Sebuah kuliner dengan nama nyeleneh yaitu soto kontol viral di media sosial. Makanan itu sebenarnya bukan hal baru karena sudah ada sejak tahun 1980 di Kauman, Wiradesa, Kabupaten Pekalongan.
Pemilihan nama soto kontol diambil dari bahannya berupa kelamin sapi jantan. Belakangan karena terlalu vulgar dan berkesan jorok, kuliner itu lebih dikenal dengan nama soto KTL.
Resep Sejak Tahun 1980
Pembuat soto kontol yang viral itu adalah Rukiyah (73). Dia mulai memanfaatkan kelamin sapi jantan dalam hidangan soto dagangannya sejak tahun 1980. Suaminya adalah tukang jagal hewan dan ternyata kala itu kelamin sapi tidak laku.
"Awalnya KTL itu kan nggak laku, sama Mbah Kung (suaminya yang juga tukang jagal) terus diambil bawa pulang. Terus saya ambil. Dicoba-coba untuk soto. Lha kok enak," kata Rukiyah, Rabu (3/12/2025).
Rukiyah bilang, campuran kontol sapi ini membuat warungnya punya banyak pelanggan dari berbagai daerah. Kontol sapi itu ia peroleh dari Pekalongan, Batang, hingga Pemalang. Namun, tidak setiap hari ia bisa mengolah kontol sapi.
"Kan dari dulu sudah tahu kalau saya jualan soto KTL. Pedagang di pemotongan hewan, di pasar, kalau ada KTL sapi selalu bawa ke sini, sudah langganan," ujar dia.
"Soto tauco daging sudah banyak, pelanggan carinya yang KTL. Tapi kalau nggak ada barang (KTL), ya mereka ke sini tetap makan soto daging sapinya," sambung Rukiyah.
Susah Cari Bahan
Rukiyah mengakui kerap kesulitan mencari kontol sapi. Sebab, tempat pemotongan hewan tidak setiap hari menyembelih sapi jantan.
"KTL memang lagi sulit. Ya karena tidak setiap hari ada pemotongan sapi jantan. Banyaknya lagi betina," ucap dia.
Oleh sebab itu soto KTL tidak selalu tersedia. Meski demikian, Rukiyah tetap jualan soto daging sapi setiap hari.
"Ya kadang banyak yang kecewa sudah jauh-jauh ke sini gak ada KTL. Tapi tetap beli. Biasanya mereka nitip nomor telepon, kalau ada KTL disuruh mengabari," ungkapnya.
Pelanggan dari Luar Kota
Soto kontol sapi ini disajikan dengan campuran daging sapi tanpa jeroan. Seperti soto khas jalur Pantura Jawa Tengah wilayah barat, soto ini juga disajikan dengan taburan daun bawang dan tauco atau fragmentasi kedelai yang menggugah selera. Irisan kontol sapi itu terasa seperti otot, empuk, berbeda dengan daging sapi.
Rukiyah menyebut pelanggannya tidak saja dari Pekalongan, namun juga datang dari luar kota. Bahkan, sering soto habis ludes sebelum jam makan siang.
"Ada dari kantor-kantor, pelanggan dari Kota Pekalongan, Pemalang, dan sekitarnya. Dulu ramai. Bisa lima kilo, enam kilo daging dan KTL habis. Terus ada Corona itu turun. Sekarang tiga sampai empat kilo," kata Rukiyah.
Menurut Rukiyah, kontol sapi banyak peminatnya karena dianggap lebih sehat daripada jeroan sapi.
"Kalau jeroan kan kolesterol tinggi, asam urat. Itu katanya," ujarnya.
Upaya Pelanggan Demi Soto KTL
Salah satu pelanggan, Romli (47) mengaku memastikan dulu ketersediaan kontol sapi sebelum ke warung milik Rukiyah itu. Ia terlebih dahulu menelepon Rukiyah untuk menanyakan ketersediaan KTL.
"Saya kan sudah langganan. Saya bel (telepon) dulu, tanya ada tidaknya KTL ini," ucapnya.
"Katanya dapat meningkatkan vitalitas, libido, saat makan KTL dan torpedonya," sambung Romli.
Pelanggan lainnya, Siti (35) mengaku sudah mengenal soto KTL sejak dia SMA. Rasanya pun tidak berubah dan menurutnya tetap enak dengan harga yang sesuai.
"Ini yang KTL. Rasanya masih seperti dulu, enak, pedas-pedas. Worth it sama harganya. Ya saya suka saja, enak," ujar Siti.
Ketenaran soto KTL membuat warung sederhana milik Rukiyah tetap bertahan di tengah persaingan kuliner modern. Satu porsi soto kontol sapi dijual Rp 20 ribu. Harganya sama dengan soto daging sapi
Jika hendak mencicip soto kontol sapi ini, disarankan datang sekitar pukul 09.00 WIB. Sebab, kontol sapi ini lebih laris daripada daging sapinya. Jika kesiangan, anda hanya akan kebagian soto tauco daging sapi biasa. Warungnya berjarak sekitar 100 meter dari Jalur Pantura Wiradesa, masuk Gang Kauman, Pekalongan.
Simak Video "Video: Momen Penggerebekan Markas Bandar Narkoba di Pekalongan"
(aap/afn)