Imlek identik dengan turunnya hujan. Karena hujan dipercaya bisa membawa berkah bagi perayaan Tahun Baru Cina. Benarkah?
"Memang betul (membawa berkah)," ujar pendeta tinggi Taoisme asal Surabaya Stanley Prayogo kepada detikJatim, Senin (31/1/2022).
Menurut Stanley, anggapan itu berawal dari sejarah perayaan Imlek di Tiongkok. Pergantian tahun baru Cina itu selalu terjadi di akhir bulan Januari atau awal Februari. Tepatnya saat transisi musim salju ke musim semi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Datangnya musim semi dianggap lambang keberkahan bagi masyarakat Tiongkok. Sebab pada musim semi, salju dan es mulai mencair, matahari mulai keluar, hujan turun, dan tidak terlalu berkabut.
Cuaca tersebut dianggap baik untuk makhluk hidup di bumi. Karena tumbuhan mulai bisa ditanam dan panen lagi, bunga-bunga mulai bermekaran, dan hewan-hewan kembali beraktivitas untuk kehidupan manusia.
Suasana itu dianggap baik untuk manusia mencari rejeki. "Itu tanda rejeki dan berkah yang disongsong untuk setahun ke depan," kata Stanley.
Stanley menambahkan anggapan hujan membawa berkah juga masih dipercaya oleh Tionghoa di Surabaya maupun Indonesia. Sebab, hujan juga merupakan tanda rezeki dan kemakmuran.
"Pergantian tahun dengan hujan akan menjadi pertanda tahun yang baik," tandas Stanley.
(iwd/iwd)