Di kawasan Kota Lama Semarang terdapat satu bangunan yang sangat ikonik, yaitu Gereja Blenduk. Bangunan ini tampak mencolok karena memiliki atap berwarna merah dengan bentuk setengah bola.
Gereja ini berada di Jalan Letjen Suprapto Nomor 32, Tanjung Mas, Semarang Utara, Kota Semarang. Meski letaknya di dalam kawasan wisata Kota Lama, gereja ini masih aktif digunakan untuk menjalankan peribadatan.
Berikut ini informasi lengkap seputar Gereja Blenduk, dikutip detikJateng dari laman resmi DPAD Provinsi DIY, Portal Informasi Indonesia, dan Visit Jateng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Pembangunan Gereja Blenduk
Gereja Blenduk, atau Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel dibangun untuk pertama kalinya pada 1742. Johannes Wilhelmus Swemmelaar menjadi pendeta pertama pada masa pelayanan 1753-1760 M.
Pada awalnya, gereja ini memiliki bentuk rumah panggung Jawa. Namun pada tahun 1787-1794, gereja ini mengalami renovasi total. Strukturnya pun berubah mengikuti pola arsitektur gereja Protestan Eropa dengan sentuhan gaya Barok dan Renaisans.
Renovasi kedua yang signifikan dilakukan pada tahun 1894-1895 oleh H.P.A. De Wilde dan W. Westmaas. Gereja ini kemudian memiliki bentuk dan desain yang terlihat seperti sekarang.
Keseluruhan bangunannya menampilkan gaya Pseudo Barok yang mengadopsi gaya arsitektur Eropa klasik dari abad ke-17 hingga ke-19. Sejarah renovasi-renovasi tersebut diabadikan dalam tulisan di batu marmer di bawah altar gereja.
Desain Arsitektur yang Memukau
Gereja Blenduk menonjolkan desain arsitektur yang mempesona. Denah oktagonal atau segi delapan beraturan dengan ruang induk di tengah menjadi ciri khasnya. Kubah 'Blenduk' yang menggembung memberikan karakter unik pada bangunan ini.
Selain itu, penambahan elemen-elemen seperti menara kembar, kubah berwarna kemerah-merahan, dan struktur teras pintu masuk utama pada tahun 1894-1895 menunjukkan pengaruh Eropa yang semakin kuat pada desain keseluruhan gereja.
Transept yang memiliki fungsi khusus, seperti konsistori, akses menuju balkon jemaat, tempat orgel, dan akses jemaat menuju ruang kebaktian, memberikan kompleksitas arsitektur yang menarik.
Meskipun mengadopsi gaya Eropa, beberapa elemen lokal seperti pahatan tulisan dan struktur awal bergaya Jawa masih terlihat.
Status Gereja Blenduk sebagai Cagar Budaya
Sebagai tempat ibadah, Gereja Blenduk juga diakui sebagai cagar budaya nasional.
Terletak di Kota Lama Semarang yang dikenal sebagai Belanda Kecil atau Little Netherland, gereja ini bersama dengan bangunan-bangunan tua lainnya membentuk kawasan cagar budaya nasional seluas 31 hektare.
Gereja yang masih aktif untuk peribadatan ini termasuk ke dalam warisan budaya Kota Semarang sekaligus landmark dan daya tarik wisata yang penting. Pemerintah Kota Semarang juga terus berupaya melestarikan dan mempromosikan keunikan Gereja Blenduk.
Demikian penjelasan lengkap mengenai Gereja Blenduk, salah satu bangunan ikonik di kawasan Kota Lama Semarang. Semoga bermanfaat, Lur!
(dil/sip)