Di Klaten, terdapat warung yang menyajikan olahan kepiting sawah atau ketam alias yuyu (bahasa Jawa) sebagai menu utama. Kuliner berbahan tak biasa itu bisa ditemui di warung Sego Yuyu Pak Jenggot.
Warung Pak Jenggot berada di tepi Sendang Sinongko, Desa Pokak, Kecamatan Ceper, Klaten. Lokasinya dari simpang empat Jombor, Kecamatan Ceper, ke arah timur sekitar 500 meter.
Berada di tepi kolam seluas sekitar 60x150 meter, warung bambu itu selalu teduh karena terletak di bawah pohon beringin besar yang rindang. Sambil melihat riak air kolam dan para pemancing mengadu nasib, pengunjung bisa memesan Sego Yuyu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menu Sego Yuyu di warung milik Katarina Pujiastuti itu tidak terlalu rumit seperti di restoran. Terdiri dari nasi putih hangat, sambal berbagai jenis lalu ditaburi yuyu serta ikan sungai yang digoreng kering.
Kriukkk! Suara itu akan terdengar saat yuyu goreng berbagai ukuran itu tergigit. Dicocol ke sambal, yuyu goreng yang warnanya merah kecokelatan itu ternyata diburu banyak orang, termasuk dari luar kota.
"Saya jualan di sini sudah hampir 26 tahun. Yang saya jual dari dulu sampai sekarang itu nasi Sego Yuyu," ungkap Katarina kepada detikJateng mengawali ceritanya, Rabu (10/9/2025) siang.
![]() |
Dijelaskan Katarina, dalam sehari di hari biasa rata-rata warungnya biasa menjual 30 porsi. Namun di akhir pekan bisa terjual 50 porsi dalam satu hari.
"Hari biasa paling 30 porsi tapi hari libur bisa 50 porsi lebih. Untuk yuyu sendiri sekitar lima kilogram, yuyu itu bapak yang cari dan sampai rumah saya bersihkan agak lama sampai bersih lalu dibumbu," tutur Katarina.
Untuk menghilangkan kotoran, kata Katarina, tempurung dicongkel dan direndam sebelum digoreng. Cara menggoreng juga harus hati-hati karena bisa remuk.
"Kalau tidak hati-hati bisa mrotoli dan nanti bentuknya tidak yuyu lagi. Kalau bapak carinya yuyu ya pokoknya ada diambil gitu," imbuh Katarina.
Katarina menyatakan untuk harga satu porsinya antara Rp 3.000-Rp 7.000 per porsi tergantung banyaknya dan ukuran yuyu. Isinya ada yuyu, udang kecil, ikan cetul plus sambal.
"Isinya ada yuyu, udang kecil, ikan cetul plus sambal. Yang pelanggan cewek biasanya senang yang ukurannya kecil," ucap Katarina.
Pelanggan sego yuyu Katarina ini tidak hanya warga lokal tapi ada yang dari Bandung, Bogor, Jogja dan Semarang. Biasanya mereka beli yuyu kering saja tanpa nasi.
"Biasanya beli yuyu tanpa apa-apa, yuyu goreng kering. Jual satu kilogram Rp 50.000-Rp 60.000 tapi sekarang Rp 70.000, tapi kebanyakan yang beli tempat saya cuma beli yuyu tok," papar Katarina.
"Kalau di warung saya ya cuma masak goreng kering karena kalau dimasak lain bisa hancur. Kalau kemarau agak susah carinya dan yuyu cuma dari suami saya yang cari sendiri, tidak pernah beli ke orang lain," ujar dia.
Suci (40), pembeli dari Klaten Utara mengatakan dirinya datang sekeluarga karena penasaran lihat di medsos. Ternyata enak dan gurih.
"Ternyata enak, kriuk, gurih dan harganya terjangkau, murah, meriah kenyang. Ini saya pertama kali nyoba, kalau seafood kan sudah biasa,'' kata Suci.
Suami Katarina, Widodo (60), menceritakan warungnya sudah 26 tahun buka. Awalnya menyajikan menu ikan sungai goreng tapi tanpa sengaja yuyu ikut tergoreng.
"Ternyata yuyu ikut tergoreng terjual, ternyata enak kemudian pelanggan malah terus menanyakan. Berlanjut nyari sampai sekarang," ungkap Widodo.
Di awal, kata Widodo, dalam semalam bisa mendapatkan 30 kilogram tetapi saat ini semakin sulit. Yuyu yang digunakan hanya dari sekitar Sendang Sinongko.
"Ya hanya sekitar sini, tidak pernah ke tempat lain. Kadang dapat lima kilogram, tadi malam cuma satu kilogram," tutupnya.
(aku/ams)