PSIS Semarang belum juga meraih hasil positif di ajang Championship 2025/2026. Kekalahan telak dari PSS Sleman di pekan keenam membuat tim berjuluk Laskar Mahesa Jenar itu semakin terpuruk di dasar klasemen sementara.
Padahal, laga melawan Super Elja sejatinya diharapkan menjadi momentum kebangkitan usai PSIS berhasil mencuri satu poin dari markas Persipal Palu. Namun kenyataan berkata lain. Ahmad Syiha Buddin dan kolega tampil di bawah performa terbaik dan harus menelan kekalahan lima gol tanpa balas.
Karteker PSIS, Ega Raka Galih, tak menampik bahwa timnya masih bergulat dengan inkonsistensi performa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika latihan anak-anak tampil bagus, agresif, ngotot. Tapi saat pertandingan, hasilnya berbeda. Ini yang sedang kami observasi, mungkin faktor mental bertanding," ujar Ega di Semarang, Kamis (23/10/2025).
Pihaknya menambahkan, sebenarnya PSIS sempat menunjukkan perbaikan di awal babak kedua, sebelum kesalahan sendiri membuat mereka kembali kebobolan.
"Kita sempat mengontrol permainan, tapi kehilangan fokus membuat lawan mudah mencetak gol lagi," lanjutnya.
Kekalahan dari PSS langsung menjadi bahan evaluasi menjelang laga tandang ke markas Deltas Sidoarjo, Minggu (26/10). Fokus utama Ega adalah memperbaiki organisasi pertahanan yang dianggap terlalu mudah ditembus lawan.
"Cara bertahan kita kurang kompak, banyak ruang yang bisa dieksploitasi lawan. Bahkan man to man marking juga belum berjalan dengan baik," jelas pelatih berusia 42 tahun itu.
Selain pertahanan, lini serang juga mendapat sorotan. PSIS dinilai terlalu terburu-buru dalam membangun serangan.
"Kita terlalu cepat main direct ke depan. Padahal ada momen di mana seharusnya bisa build up dulu. Anak-anak harus lebih tenang saat menguasai bola dan memanfaatkan peluang," pungkasnya.
(apl/alg)











































