Kawasan Waduk Gembong, Kabupaten Pati, mendadak ramai dikunjungi warga. Kawasan waduk yang airnya menyusut karena kemarau ini kini menjadi lokasi camping baru favorit warga.
Pantauan detikJateng, warga berdatangan di kawasan Waduk Gembong Pati, pukul 16.30 WIB, Sabtu (9/9/2023). Warga terlihat ada yang sekadar nongkrong bersama keluarga di pinggiran waduk yang airnya menyusut.
Tak sedikit pula warga yang memilih camping bersama sanak keluarga di tepi waduk. Suasana sejuk dan ditemani matahari tenggelam menambah menjadi daya tarik warga untuk datang di waduk yang dibuat pada zaman penjajahan Belanda tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini seperti dilakukan oleh Tris (52) warga Winong, Pati. Tri bersama istri dan keluarganya sengaja camping di tepi waduk. Menurutnya objek wisata Waduk Gembong tengah viral di media sosial.
![]() |
"Memang ini acara liburan malam Minggu kami mengajak keluarga untuk camping bersama di Waduk Gembong. Untuk waduk ini memang lagi terkenal untuk rekreasi dan refreshing di Pati," kata Tris kepada detikJateng ditemui di lokasi, Sabtu (9/9/2023).
Tris pun menunggu momen saat musim kemarau. Karena tepian waduk bisa digunakan untuk camping bersama keluarga. "Memang kami menunggu di musim kemarau karena airnya surut," dia melanjutkan.
Senada dilakukan oleh Mahasiswa Siti Misfilah. Perempuan asal Kalimantan Timur itu sengaja bersama mahasiswa asal luar Jawa mengadakan camping di kawasan Waduk Gembong. Dia beralasan karena pemandangan indah dikelilingi Pegunungan Muria.
"Karena memang bisa dilihat waduk ini musim penghujan airnya naik. Ternyata ini kemarau airnya surut, kami akhirnya milih ke sini, karena pertama bisa tempat camping," kata Siti ditemui di lokasi.
"Kedua karena suasana di waduk tempatnya, sejuk, di keliling sama pegunungan terus ada danau, tempatnya perfect digunakan camping untuk mahasiswa," dia melanjutkan.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Kalau ramainya pas hari libur, yang kedua Sabtu dan Minggu, ya pertama melihat waduk, pemandangan di sini, nyantai di sini, kalau musim kemarau airnya memang berkurang, airnya berkurang, kalau musim kemarau diturunkan untuk pengairan di bawah," kata Supriyo ditemui di lokasi.
Dia mengatakan banyak warga terutama akhir pekan berdatangan di kawasan waduk. Apalagi musim kemarau, airnya surut sehingga menjadi momen warga untuk rekreasi di tepi waduk hingga menunggu matahari tenggelam.
Adapun tarif warga yang masuk di wisata tersebut ditarif Rp 2 ribu untuk sepeda motor dan Rp 5 ribu untuk kendara mobil. Sementara warga yang camping ditarif biaya Rp 5 ribu per orangnya.
"Tarifnya Rp 5 ribu per mobil, kalau motor Rp 2 ribu, kalau camping per kepala Rp 5 ribu per orang," ungkap dia.
Simak Video "Video: Polisi Kerahkan 2.684 Personel untuk Amankan Demo di Pati Hari Ini"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/aku)