Kawasan puncak Gunung Slamet di Jawa Tengah akhir-akhir ini sering dilanda badai. Bahkan, beberapa hari lalu, jalur pendakian via Bambangan di Kabupaten Purbalingga sempat tidak disarankan untuk dilewati para pendaki.
"Cuaca di Gunung Slamet kemarin badai selama dua hari," kata Pengelola Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Saiful, kepada detikJateng, Kamis (2/6/2022). Namun, jalur pendakian via Bambangan saat itu tidak sampai ditutup.
Menyikapi kondisi cuaca ekstrem saat itu, pihak Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan telah menyampaikan peringatan kepada para pendaki agar berhati-hati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adanya cuaca buruk kemarin, kami sudah sampaikan saat briefing pendaki, agar mereka tidak memaksakan naik ketika cuaca tidak bersahabat atau cuaca buruk," ujar Saiful.
Menurut Saiful, cuaca di Gunung Slamet saat ini sudah dalam kondisi bagus. Jalur pendakian via Bambangan juga tetap dibuka untuk melayani para pendaki. "Untuk dua hari ini (cuaca) sudah mulai bagus," ungkapnya.
Dia menambahkan, larangan mendaki Gunung Slamet hanya diterapkan ketika cuaca sedang tidak bagus. "Untuk saat ini tidak ada penutupan jalur pendakian. (Penutupan) Itu kami terapkan ketika cuaca buruk," ujarnya.
Selain di Gunung Slamet, cuaca ekstrem juga dilaporkan terjadi di kawasan puncak Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) pun mengimbau pendaki menyiapkan rencana pendakiannya dengan matang.
"Curah hujan tinggi. Badai tetap ada. Beberapa pendaki itu juga (menginformasikan) sering ada badai juga di atas (kawasan TNGMb)," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Junita Parjanti, Kamis (2/6).
Meski demikian, Junita mengatakan, cuaca ekstrem di Kawasan puncak Gunung Merbabu tidak sampai berdampak fatal kepada pendaki. Artinya, tidak sampai ada pendaki yang perlu dievakuasi.
"Kalau karena cuaca itu tidak ada. Rata-rata mereka yang dievakuasi itu karena terkilir atau hipotermia," jelasnya.
(dil/aku)