Sejarah Stadion Manahan Solo, Lokasi Foto Prewedding Kaesang-Erina

Sejarah Stadion Manahan Solo, Lokasi Foto Prewedding Kaesang-Erina

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Senin, 24 Okt 2022 16:32 WIB
Indonesia secara resmi menyambut kedatangan kontingen ASEAN Para Games dari 10 negara. Penyambutan dilakukan dengan mengibarkan 11 negara peserta ASEAN Para Games di halaman Stadion Manahan Solo, Rabu (27/7/2022).
Pengibaran 11 negara peserta ASEAN Para Games di halaman Stadion Manahan Solo, Rabu (27/7/2022). Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng
Solo -

Stadion Manahan Solo menjadi lokasi foto prewedding putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, dan calon istrinya Erina Gudono. Stadion Manahan merupakan markas Persis Solo, klub yang dimiliki Kaesang.

Berikut sejarah tentang Stadion Manahan Solo.

Sejarah Manahan di Banjarsari

Manahan sendiri merupakan nama sebuah kelurahan yang ada di Kecamatan Banjarsari, Solo. Di Solo, Manahan terkenal sebagai kawasan pusat olahraga dengan fasilitas berstandar internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut pegiat sejarah sekaligus Canggah Dalem PB X Keturunan ke IV, KRMT L Nuky Mahendranata Nagoro, kata Manahan berasal dari nama tokoh setempat zaman dulu yaitu Ki Ageng Pemanahan. Ki Ageng Pemanahan merupakan putra dari Ki Ageng Henis.

"Dia (Ki Ageng Pemanahan) diangkat sebagai kakak angkat oleh Sultan Hadiwijaya, yang pada waktu itu menempati daerah yang sekarang disebut Depok," katanya, Senin (24/10/2022).

ADVERTISEMENT

Depok yang ditempati Ki Ageng Pemanahan sekarang dikenal dengan pasar hewan Depok, yang terletak di utara Stadion Manahan Solo.

Karena menjadi sosok panutan oleh masyarakat pada masanya, tempat tinggal Ki Ageng Pamanahan disebut sebagai padepokan. Di Padepokan itu, masyarakat zaman dulu belajar banyak hal. Dari belajar ilmu religi hingga nilai-nilai kehidupan.

Singkat cerita, Sultan Hadiwijaya ingin mengalahkan Arya Penangsang dalam perebutan takhta Kasultanan Demak. Namun, Sultan Hadiwijaya disebut merasa sungkan karena dirinya hanya berstatus menantu. Sedangkan Aryo Penangsang merupakan cucu putra raja, sehingga dia merupakan keturunan langsung.

"Sultan Hadiwiya kemudian membuat sayembara untuk membunuh Aryo Penangsang. Ki Ageng Pemanahan, dan Ki Ageng Penjawi berhasil memenangkan sayembara tersebut, dan mendapatkan hadiah," ujar Nuky.

Ki Ageng Penjawi kemudian mendapat hadiah daerah Pati. Adapun Ki Ageng Pemanahan mendapat hadiah Alas Mentaok, yang sekarang dikenal dengan nama Kotagede di Jogja.

Hadiah itu baru diberikan lima tahun kemudian. Selama hadiah belum diberikan, Ki Ageng Pemanahan tinggal di Depok.

"Setelah hadiah diberikan, warga desa kemudian budal desa menempati Alas Mentaok," jelas Nuky.

Setelah alas Mentaok ditempati warga, kawasan tersebut menjadi Bumi Mataram (sebelum menjadi Kerajaan Mataram). Sedangkan Manahan kembali menjadi hutan karena ditinggal penduduknya.

Tempat Latihan Legiun Mangkunegaran

Seiring berjalannya waktu, kawasan Manahan dijadikan lokasi latihan berkuda dan memanah Legiun Mangkunegaran. Itulah yang, menurut Nuky, membuat masyarakat mengira penamaan Manahan berasal dari kata panahan atau olahraga memanah.

"Jadi nama Pemanahan itu sudah ada terlebih dahulu sekira tahun 1500-an, yang diambil dari tokoh masyarakat setempat bernama Ki Ageng Pemanahan. Sedangkan Mangkunegaran menempati itu baru tahun 1700-an," terang Nuky.




(dil/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads