Cerita Sosok Pembuat Perahu di Balik Nama Wisata Kali Ndayung Jepara

Cerita Sosok Pembuat Perahu di Balik Nama Wisata Kali Ndayung Jepara

Dian Utoro Aji - detikJateng
Sabtu, 03 Jun 2023 11:20 WIB
Wisata Alam Kali Ndayung di Desa Batealit, Kabupaten Jepara, Jumat (3/6/2023).
Wisata Alam Kali Ndayung di Desa Batealit, Kabupaten Jepara, Jumat (3/6/2023). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Jepara -

Wisata Alam Kali Ndayung di Desa Batealit, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, kian ramai dikunjungi wisatawan setelah viral di media sosial. Ternyata begini kisah asal usul nama Kali Ndayung.

detikJateng mengunjungi Kali Ndayung pada Jumat (2/6) sore. Saat itu banyak wisatawan yang berdatangan ke destinasi wisata yang tengah viral di Jepara itu.

Keindahan alam di kawasan lereng Muria ini masih alami dengan aliran sungai nan jernih. Wisatawan bisa berenang sepuasnya di sungai itu. Ada pula yang sekadar duduk santai di tepiannya sembari menikmati suasana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengelola Wisata Alam Kali Ndayung, Ahmad Sikin mengatakan di kawasan Kali Ndayung terdapat bukit yang menjadi pertemuan dua aliran sungai dari Jepara dan Kudus. Aliran sungai itu dari Pegunungan Muria.

"Sungai atau kedung Ndayung itu sebelah ada gili buntung, gili pemisah aliran sungai yang selatan itu dari arah Kudus, yang utara dari arah Jepara, bertemu di Kali Ndayung," kata Sikin kepada detikJateng, Jumat (3/6/2023).

ADVERTISEMENT
Wisata Alam Kali Ndayung di Desa Batealit, Kabupaten Jepara, Jumat (3/6/2023).Wisata Alam Kali Ndayung di Desa Batealit, Kabupaten Jepara, Jumat (3/6/2023). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Menurut cerita turun temurun, Sikin menerangkan, di desanya dulu pernah ada sosok bernama Mbah Mrio. Mbah Mrio disebut sebagai perajin perahu.

"Jadi orang dulu termasuk Mbah Mrio membuat perahu di Mrio, nama sebuah desa dan kini menjadi hutan. Mbah Mrio membuat perahu, dibawa sendiri, terus ketika melewati dari gili buntung turun melewati sungai," kata Sikin.

Kemudian, Mbah Mrio membawa perahunya ke aliran sungai tersebut. Lalu perahu itu dinaikkan dan didayung untuk menyeberangi sungai. Maka sungai itu dikenal dengan Kali Ndayung.

"Sehingga perahu yang asalnya dibawa itu dinaiki di situ, didayung untuk menyeberang. Itu kemudian terkenal Kali Ndayung," ujar Sikin.

Untuk diketahui, Wisata Alam Kali Ndayung ini baru dibuka setahun lalu. Berjarak sekitar 30 menit dari pusat Kota Jepara jika ditempuh dengan kendaraan bermotor.

Tarif masuknya Rp 3 ribu per orang. Adapun tarif parkirnya Rp 4 ribu. Setelah membayar tiket, pengunjung bisa berjalan kaki sekitar 15 menit atau melanjutkan perjalanan dengan motor menuju lokasi.

Bagi yang bermotor mesti berhati-hati, sebab jalannya masih berbatu dengan tanjakan dan turunan yang menantang. Setiba di lokasi, pengunjung disambut keindahan alam lereng pegunungan Muria dan sungai yang alami. Bebatuan besar dan gemericik air bening menambah keindahan wisata Kali Ndayung.




(dil/dil)


Hide Ads