Uniknya Pasar Keramat Pekaulan di Pati, Buka Setiap 36 Hari Sekali

Uniknya Pasar Keramat Pekaulan di Pati, Buka Setiap 36 Hari Sekali

Dian Utoro Aji - detikJateng
Minggu, 28 Agu 2022 20:21 WIB
Pati -

Pasar Pekaulan yang berada di Desa Gerit, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati, cukup unik. Pasar yang dikenal dengan 'Pasar Gerit' ini hanya buka setiap hari Senin Pahing saja. Dengan demikian pasar itu hanya buka setiap 36 hari sekali.

Pasar tradisional itu terletak cukup jauh dari pusat Kabupaten Pati. Jaraknya sekitar 36 kilometer dari Pati, butuh waktu satu jam untuk menjangkaunya dengan kendaraan.

Kondisi pasar itu sangat sederhana. Lokasinya berada di tengah perkampungan. Meski hanya buka di Senin Pahing, pasar itu sudah mulai ramai pada Minggu Legi sore.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Barang-barang yang dijual di pasar itu juga cukup unik. Jangan membayangkan dagangan berupa bumbu dapur. Para pedagang rata-rata hanya menjual makanan tradisional berupa cucur, dawet, serta hasil bumi seperti pisang dan ganyong.

Pasar tersebut selalu diserbu pembeli saat buka. Pembeli berdatangan dari berbagai daerah, bahkan dari luar Kabupaten Pati.

ADVERTISEMENT

Petilasan Murid Sunan Muria

Kasi Kesejahteraan Desa Gerit Sucipto mengatakan pasar tersebut merupakan petilasan Mbah Duniyah, salah satu murid Sunan Muria. Dulunya, Mbah Duniyah pernah melakukan perjalanan dan istirahat di desa itu.

Saat istirahat, kata Sucipto, Mbah Duniyah makan jajanan yang menjadi bekalnya. Di tempat itu dia mengatakan bahwa daerah itu kelak akan menjadi pasar.

Pasar Pekaulan di Desa Gerit, kabupaten Pati.Pasar Pekaulan di Desa Gerit, Kabupaten Pati. Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Ucapan tersebut ternyata terbukti. Desa Gerit akhirnya menjadi sebuah pasar. Dagangannya berupa jajanan seperti yang disantap Mbah Duniyah saat singgah di desa itu.

"Banyak sekali yang dijual. Makanan yang khas itu cucur, kemudian ada dawet dan hasil bumi, termasuk ada gayong, pisang itu saja. Tidak ada makanan yang dibuat oleh pabrik. Yang jualan dari masyarakat setempat dan desa sebelah," terang Sucipto, Minggu (28/8/2022).

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

Pasar Kuno yang Keramat

Rupanya, para pengunjung Pasar Pakaulan atau Pasar Gerit tidak hanya berbelanja. Sebagian dari mereka berziarah di petilasan Mbah Duniyah yang ada di pasar itu.

"Di sini terkenal Pasar Pakaulan, jadi sesuai nama itu karena banyak pengunjung mengeluarkan kaul," kata Sucipto.

Dia menjelaskan, warga yang memiliki kaul atau nazar banyak yang berdoa di pasar itu. Selanjutnya, saat nazarnya tercapai, mereka juga kembali ke tempat tersebut untuk mengucap syukur.

Salah satu warga, Rukiyah (40) mengaku sengaja datang ke pasar itu karena memiliki harapan. Dia berkeinginan agar usaha yang dimiliki sukses dan lancar. Dia mengaku ke Pasar Gerit yang kedua kali.

"Alhamdulillah yang dulu tercapai terus ke sini, ini ke sini lagi. Supaya diberikan kelancaran dan kesuksesan," kata Rukiyah di lokasi.

Halaman 2 dari 2
(ahr/rih)


Hide Ads