Berburu Soto Kontol di Pekalongan, Seperti Apa Rasanya?

Berburu Soto Kontol di Pekalongan, Seperti Apa Rasanya?

Robby Bernardi - detikJateng
Rabu, 03 Des 2025 11:35 WIB
Berburu Soto Kontol di Pekalongan, Seperti Apa Rasanya?
Warung soto kontol sapi di Wiradesa, Pekalongan, Rabu (3/12/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Pekalongan -

Soto kontol sapi di Kauman, Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, belakangan ini viral di media sosial. Lantaran namanya terkesan jorok, banyak pelanggan yang menyingkat penyebutannya jadi soto KTL. Berikut kisahnya.

Sesuai namanya, soto kontol ini menggunakan irisan kelamin sapi jantan. Menurut pedagangnya, Rukiyah (73), dulu kontol sapi cuma dibuang begitu saja. Setelah diolah jadi soto, kini warungnya banyak diburu para pecinta kuliner.

Rukiyah membuka warung Soto KTL ini sejak tahun 1980 an. Saat ditemui detikJateng, Rukiyah mengatakan awalnya ia julan soto biasa. Dulu suaminya bekerja sebagai tukang jagal. Menurutnya, kontol sapi saat itu tidak laku dijual karena tidak ada yang memanfaatkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun 1980, Rukiyah mulai meracik kontol sapi itu sebagai campuran daging sapi dalam soto nya. Tak dinyana, racikan itu justru digandrungi banyak pembeli sampai sekarang. Bahkan, banyak pelanggan yang memesan tanpa campuran daging sapi alias hanya KTL saja.

Warung soto kontol sapi di Wiradesa, Pekalongan, Rabu (3/12/2025).Warung soto kontol sapi di Wiradesa, Pekalongan, Rabu (3/12/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

Soto kontol sapi ini disajikan dengan campuran daging sapi tanpa jeroan. Seperti soto khas jalur Pantura Jawa Tengah wilayah barat ini juga disajikan dengan taburan daun bawang dan tauco, fragmentasi kedelai yang asam, manis, asin, gurih, dengan aroma yang menggugah selera.

ADVERTISEMENT

detikJateng pun mencicip seporsi soto kontol sapi tersebut. Irisan kontol sapi itu terasa seperti otot, empuk, berbeda dengan daging sapi.

"Awalnya KTL itu kan nggak laku, sama Mbah Kung (suaminya yang juga tukang jagal) terus diambil bawa pulang. Terus saya ambil. Dicoba-coba untuk soto. Lha kok enak," kata Rukiyah, Rabu (3/12/2025).

Warung soto kontol sapi di Wiradesa, Pekalongan, Rabu (3/12/2025).Warung soto kontol sapi di Wiradesa, Pekalongan, Rabu (3/12/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

Rukiyah bilang, campuran kontol sapi ini justru membuat warungnya punya banyak pelanggan dari berbagai daerah. Kontol sapi itu ia peroleh dari Pekalongan, Batang, hingga Pemalang. Namun, tidak setiap hari ia bisa mengolah kontol sapi.

"Kan dari dulu sudah tahu kalau saya jualan soto KTL. Pedagang di pemotongan hewan, di pasar, kalau ada KTL sapi selalu bawa ke sini, sudah langganan," ujar dia.

"Soto tauco daging sudah banyak, pelanggan carinya yang KTL. Tapi kalau nggak ada barang (KTL), ya mereka ke sini tetap makan soto daging sapinya," sambung Rukiyah.

Rukiyah mengakui kerap kesulitan mencari kontol sapi. Sebab, tempat pemotongan hewan tidak setiap hari menyembelih sapi jantan.

"KTL memang lagi sulit. Ya karena tidak setiap hari ada pemotongan sapi jantan. Banyaknya lagi betina," ucap dia.

Meski terkadang tak dapat kontol sapi, Rukiyah tetap jualan soto daging sapi setiap hari.

"Ya kadang banyak yang kecewa sudah jauh-jauh ke sini gak ada KTL. Tapi tetap beli. Biasanya mereka nitip nomor telepon, kalau ada KTL disuruh mengabari," ungkapnya.

Pelanggannya tidak saja dari Pekalongan, namun juga datang dari luar kota. Bahkan, sering soto habis ludes sebelum jam makan siang.

"Ada dari kantor-kantor, pelanggan dari Kota Pekalongan, Pemalang, dan sekitarnya. Dulu ramai. Bisa lima kilo, enam kilo daging dan KTL habis. Terus ada Corona itu turun. Sekarang tiga sampai empat kilo," kata Rukiyah.

Menurut Rukiyah, kontol sapi banyak peminatnya karena dianggap lebih sehat daripada jeroan sapi.

"Kalau jeroan kan kolesterol tinggi, asam urat. Itu katanya," ujarnya.

Salah satu pelanggan, Romli (47) mengaku sebelum ke warung, ia terlebih dahulu menelepon Rukiyah untuk menanyakan ketersedian KTL.

"Saya kan sudah langganan. Saya bel (telepon) dulu, tanya ada tidaknya KTL ini," ucapnya.

"Katanya dapat meningkatkan vitalitas, libido, saat makan KTL dan torpedonya," sambung Romli.

Salah satu pelanggan lainnya, Siti (35) mengaku sudah mengenal soto KTL sejak dia SMA.

"Ini yang KTL. Rasanya masih seperti dulu, enak, pedas-pedas. Worth it sama harganya. Ya saya suka saja, enak," katanya.

Ketenaran soto KTL membuat warung sederhana milik Rukiyah tetap bertahan di tengah persaingan kuliner modern. Satu porsi soto kontol sapi dijual Rp 20 ribu. Harganya sama dengan soto daging sapi

Jika hendak mencicip soto kontol sapi ini, disarankan datang sekitar pukul 09.00 WIB. Sebab, kontol sapi ini lebih laris daripada daging sapinya. Jika kesiangan, anda hanya akan kebagian soto tauco daging sapi biasa. Warungnya berjarak sekitar 100 meter dari Jalur Pantura Wiradesa, masuk Gang Kauman, Kabupaten Pekalongan.

Halaman 2 dari 2
(dil/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads