Warung Soto Pak Pelo Klaten Setia Masak Pakai Arang, Jadi Langganan Seniman

Jelajah Rasa Soto Klaten

Warung Soto Pak Pelo Klaten Setia Masak Pakai Arang, Jadi Langganan Seniman

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Sabtu, 20 Sep 2025 14:27 WIB
Warung soto Sajianto Pelo di Jalan Bhayangkara, Pedan, Klaten.
Warung soto Sajianto Pelo di Jalan Bhayangkara, Pedan, Klaten. Foto: Achmad Hussein Sauqi/detikJateng
Klaten -

Warung Soto Ayam Kampung Sajianto 'Pelo' merupakan salah satu legenda kuliner soto di Klaten. Warung yang dirintis sekitar tahun 1980 an itu masih eksis sampai sekarang.

Berada di tepi Jalan Raya Pasar Pedan, Desa Sobayan, Kota Kecamatan Pedan, warung soto Pak Pelo tidak sulit dicari. Terletak di kawasan pusat keramaian Pasar Pedan, warung persis berada di barat jalan.

Warung soto yang buka sejak pagi pukul 06.00 WIB sampai 15.00 WIB itu sudah lama menjadi alternatif sarapan pagi di jalur Klaten Timur arah Sukoharjo, Wonogiri maupun Gunungkidul. Tak heran sejak pagi sudah ramai pelanggan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti umumnya soto, sajian soto di warung Pak Pelo berbahan nasi putih, kuah berbagai rempah, bawang goreng, kecambah, dan lainnya. Hanya saja aroma rempahnya yang sedap dipadu kaldu dan suwiran ayam kampung sangat menggugah selera.

Cita rasa dapur yang kuat itu ternyata tidak hanya berasal dari paduan bumbu rempah tetapi juga dari cara memasaknya. Sejak awal, warung rintisan almarhum Sajianto itu menggunakan arang kayu sebagai bahan bakar.

ADVERTISEMENT

Untuk camilan atau toping menikmati soto, pengunjung tidak perlu khawatir. Di warung tersebut tersedia tempe goreng, tahu goreng, tahu bakso, bakwan dan satu yang paling khas adalah kepel.

Sepintas dari sisi bahan, kepel tidak jauh berbeda dengan bakwan yang berbahan tepung terigu dan bumbu. Bedanya kepel tidak bulat bentuknya dan dicampur bahan babat sapi sehingga aroma sampai rasa gurih dagingnya kuat.

Bagaimana harganya ? Dari sisi harga, warung yang menempati kios sederhana itu tidak merepotkan kantong. detikJateng hanya merogoh kocek Rp 15.000 untuk menikmati satu mangkuk soto, dua gorengan kepel dan teh panas.

"Ciri khasnya disini ya masaknya sampai sekarang masih pakai arang kayu," ungkap Adin, putri Sajianto kepada detikJateng di warungnya, Jumat (19/9/2025) siang mengawali cerita.

Warung soto Sajianto Pelo di Jalan Bhayangkara, Pedan, Klaten.Warung soto Sajianto Pelo di Jalan Bhayangkara, Pedan, Klaten. Foto: Achmad Hussein Sauqi/detikJateng

Ciri khas lain, sebut Adin, di warung yang dirintis ayahnya itu kuah tidak terlalu bening karena kaya bahan rempah. Untuk isian daging dipilih ayam kampung.

"Kalau kebanyakan kan bening, disini tidak terlalu bening. Bahan ayamnya juga menggunakan ayam kampung," tutur Adin yang memiliki nama Adinda Febriana itu.

Menurut Adin, kekhasan warung soto keluarganya itu juga terletak pada gorengan kepel yang tidak ditemukan di warung soto daerah lain. Kepel berbahan tepung dan babat sapi.

"Yang paling banyak dicari ya kepel. Banyak pelanggan membawa pulang, jadi kadang habis tidak buat lagi," sambung Adin.

Pelanggan warung yang kini dikelola ibunya itu, sebut Adin, tidak hanya warga Klaten tetapi juga warga luar kota. Bahkan maestro campursari Didi Kempot sering mampir semasa hidupnya.

"Didi Kempot pernah ke sini, malah sering. Juga para dalang se-Solo Raya, ada juga warga jauh-jauh luar kota," imbuh Adin yang enggan menyebut berapa porsi terjual sehari.

Warung soto Sajianto Pelo di Jalan Bhayangkara, Pedan, Klaten.Warung soto Sajianto Pelo di Jalan Bhayangkara, Pedan, Klaten. Foto: Achmad Hussein Sauqi/detikJateng

Adin menuturkan, nama warung Soto Sajianto Pelo itu sudah sejak awal, sejak tahun 1980 an. Nama itu nama panggung ayahnya, bukan nama aslinya.

"Nama aslinya bapak Suyanto, Sajianto Pelo itu nama panggung, nama panggilan yang dikenal banyak orang. Dulu warung di depan BRI (tenggara pasar), pindah ke sini sekitar tahun 2000," pungkasnya.

Maria Sunarti, pelanggan asal Kecamatan Juwiring mengatakan sejak dulu menjadi pelanggan warung Soto Sajianto Pelo. Menurutnya rasa sotonya enak dan kuat.

"Rasanya enak, gurih, kuat dan harga terjangkau. Yang paling khas itu ada kepel disini, di warung soto lain tidak ada," katanya kepada detikJateng.




(ahr/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads