Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut pengelolaan kawasan wisata Borobudur kini dikelola oleh BUMN yakni PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC). Jika sebelumnya pengelolaan dibagi Kemendikbud Ristek, Kementerian Pariwisata, Kemenag dan Pemerintah Daerah (Pemda), kini pengelolaan hanya satu pintu.
"Ini alhamdulilah kerja nyata yang dibuktikan dengan pemerintah Pak Joko Widodo kerja sama Kementerian PUPR, BUMN. Ini pertama kali kawasan Borobudur dikelola satu pintu," kata Erick saat meninjau Museum dan Kampung Seni Borobudur (MKSB) di Kujon, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Selasa (1/10/2024).
Erick menegaskan koordinasi pengelolaan Borobudur kini berada di tangan Kementeriannya. Dirinya menyebut pola pengelolaan itu sudah menampakkan hasil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi untuk Kementerian Pendidikan, lalu juga Kementerian Pariwisata, Kementerian Agama, pemerintah daerah menyerahkan koordinasinya di kami, di BUMN. Dan tentu ini bukan berarti kita ingin jemawa atau apa, karena memang tidak mungkin sebuah wilayah tidak dikelola secara bersamaan dengan satu visi. Dan bisa kita lihat sekarang dengan kerja sama ini sudah tertata rapi (kawasan Borobudur)," sambung Erick.
Kini kawasan MKSB dilengkapi dengan bangunan untuk pedagang UMKM. Selain itu, dilengkapi dengan bangunan Museum Borobudur. Kemudian saat akan memasuki Candi Borobudur, pengunjung melalui kawasan tersebut yang sudah ditata dengan rapi.
"Karena memang ini dibangun untuk tujuan wisata yang berbasis spiritualisme, kebudayaan, dan edukasi. Kita bisa pelajari bagaimana di Museum Borobudur yang baru saja dibangun (masuknya) gratis," ujar Erick.
"Itu tidak melihat Borobudur sebagai hanya peninggalan sejarah, tetapi juga value masyarakat Indonesia yang dibangun sejak dulu. Contoh, patung Buddhanya saja kalau di beberapa tempat lain berbeda, di sini senyum seperti masyarakat kita. Dan ini kita menunjukkan bagaimana negara kita yang mayoritas penduduknya Islam bisa bersahabat dengan semua agama di bawah payung Pancasila," imbuhnya.
Untuk mendukung kunjungan wisatawan mancanegara, kata Erick, pemerintah telah membuka akses penerbangan dari berbagai negara menuju Bandara YIA.
"Salah satunya Thailand untuk bisa langsung ke Jogja dan Borobudur. Sehingga kita bisa meningkatkan pariwisata ke depan seperti yang disampaikan oleh Pak Prabowo waktu itu habis ketemu pendiri MR Muhammad Alabar," terang Erick.
"Ke depan wisata Indonesia harus bisa tidak kalah dengan Malaysia dan Thailand. Kami hanya membantu daripada kontekstual bagian infrastruktur dan pelayanannya. Kita tidak bermaksud melangkahi berbagai kementerian, tapi ini memang harus disatukan dan hasilnya luar biasa," kata dia.
Saat disinggung perihal rencana peresmian dilakukan Presiden Jokowi pada Selasa (8/10), Erick belum bisa memastikannya.
"Saya tidak tahu nanti kita tawarkan karena ini sesuatu yang dimimpikan hampir 10 tahun baru terjadi hari ini. Karena memang kadang-kadang di Indonesia, kita lebih ribet birokrasi daripada solusi untuk rakyatnya. Kita coba itu," pungkasnya.
(aku/dil)