses penyelamatan dua nelayan korban perahu pecah dihantam ombak di laut Tuban berjalan dramatis. Kedua nelayan dievakuasi dengan menggunakan crane ke atas kapal.

Usai dievakuasi, Joni dan Taufik terlihat masih syok. Dia berdiri sambil berpegangan kuat pada tali crane. Petugas Pol Air dengan menggunakan alat pengaman lengkap serta pelampung menemaninya.

Proses evakuasi terasa lebih dramatis, apa lagi cuaca mendung dan angin cukup kencang mewarnai proses evakuasi nelayan tersebut.

"Kita di atas kapal sekitar jam 10.00 WIB, alhamdulillah keluarga di rumah wes arep arep kabar (sudah menantikan kabar) pak. Sebenarnya kita habis pasang wuwu. Perjalanan pulang kok kena musibah," kata Joni.

Sementara itu kerugian material pecahnya perahu dan mesin membuat keduanya merugi sekitar Rp65 juta. Perahu yang terbuat dari kayu ini pecah akibat gelombang air laut utara yang tinggi.

Keduanya pun sempat melihat ada kapal yang lewat. Lalu, dua nelayan ini mencoba berenang mendekati kapal tersebut untuk meminta pertolongan.

"Berangkat ke laut itu setengah delapan pagi tadi, sekitar jam 10 perahu dihantam ombak. Akhirnya saya dan teman berpegangan pada kayu dan terapung apung berusaha renang mendekat ke kapal yang lewat sekitar 5 mil," ungkap Joni.

Setelah dekat dengan kapal, Joni dan rekannya berteriak minta tolong. Beruntung, para awak kapal mendengar teriakannya dan menyelamatkan mereka.

"Alhamdulillah teriak-teriak kok dengar," tambah Joni.

Joni dan Taufik mengaku tak bisa membayangkan jika tak ada kapal yang menolong mereka saat itu. Mereka sempat pesimis karena kondisi ombak yang sangat besar dan kejadian ini berlangsung tepat di tengah laut utara.

"Pokoknya kita nggak tahu apa yang terjadi jika nggak ada kapal Galunggung ini," imbuh Joni lirih.

Keduanya diselamatkan awak Kapal MP Galunggung di perairan Tuban yang berjarak sekitar 5,13 mil dari bibir pantai. Mereka kini telah tiba di Dermaga TPPI Pertamina Tuban.




(hil/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads