Kapolresta Solo, Kombes Catur Cahyono Wibowo, memastikan situasi Kota Solo tetap kondusif meski sempat ada aksi penolakan gelaran festival kuliner Cap Go Meh yang menghadirkan kuliner nonhalal. Festival tetap diselenggarakan di Solo Paragon Mall.
Dia menilai, aksi penolakan itu sebagai masukan dari masyarakat. Yang mana, masyarakat di Kota Solo begitu beragam. Catur mengingatkan masyarakat tetap menjunjung nilai toleransi. Sebab, selama ini Kota Solo dikenal dengan tingkat toleransi yang begitu baik.
"Kota Solo tetap aman, dan kondusif. Mengingat kota kita ini menjadi salah satu kota dengan tingkat toleransi yang cukup baik," kata Catur saat dihubungi awak media, Kamis (13/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan terjaganya keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), akan berdampak positif bagi masyarakat di Kota Solo. Terlebih, Solo merupakan salah satu tempat pusat ekonomi, dan destinasi wisata.
"Kan jika kamtibmas terbentuk efek baliknya ke kita yang positif akan banyak, baik itu di bidang ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya. Wisatawan juga nantinya jadi lebih nyaman dan dengan begitu akan terus menjadi salah pemicu perkembangan kota yang lebih maju lagi," pungkasnya.
Festival kuliner Cap Go Meh menyediakan makanan halal dan nonhalal. Untuk kuliner halal berada di atrium Solo Paragon Mall yang akan berlangsung dari tanggal 12-16 Februari, sedangkan nonhalal berada di Loby 2 parkir mulai 13-16 Februari.
Diberitakan sebelumnya, Gelaran festival kuliner nonhalal di Kota Solo kembali mendapat penolakan dari ormas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS). Rencananya, festival kuliner dalam menyambut perayaan Imlek itu menyajikan kuliner halal dan nonhalal di Solo Paragon Mall.
Dari publikasi di media sosial, festival kuliner Cap Go Meh itu digelar pada 12-16 Februari 2025. Penolakan kuliner nonhalal sempat terjadi di tempat yang sama pada 2024 lalu.
Humas LUIS, Endro Sudarsono, mengatakan pihaknya sudah sempat bertemu dengan perwakilan Pemerintah Kota Solo, yakni Satpol PP mengenai penolakan tersebut.
"Terkait penolakan Festival Kuliner nonhalal di Solo, LUIS lakukan koordinasi dengan Satpol PP dan Polresta Surakarta. Dalam agama Islam ada ajaran yang sifatnya perintah dan larangan, ada halal dan haram," katanya dihubungi detikJateng, Rabu (12/2).
Pihaknya menegaskan bahwa tidak melarang masyarakat lain untuk menggelar festival kuliner. Hanya saja, ia mengusulkan agar festival kuliner nonhalal digelar di tempat tertutup.
"Ya meminta dihentikan, dibatalkan menunggu rekomendasi dari Kemenag maupun MUI. Kalau kita menyampaikan satu tempat saja yang tidak bercampur dengan makanan yang lain. Misal di Diamond atau di tempat ibadah yang membolehkan, tidak bercampur dengan makanan yang halal. Kita juga memberikan kesempatan di tempat tertentu, tidak publik," bebernya.
Sementara itu, Wali Kota Solo, Teguh Prakosa mengatakan festival kuliner Cap Go Meh tetap diselenggarakan. Pihaknya mengaku akan membackup langsung festival tersebut.
"Karena Pak Kapolres tetap jalan backup, kami tetap backup dalam artian kami bukan lawan agama kita masyarakat yang majemuk, ya kan," ucapnya
Dia mengatakan, awalnya memang gelaran festival halal dan nonhalal akan digelar di satu lokasi. Di mana untuk pintu makanan halal dari arah utara, sedangkan nonhalal dari arah selatan.
"Ini kan dikasih, bukan sekat tapi partisi, tertutup. Dan pintunya di selatan bukan di pintu masuk. Pintu masuk di utara itu langsung kuliner halal, terbuka," pungkasnya.
(rih/apl)