Bledug Kuwu, Fenomena Telaga Lumpur di Grobogan dan Legendanya

Bledug Kuwu, Fenomena Telaga Lumpur di Grobogan dan Legendanya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Rabu, 22 Nov 2023 13:23 WIB
Bledug Kuwu, salah satu wisata di Grobogan.
Ilustrai Bledug Kuwu, Fenomena Telaga Lumpur di Grobogan dan Legendanya-Bledug Kuwu, salah satu wisata di Grobogan. Foto: Dok. Visit Jateng
Solo -

Terdapat sebuah fenomena alam yang unik di Kabupaten Grobogan, yaitu Bledug Kuwu. Tempat wisata alam ini merupakan telaga lumpur yang mirip dengan tragedi lumpur Lapindo.

Namun telaga lumpur Bledug Kuwu ini tidak menimbulkan kerugian seperti yang terjadi di Porong, Sidoarjo. Pemerintah setempat dan masyarakat justru memanfaatkannya sebagai lokasi wisata dan sentra pembuatan garam.

Penasaran seperti apa wisata Bledug Kuwu yang berada di Grobogan ini? Mari simak informasi lengkap yang detikJateng rangkum dari laman resmi Pemkab Grobogan, Badan Otorita Borobudur, Visit Jateng, dan DPAD DIY.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena Unik Bledug Kuwu

Bledug Kuwu adalah sebuah destinasi wisata unik di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menawarkan fenomena alam yang menakjubkan. Terletak di Desa Kuwu, sekitar 30 km timur Purwodadi, tempat ini menyuguhkan letupan lumpur yang spektakuler.

Ketika menginjakkan kaki ke kawasan seluas 45 hektar ini, pengunjung akan dibuat terpesona oleh hamparan tanah kosong yang mengeluarkan asap putih. Dentuman seperti meriam pun kerap terdengar di sini. Lengkap dengan suara menggelegar dan bunyi air mendidih yang menyertainya.

ADVERTISEMENT

Letupan lumpur di Bledug Kuwu bervariasi, bahkan ada yang mencapai tiga meter dan seukuran balon udara.

Berhati-hatilah saat menikmati fenomena ini karena tanah yang keras di atasnya ternyata menyimpan lumpur di bawahnya. Lokasi ini dikelola oleh pemerintah sejak 1983 dan jumlah pengunjungnya selalu meningkat setiap tahunnya.

Lumpur yang keluar dari dalam tanah di sini juga unik karena mengandung garam. Fenomena ini cukup membuat banyak orang heran karena letaknya jauh dari laut. Bahkan, wilayah Grobogan sendiri termasuk kabupaten yang tidak memiliki garis pantai.

Warga setempat memanfaatkannya untuk membuat garam secara tradisional. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Bledug Kuwu dan merasakan keajaiban alamnya yang menakjubkan.

Legenda Bledug Kuwu

Masyarakat Grobogan dan sekitarnya mempercayai bahwa kemunculan Bledug Kuwu ini berhubungan dengan cerita rakyat Aji Saka.

Pada abad ke-7 Masehi, di wilayah Kerajaan Medang Kamulan yang dipimpin oleh Dinasti Sanjaya, terdapat raja aneh bernama Dewata Cengkar yang gemar makan daging manusia.

Rakyat hidup dalam ketakutan, mencoba melawan tanpa hasil. Kemudian munculah Ajisaka, seorang pengembara yang menantang sang raja dengan adu kesaktian di depan ribuan orang.

Ajisaka yang tampak kecil itu menerima tantangan sang raja. Namun ada syarat yang berlaku, jika kalah, tubuhnya akan menjadi santapan raja. Ajisaka pun setuju, tetapi meminta agar tulang-tulangnya ditanam dalam tanah seukuran lebar ikat kepalanya jika ia kalah.

Sang raja setuju tanpa menyadari keajaiban ikat kepala Ajisaka. Ketika ikat kepala dilepaskan, benda tersebut terus melebar. Akibatnya, sang raja yang membentangkan ikat kepala tersebut tercebur ke Laut Selatan dan menjelma menjadi buaya putih.

Ajisaka diangkat sebagai raja, tetapi muncul naga bernama Jaka Linglung yang mengaku sebagai anak Ajisaka. Ajisaka menolak mengakui dan meminta Jaka Linglung membunuh buaya putih.

Jaka Linglung berhasil, namun Ajisaka mengirimnya melewati tanah agar tidak mengganggu penduduk. Setelah sukses, Jaka Linglung muncul di Kuwu, tempat yang kini menjadi Bledug Kuwu. Tempat ini adalah tanda keberhasilannya membunuh Dewata Cengkar.

Demikian penjelasan mengenai Bledug Kuwu, telaga lumpur asin di Grobogan serta legenda di baliknya.




(cln/apl)


Hide Ads