- Tips Menyimpan Kentang yang Baik dan Benar 1. Simpan di Tempat Sejuk, Kering, dan Berventilasi 2. Hindari Paparan Sinar Matahari Langsung 3. Gunakan Wadah Penyimpanan yang Tepat 4. Hindari Penyimpanan dengan Buah atau Sayuran Tertentu 5. Rendam Kentang yang Sudah Dikupas dalam Air
- Jangan Makan Kentang dengan Kondisi Seperti Ini! 1. Lembek dan Berubah Warna 2. Kentang Bertunas
Menjaga kualitas kentang tidak cukup hanya dengan memilih yang segar, tetapi juga dengan memperhatikan cara menyimpan kentang agar tidak cepat rusak. Kesalahan dalam penyimpanan bisa membuat kentang berubah warna, bertunas, atau bahkan menghasilkan zat berbahaya bila dibiarkan terlalu lama.
Dikutip dari Healthline, kentang segar biasanya terasa keras saat disentuh dengan kulit yang rapat dan mulus tanpa memar besar, bintik hitam, atau cacat lain. Aromanya juga wajar, cenderung seperti tanah atau kacang, bukan bau apek atau berjamur.
Nah, lalu bagaimana cara yang bisa kita lakukan untuk menyimpan kentang dengan benar? Mari simak penjelasan lengkap berikut ini yang dihimpun dari Healthline, Oregon State University, serta buku Cara Membuat Olahan Kentang yang Mengenyangkan tulisan Majella Setyawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tips Menyimpan Kentang yang Baik dan Benar
Berikut ini adalah tips menyimpan kentang yang baik dan benar agar tidak menghitam dan tetap awet.
1. Simpan di Tempat Sejuk, Kering, dan Berventilasi
Kentang tidak boleh disimpan di tempat lembap atau panas karena dapat mempercepat pembusukan. Suhu yang dianjurkan adalah sekitar 4-8Β°C atau setara dengan suhu lemari pendingin bagian bawah. Pada kondisi tropis, kentang juga bisa diletakkan di ruang yang cukup teduh dan memiliki sirkulasi udara yang baik agar tidak mudah berkeringat.
Selain itu, hindari menyimpan kentang di area yang terlalu dingin di bawah 3Β°C. Suhu rendah justru dapat memicu penumpukan gula yang membuat kentang terasa lebih manis dan tidak enak ketika digoreng. Sebaliknya, suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kentang cepat bertunas, menyusut, atau bahkan membusuk. Dengan menjaga suhu dan sirkulasi udara, kualitas kentang bisa bertahan lebih lama.
2. Hindari Paparan Sinar Matahari Langsung
Kentang yang terkena cahaya matahari akan berubah warna menjadi kehijauan. Warna hijau ini menandakan adanya pembentukan klorofil yang biasanya diikuti dengan meningkatnya kadar solanina. Solanina adalah senyawa yang bisa membuat rasa kentang pahit dan beracun jika dikonsumsi berlebihan.
Oleh karena itu, pastikan kentang disimpan di tempat yang benar-benar gelap. Simpan dalam wadah tertutup longgar atau karung dengan ventilasi udara agar kentang tetap kering tetapi tidak terpapar cahaya. Jika kentang sudah menunjukkan tanda kehijauan, sebaiknya segera dipisahkan agar tidak bercampur dengan kentang lain yang masih sehat.
3. Gunakan Wadah Penyimpanan yang Tepat
Cara penyimpanan sangat berpengaruh terhadap ketahanan kentang. Pilih wadah dengan ventilasi yang baik, misalnya kantong jaring, wadah berlubang, atau plastik yang diberi lubang kecil. Hindari menggunakan wadah yang benar-benar kedap udara karena bisa menimbulkan kelembapan berlebih yang mempercepat pembusukan.
Jika menyimpan di kulkas, kentang lebih baik diletakkan di laci khusus sayuran yang memiliki kelembapan seimbang. Jangan lupa untuk memisahkan kentang dari sayuran atau buah lain yang mudah mengeluarkan gas etilen, agar kentang tidak cepat bertunas. Dengan wadah yang sesuai, kentang bisa bertahan segar lebih lama tanpa menghitam.
4. Hindari Penyimpanan dengan Buah atau Sayuran Tertentu
Kentang tidak boleh disimpan berdekatan dengan buah atau sayuran yang mengeluarkan gas etilen, seperti apel atau bawang. Gas etilen bisa mempercepat proses kentang bertunas dan menurunkan kualitasnya. Jika sudah bertunas, kentang lebih cepat kehilangan kandungan gizinya dan tidak lagi ideal untuk diolah.
Pisahkan kentang di wadah atau tempat tersendiri agar tidak tercampur dengan bahan pangan lain. Dengan pemisahan ini, kentang bisa bertahan segar lebih lama, tidak mudah rusak, dan tetap aman untuk dikonsumsi.
5. Rendam Kentang yang Sudah Dikupas dalam Air
Ketika kentang sudah dikupas atau dipotong, bagian dagingnya akan cepat teroksidasi oleh udara. Proses oksidasi inilah yang membuat kentang berubah warna menjadi kecokelatan atau menghitam. Untuk mencegahnya, kentang bisa langsung direndam dalam air bersih setelah dikupas.
Perendaman ini membantu menghalangi kontak langsung dengan udara sehingga kentang tetap cerah dan segar. Cara ini sangat berguna jika kamu ingin menyiapkan kentang dalam jumlah banyak sebelum dimasak. Namun, pastikan air perendam diganti jika terlalu lama agar kualitas kentang tetap terjaga.
Jangan Makan Kentang dengan Kondisi Seperti Ini!
Meski kentang bisa disimpan cukup lama, tetap ada tanda-tanda tertentu yang harus kamu waspadai. Kentang yang sudah tidak layak makan bisa terlihat dari bentuk, tekstur, bahkan baunya. Jika kamu menemukannya, sebaiknya langsung dibuang agar tidak menimbulkan masalah kesehatan.
1. Lembek dan Berubah Warna
Pertama, perhatikan kondisi kentang segar. Kentang yang baik seharusnya terasa keras saat disentuh dan memiliki kulit yang mulus tanpa memar atau bercak hitam besar. Jika kentang sudah terasa lembek atau berbau apek dan berjamur, itu tanda jelas kentang sudah rusak.
Kadang kentang terlihat normal dari luar tetapi baunya menyengat, itu menandakan bagian dalamnya sudah busuk atau berjamur. Kentang dengan kondisi seperti ini sebaiknya tidak digunakan sama sekali.
2. Kentang Bertunas
Selain itu, perhatikan juga jika kentang mulai bertunas. Tunas biasanya muncul dari 'mata' kentang, yaitu tonjolan kecil di permukaan kulit. Kentang yang baru bertunas sebenarnya masih bisa dimakan asalkan tunasnya dibuang terlebih dahulu. Namun, kamu tidak boleh mengonsumsi tunasnya karena mengandung senyawa beracun.
Tunas kentang mengandung solanin dan chaconine yang bisa menyebabkan pusing, mual, muntah, bahkan diare. Bagian kentang yang berwarna hijau juga harus dipotong dan dibuang karena bisa mengandung racun yang sama.
Jadi, sudah tahu bagaimana cara menyimpan kentang agar kondisinya tetap baik dan layak dimakan, detikers? Semoga penjelasan di atas bermanfaat!
(par/par)