Aksi protes suporter mewarnai perayaan hari jadi Persis Solo ke-101. Tulisan bernada protes dibuat sejumlah elemen suporter karena Persis Solo tengah jeblok musim ini.
Hingga pekan ke-10 Liga 1 2024/2025, tim berjuluk Laskar Sambernyawa itu berada di zona degradasi dengan menempati posisi ke-16. Mereka menelan tujuh kali kekalahan, sekali seri, dan dua kali kemenangan dengan koleksi 7 poin.
Spanduk bernada protes dipasang di sejumlah titik yang ditujukan kepada bos Persis Solo, Kaesang Pangarep. Spanduk itu bertuliskan "HUT Persis 101 #KaesangOut", "#KaesangOut 1923", dan "Persis Solo Bukan Partai".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden DPP Pasoepati, Agus Warshop, mengaku tidak mengetahui siapa yang membuat spanduk tersebut. Dia memastikan spanduk itu tidak berasal dari DPP Pasoepati.
"Yang perlu digarisbawahi, spanduk-spanduk #kaesangout bukan dari DPP Pasoepati. Kita tidak tahu dan tidak mengkoordinir soal spanduk yang dipasang. Kita juga tidak tahu itu murni dari suara teman-teman suporter atau siapa yang bikin tagar tersebut," kata Agus saat dihubungi detikJateng, Jumat (8/11/2024).
Selama ini, pihaknya baru mengkritisi kebijakan manajemen tim dan belum ke pemilik Persis Solo. Namun, menurut dia, pemilik tim harus segera gerak cepat memperbaiki tim sebelum terlambat.
"Saat ini masih belum terlambat untuk owner segera bergerak cepat melakukan pembenahan tim, terutama di manajemen tidak hanya di pelatih. Hal ini karena kalau cuma pelatih, tapi di manajemen tim tidak solid percuma juga," ujar Agus.
DPP Pasoepati sendiri membuat karangan bunga bertuliskan protes yang ditujukan ke manajemen Persis Solo. Karangan bunga itu bertulisan "101 TH PERSIS SOLO KAMI RINDU PRESTASI!! BUKAN ZONA DEGRADASI #BANGKITPERSISSOLO #PASOEPATI", "101 TH PERSIS SOLO TIM KEBANGGAAN WARGA SOLO RAYA *SEDANG LARA! #BANGKITPERSISSOLO #PASOEPATI", "101 TH PERSIS SOLO KALAH, KALAH, KALAH MENANG, KALAH, KALAH SERI, MENANG KALAH DAN KALAH LAGI! #BANGKITPERSISSOLO #PASOEPATI".
Agus mengatakan, karangan bunga itu dikirimkan ke Persis Store, Kantor Manajemen Persis Solo, dan Mess Persis Solo.
"Harapannya di 101 tahun ini kita punya prestasi yang lebih di Liga 1, tapi kondisi timnya seperti ini. Jadi harus segera berbenah. Kita inginnya prestasi, bukan masuk zona degradasi," jelasnya.
Diketahui, hasil minor yang diraih Laskar Sambernyawa membuat manajemen memecat Milomir Seslija sebagai pelatih. Persis kemudian menunjuk Yogie Nugraha sebagai karteker tim, lalu merekrut Hanafing sebagai pelatih saat ini, hingga menunggu pelatih baru datang.
Saat dimintai konfirmasi detikJateng, Manajer Persis Solo, Chairul Basalamah, tidak berkomentar perihal munculnya spanduk protes suporter hingga muncul #KaesangOut. Kepada detikJateng, melalui aplikasi perpesanan, Chairul justru mengirimkan salinan surat pemanggilan Zanadin Faris ke Timnas.
(apl/dil)