Melihat Jejak Tionghoa di Museum Nyah Lasem Rembang

Melihat Jejak Tionghoa di Museum Nyah Lasem Rembang

Mukhammad Fadlil - detikJateng
Senin, 10 Jun 2024 06:30 WIB
Museum Nyah Lasem, di Lasem, Kabupaten Rembang, Selasa (4/6/2024).
Museum Nyah Lasem, di Lasem, Kabupaten Rembang, Selasa (4/6/2024). Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng
Rembang - Di 'Tiongkok Kecil' di Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, ada sebuah museum bernama Nyah Lasem. Lokasinya berada di Kompleks Pecinan di Desa Karangturi.

detikJateng mengunjungi museum Nyah Lasem pada Selasa (4/6/2024) sekaligus mewawancarai seorang sinolog sekaligus arsiparis yang bertugas di museum itu, Agni Malagina.

Bangunan museum itu merupakan bekas rumah warga Tionghoa di Lasem. Terlihat dari langgam bangunan rumahnya, yang berciri khas Cina. Yakni halamannya luas ukuran rumahnya besar dan terdapat beberapa bangunan.

Selain itu, bermaterial kayu ukuran tebal dengan rangka rumah seperti tiang dan pintu yang cenderung tinggi. Sementara lantainya berbahan tegel, dindingnya perpaduan tembok dan papan kayu yang juga ukuran tebal.

Di Museum Nyah Lasem menyimpan sejumlah barang sejarah yang spesifikasinya tentang Tionghoa Lasem tempo dulu, dengan segenap dinamika peradabannya.

Salah satunya yakni berupa arsip yang menggambarkan tentang bagaimana dahulu geliat batik Lasem milik warga Tionghoa di era awal abad 20 (1900-1942).

Museum Nyah Lasem, di Lasem, Kabupaten Rembang, Selasa (4/6/2024).Museum Nyah Lasem, di Lasem, Kabupaten Rembang, Selasa (4/6/2024). Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng

Agni Malagina yang juga staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) mengatakan arsip-arsip itu pihaknya kumpulkan sejak dua tahun lalu. Arsip itu diperoleh dari rumah-rumah tua milik warga Tionghoa yang ada di Lasem. Ada yang diperoleh dengan cara dibeli, diberikan secara sukarela, ada juga yang barang warisan.

"Kalau menyimpan arsip, ruang arsip ini kita baru dari dua tahun belakangan. Memang karena sudah banyak arsip yang masuk jadi kita mengumpulkan dengan berbagai cara," terang Agni di Museum Nyah Lasem, Selasa (4/6).

"Ada yang kita beli, ada yang memberikan, ada yang tanda kutip membuang karena sudah tidak memerlukan, ada yang warisan," sambung Agni.

Selama dua tahun proses konservasi sekaligus menganalisis arsip-arsip tua itu, Agni mengungkapkan pihaknya dibantu oleh beberapa sukarelawan.

Ada beberapa hal yang mesti dilakukan dalam proses konservasi arsip-arsip yang beragam macamnya itu. Misalnya menyiapkan media penyimpanannya.

"Kami pakai kertas roti untuk melapisi arsip yang berupa buku atau lembaran-lembaran sebelum disimpan. Karena ini (kertas roti) asamnya rendah jadi aman," ungkap Agni.

Dari kerja keras itu pihaknya berhasil dalam gelaran ajang nominasi Memori Kolektif Bangsa (MKB) 2024 untuk Arsip Jaringan Dagang Batik Tulis Lasem Awal Abad 20.

"Dua tahun terakhir kami bekerja dengan arsip dan kemudian kita punya kesempatan untuk ikut ajang nominasi memori kolektif bangsa untuk jaringan dagang batik," ungkap Angni.

Museum Nyah Lasem, di Lasem, Kabupaten Rembang, Selasa (4/6/2024).Museum Nyah Lasem, di Lasem, Kabupaten Rembang, Selasa (4/6/2024). Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng

Sementara itu, Direktur Museum Nyah Lasem, Feysa Poetry menuturkan jumlah total arsip yang diajukan adalah 196, terdiri dari korespondensi, bukti pembayaran, catatan rekapitulasi, tagihan firma perjalanan, dan foto dalam tiga bahasa yaitu Belanda, Cina, serta Melayu Pasar.

"Penganugerahan ini sangat berarti untuk melegitimasi sejarah masyarakat yang sering terlupakan dalam sejarah formal Indonesia. Dalam kasus Lasem, yang berkali-kali mendapat penghapusan sistemik dari zaman kolonial hingga Orde Baru, mengunjungi kembali memori warga menjadi sebuah gerakan perlawanan untuk tetap berdaya di atas narasi sendiri," tutur Feysa melalui keterangan tertulisnya yang diterima detikJateng.

Arsip Jaringan Dagang Batik Lasem Awal Abad 20 dipamerkan di Museum Nyah Lasem sejak tanggal 31 Mei hingga 30 Desember 2024, terbuka untuk warga, komunitas, pelajar, wisatawan dan umum. Lokasi Museum Nyah Lasem sendiri terletak di Jalan Karangturi V No.2 Lasem, dibuka setiap Hari Selasa hingga Minggu.


(rih/ahr)


Hide Ads