Kisah Desa Terpencil Karimunjawa Baru Punya Internet Sebulan Lalu

Kisah Desa Terpencil Karimunjawa Baru Punya Internet Sebulan Lalu

Dian Utoro Aji - detikJateng
Minggu, 13 Mar 2022 14:05 WIB
Desa Parang, desa di pulau terpencil Karimunjawa, Jepara, Sabtu (13/3/2022).
Desa Parang, desa di pulau terpencil Karimunjawa, Jepara, Sabtu (13/3/2022). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Jepara -

Desa Parang merupakan desa terpencil yang berada di Pulau Parang, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Di sana baru ada jaringan internet sebulan ini. Lalu seperti apa suasana desa itu?

Desa Parang merupakan desa yang berada di Pulau Parang. Untuk sampai ke Desa Parang harus menyeberang laut terlebih dahulu dari Jepara Pulau Karimunjawa.

Jaraknya dari pelabuhan Jepara sekitar 11 Mil, atau jika ditempuh dengan berlayar kapal membutuhkan waktu sekitar 2 jam lamanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesampai di lokasi suasana pedesaan masih terasa kental. Di sana pepohonan pun masih tampak hijau mengelilingi Pulau Parang.

Masyarakat setempat pun ramah terhadap orang pendatang yang singgah di Desa Parang. Jiwa sosial pun terlihat warga setempat.

ADVERTISEMENT

Kepala Desa Parang, Muh Zaenal Arifin, mengatakan terkait dengan jaringan internet di desanya baru ada sejak bulan Februari 2022 ini. Rencananya pun baru akan diresmikan pada 17 Maret 2022.

"17 Maret 2022 ini baru akan diresmikan. Itu kalau jadi di Jepara. Sinyal internet baru bulan Februari 2022 kemarin. Baru sebulan ini," terang Zaenal kepada wartawan ditemui di lokasi, Sabtu (12/3/2022).

Dia mengatakan masyarakat menggunakan internet sebelumnya menggunakan peralatan sendiri. Warga pun harus membeli kepada pemerintah desa untuk menikmati internet.

"Internet alhamdulillah sudah ada. Baru tahun ini, sebelumnya ada internet itu pakai WiFi bisa menganggarkan beli peralatan yang beli masyarakat, jadi masyarakat yang mau masang WiFi ya bayar. Sebelum ada seluler pakaiannya itu," terang dia.

Zaenal mengatakan masyarakat awalnya menggunakan radio untuk berkomunikasi sebelum ada jaringan internet. Hingga akhirnya tahun ini ada jaringan internet bagi masyarakat setempat.

"Kalau dulu telepon sudah juga, di sini saya kemarin dulu kan tidak telepon, kita pakainya radio Mandalika, radio Kartini. Kalau pengin dikirim ya berita di situ," terang dia.

Lebih lanjut, kata dia secara sosial mata pencarian mayoritas masyarakat Desa Parang adalah nelayan. Total kartu keluarga di Desa Parang ada 337 KK.

"Kalau di sini intinya masyarakat 70 persen adalah nelayan. Jadi di sini bisa bekerja tidak ada angin ya banyak pemasukan, penghasilan banyak. Nelayan di Karimunjawa yang penghasilannya tinggi itu di Desa Parang," jelas Zaenal.

"Cuma saat ini masyarakat kita bekerja di nelayan sudah 100 mil, Kalimantan, Belitung, karena ikan di sini murah," sambung dia.

Secara pendidikan, lanjut dia masyarakat Desa Parang adalah berpendidikan sekolah dasar (SD). Menurutnya hanya sedikit masyarakat yang sekolah jenjang lebih tinggi. Karena lokasi jarak Desa Pulau Parang yang terpencil.

"Pendidikan di sini SD, sekelas saya itu SMP. SD ada 2, SMP 2 Karimunjawa dan MI, juga ada," jelas Zaenal.

"Ya saat ini ada yang melanjutkan di sini ada yang melanjutkan di Kota Jepara sambil mondok terus sekolah SMP atau sederajatnya," pungkas dia.




(sip/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads