Bagi Anda yang sedang berada di Kabupaten Kudus dan mencari tempat untuk ngabuburit, Galeri Kaligrafi Indonesia Al-Quds di Museum Jenang dan Gusjigang Kudus bisa menjadi pilihan. Anda bisa menikmati karya seni religi sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Galeri kaligrafi yang diresmikan pada bulan Oktober 2022 lalu itu menampilkan 30 karya kaligrafi berkelas. Puluhan kaligrafi ditulis oleh putra asli Kudus yang karyanya telah mendunia.
Mereka adalah Ali Rohman, Hambali Mahmud, HM Noor Aufa, Shiddiq, Turmudzy Elfais, HM Noor Syukron, dan Muhammad Assiry.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari puluhan karya kaligrafi dipajang di Museum Jenang dan Gusjigang Kudus tersebut, ada salah satu yang menarik. Yaitu, sebuah karya kaligrafi tiga dimensi.
Kaligrafi tiga dimensi berjudul Al Ittihad. Kaligrafi tiga dimensi tersebut karya dari Muhammad Assiry. Kaligrafi tiga dimensi memiliki konsep tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu juga konsep tentang cinta kepada Rasulullah dan tanah air.
Salah satu pengunjung Umdatun Niswah (21) mengaku cocok sekali wisata edukasi ke Galeri Kaligrafi Indonesia Al-Quds yang ada di Museum Jenang dan Gusjigang Kudus.
"Ini kita sedang ngabuburit ya, Bulan Ramadan bersama-sama menghabiskan waktu untuk jalan-jalan ke Museum Jenang dan Gusjigang Kudus ini," kata Niswah kepada wartawan ditemui di lokasi, Senin (27/3/2023).
Menurutnya di galeri itu yang menarik perhatian adalah karya kaligrafi yang berbentuk tiga dimensi. Dia jarang menemui karya kaligrafi yang tiga dimensi yang pertama di Indonesia.
![]() |
"Lokasinya bersih, murah sekali biaya masuk. Ada kaligrafi Al-Qur'an dari beberapa karya bertaraf Internasional," kata dia.
Di lokasi yang sama Direktur Utama Mubarokfood Cipta Delicia, Muhammad Hilmy menjelaskan di Galeri Kaligrafi Indonesia terdapat 30 tulisan dari enam putra dari Kudus. Karya mereka pun kata dia telah diakui bertaraf Internasional.
"Ini ada sekitar 30 karya, jadi sebenarnya ada 35 karya, karena ruangnya sesuai dengan interior jadi berubah konsep. Sehingga ada 35 karya tetapi kurang menjadi 30 karya," jelas Hilmy ditemui Museum Jenang dan Gusjigang Kudus.
Selengkapnya baca halaman berikutnya