Proses pemindahan dan pemugaran Candi Lumbung di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang telah rampung. Berakhirnya proses pemugaran ini menandakan Candi Lumbung tersebut sekarang tidak 'ngungsi' lagi.
Menandai berakhirnya pemindahan dan pemugaran dilakukan doa bersama oleh umat Hindu. Dalam doa bersama ini dipimpin Ida Pedanda Gede Dwaja Tembuku, Ida Pedanda Gede Karang Kerta Udyana, dan Ida Pedanda Gede Intaran Krama.
Diketahui, Candi Lumbung ini dulunya berada di pinggiran aliran Sungai Pabelan. Kemudian saat terjadi erupsi Merapi 2010, bangunan candi terancam banjir lahar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian untuk penyelamatan Candi Lumbung dipindahkan menuju tempat yang aman di Desa Tlatar, Kecamatan Sawangan. Di Tlatar ini menyewa lahan hingga Juli 2023 dan sekarang dikembalikan di Desa Sengi menempati lahan milik desa.
"Ini Candi Lumbung proses pemindahan sudah selesai. Kita lakukan dua tahap, kemarin tahun 2023 dan dilanjutkan tahun ini. Alhamdulillah proses pemindahan sudah selesai dan Candi Lumbung kita kembalikan kembali ke Desa Sengi," kata Eri Budiarto dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X kepada wartawan di Candi Lumbung, Jumat (18/10/2023).
![]() |
Proses pemindahan membutuhkan waktu dua periode. Pertama di tahun 2023 dan kemudian dilanjutkan tahun ini. Hal ini karena proses pemindahan tidak mudah.
"Karena memang proses pemindahan kan tidak gampang. Kita juga menggunakan peralatan peralatan. Sebetulnya kalau kita jalankan dengan berkelanjutan itu satu tahun bisa selesai, tapi karena program anggaran itu secara dua tahap," kata Eri yang juga Koordinator Pemindahan Candi Lumbung, itu.
"Batu asli itu ada sekitar 75 persen. Batu baru untuk secara konstruksi memang harus kita pasang batu baru untuk keamanan pengunjung dan lain sebagainya, sisanya hanya itu," ujar Eri.
Untuk bagian tubuh sampai atap, kata Eri, banyak yang belum ditemukan batu kulitnya sehingga tidak bisa dipasang.
"Kemungkinan pada saat terjadi bencana, batu-batu tersebut terkena bencana Merapi jatuh ke sungai dan hilang. Karena sampai saat ini, kita cari juga tidak ketemu untuk batu kulit bagian atapnya," kata dia.
"Kalau di Tlatar, kurang lebih waktu itu pemindahannya tahun 2010, kalau nggak salah. Terus, kita pindah ke sini tahun 2023, ya sekitar kurang lebih 12,13 tahun," ujarnya.
(rih/apu)