Curhat Pedagang Kucing-kucingan dengan Satpol di Kota Lama, Ini Respons Walkot

Curhat Pedagang Kucing-kucingan dengan Satpol di Kota Lama, Ini Respons Walkot

Afzal Nur Iman - detikJateng
Senin, 25 Des 2023 21:00 WIB
Suasana ramainya Kota Lama Semarang saat libur Nataru, Senin (25/12/2023).
Suasana ramainya Kota Lama Semarang saat libur Nataru, Senin (25/12/2023). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng
Semarang -

Kota Lama menjadi salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi pada momen liburan Nataru tahun ini. Para pedagang keliling di Kota Lama pun turut ketiban rezeki meski harus kucing-kucingan dengan Satpol PP.

Pantauan detikJateng, Senin (25/12), Kota Lama Semarang tampak ramai wisatawan saat sore. Mereka asik mondar-mandir menyaksikan gedung-gedung tua yang berjajar rapi.

Banyak pula wisatawan yang berfoto bersama dengan latar gedung tua atau sekadar duduk-duduk di tempat yang disediakan. Taman Srigunting menjadi pusat keramaian di kawasan Kota Lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pedagang keliling pun turut meramaikan suasana Kota Lama. Mereka menjajakan es teh dan telur gulung dengan menggunakan nampan. Ada juga yang menjual balon dan mainan anak.

Para pedagang keliling itu mengaku bisa mendapat keuntungan lebih saat momen liburan seperti hari ini. Padahal ada aturan yang melarang mereka mengais rezeki di kawasan Kota Lama.

ADVERTISEMENT

"Perbandingannya jauh, hari biasa sepi. Kalau ramai kayak gini dapatnya banyak. Hari biasa paling Rp 50 ribu, Rp 30 ribu. Kalau hari ini bisa sampai Rp 200 ribu bersihnya," kata pedagang es teh, Lestari (35) saat ditemui detikJateng.

Demi mendapat rezeki yang berkali lipat dibanding saat hari biasa, Lestari mengaku rela harus kucing-kucingan dengan Satpol PP.

Suasana ramainya Kota Lama Semarang saat libur Nataru, Senin (25/12/2023).Suasana ramainya Kota Lama Semarang saat libur Nataru, Senin (25/12/2023). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng

"(Jualan) Keliling-keliling nanti kalau udah diusir Satpol. Ya begini lah, yang penting nggak ada Satpol PP aja. Kalau ada ini kan nanti diminta (disita) kalau bawa kayak gini " ujar Lestari sambil menunjukkan nampannya.

Dia berharap Pemkot Semarang berkenan mengizinkan para pedagang keliling di Kota Lama. Dia mengaku tak punya ijazah itu untuk mencari pekerjaan lain.

"Kasihan ini ya orang-orang yang nggak punya, kan kalau jualan kayak gini nggak pakai ijazah ya," ucapnya.

Siska (47) yang sehari-hari berjualan balon di Kota Lama juga berharap hal yang sama. Dia ingin ada regulasi yang mengizinkan dirinya berjualan di kawasan cagar budaya tersebut.

Saat dimintai konfirmasi mengenai curhat para pedagang keliling itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan larangan bagi pedagang kaki lima berjualan di kawasan Kota Lama sudah ada sejak dulu.

"Ya memang dari dulu Kota Lama tidak boleh (buat pedagang kaki lima) karena kan di sana kawasan cagar budaya. Dan memang dari dulu sudah disampaikan kepada pedagang kaki lima untuk tidak di situ," ujar Wali Kota yang akrab disapa Mbak Ita itu saat dihubungi via telepon.

Ita menjelaskan, Pemkot Semarang sudah memfasilitasi para pedagang kaki lima untuk berjualan di tempat lain.

"Kalau satu diokein nanti mau semua. Biar wisatawan menikmati keindahan Kota Lama gitu, dan juga di sana sudah disiapkan kafe-kafe, kan memang Kota Lama dibuat seperti itu, mereka sudah disiapkan tempat sendiri-sendiri," jelasnya.




(dil/dil)


Hide Ads