Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek akan melakukan revitalisasi situs-situs yang berada di kawasan Borobudur. Selain itu, akan membuat narasi yang bisa menarik kunjungan wisata di kawasan Borobudur.
Adapun situs-situs yang berada di kawasan cagar budaya (KCB) Borobudur antara lain Situs Plandi, Samberan, Brongsongan, Dipan dan Bowongan. Nantinya keberadaan situs-situs akan direvitalisasi sehingga pengunjung tidak hanya konsentrasi di Candi Borobudur melainkan menyebar menuju kawasan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan (Sesditjen), Kemendikbud Ristek, Fitra Arda, mengatakan telah berkeliling di situs-situs untuk melihat keberadaannya. Nantinya dari itu akan menjadi bahan untuk revitalisasi kawasan maupun situsnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin kita melihat itu (situs-situs) dan harapannya tahun ini atau tahun depan akan melakukan revitalisasi terhadap kawasan itu, situsnya sendiri. Memang sebagian sudah diteliti, tapi perlu kita kembangkan dan tentu ujungnya dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan kaitannya dengan kawasan Candi Borobudur secara keseluruhan," katanya kepada wartawan saat ditemui di Kantor Balai Konservasi Borobudur, Jumat (11/3/2022).
Terkait itu, katanya, perlu adanya penguatan narasi dan publikasi terhadap keberadaan situs tersebut. Menurutnya hal ini perlu diekspos sehingga masyarakat luas mengetahuinya.
"Kita melihat sebetulnya banyak tinggalan-tinggalan yang mungkin selama ini belum terekspos dengan maksimal. Perlu kita untuk menguatkan, bahkan menguatkan desa-desa di mana situs itu berada," ujarnya.
Fitra menyebutkan salah satu tujuan dari revitalisasi ini untuk memecah wisatawan agar tidak konsentrasi di Candi Borobudur. Diharapkan wisatawan nantinya mengunjungi situs-situs yang ada maupun melihat desa-desa.
"Selama ini orang cuman melihat Borobudur saja, padahal banyak yang lain. Tujuannya seperti balkondes memecah orang bisa datang, masyarakat kita berdayakan dan sesungguhnya yang mau kita ceritakan tidak hanya fisiknya dan nonfisiknya mungkin ada kesenian-kesenian tradisional masih ada di desa-desa sekitar situ. Mungkin juga ada kuliner tertentu, tanaman pangan mungkin bisa di-eksplore lebih jauh, tentu itu yang ingin kita ceritakan kepada pengunjung. Di samping memang candi kita ini sudah tua, tentu perlu melindungi dengan baik, tentu dengan mengurangi orang naik ke atas misalnya," pungkasnya.
(sip/sip)