7 Makanan Ini Sebaiknya Tidak Dikonsumsi oleh Penderita Nyeri Saraf

7 Makanan Ini Sebaiknya Tidak Dikonsumsi oleh Penderita Nyeri Saraf

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Selasa, 06 Mei 2025 21:00 WIB
Produk olahan susu, makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi penderita nyeri saraf
Produk olahan susu, makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi penderita nyeri saraf. (Foto: azerbaijan_stockers/Freepik)
Solo -

Pola makan berperan besar dalam pengelolaan nyeri saraf, dan beberapa jenis makanan ternyata justru bisa memperburuk gejala yang dirasakan. Oleh karena itu, ada beberapa makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh penderita nyeri saraf karena dapat meningkatkan peradangan, mengganggu kadar gula darah, atau merusak fungsi saraf lebih lanjut.

Dikutip dari buku Pereda Nyeri tulisan Gilad James PhD, nyeri saraf atau nyeri neuropatik adalah jenis nyeri kronis yang muncul akibat kerusakan atau gangguan pada sistem saraf. Kerusakan atau gangguan tersebut bisa terjadi di saraf tepi, sumsum tulang belakang, maupun otak.

Nyeri ini tidak disebabkan oleh luka fisik biasa, melainkan oleh sinyal nyeri abnormal yang dikirim oleh saraf yang rusak, meskipun tidak ada rangsangan yang seharusnya menimbulkan rasa sakit. Sensasi yang dirasakan bisa berupa rasa terbakar, menyengat, kesemutan, atau seperti tersetrum, dan sering kali berlangsung lama serta sulit diatasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Makanan yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Penderita Nyeri Saraf

Menghindari makanan tertentu dapat membantu mengurangi rasa sakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, dan mendukung kesehatan saraf secara keseluruhan. Dikutip dari laman Loma Linda University, Calgary Neuropathy Association, Advantage Chiropractic, serta The Institute for Advanced Reconstruction, berikut ini adalah daftar makanan yang sebaiknya dihindari.

1. Makanan yang Sangat Diproses

Makanan yang sangat diproses (ultra-processed food) seperti keripik kentang, makanan cepat saji, dan makanan kemasan mengandung banyak garam, lemak trans, serta pengawet yang tidak hanya buruk bagi kesehatan umum, tetapi juga berdampak negatif pada kondisi saraf. Kandungan garam yang tinggi dalam makanan ini dapat menghambat aliran darah, menyebabkan retensi cairan, dan meningkatkan tekanan pada saraf yang rusak.

ADVERTISEMENT

Selain itu, lemak trans dalam makanan cepat saji dan makanan olahan dapat merusak dinding pembuluh darah kecil yang memasok oksigen ke saraf. Seiring waktu, hal ini bisa memperburuk kerusakan saraf dan memperparah gejala seperti nyeri, kesemutan, atau mati rasa.

2. Gula Tambahan

Gula tambahan berkontribusi terhadap peradangan, stres oksidatif, dan resistensi insulin, semua faktor yang dapat memperparah kerusakan saraf. Konsumsi gula berlebihan juga bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah, yang berbahaya terutama bagi penderita diabetes dan dapat memicu neuropati diabetik.

Tingginya kadar gula darah dalam jangka panjang dapat mengganggu aliran nutrisi ke saraf dan merusak kemampuan saraf untuk mengirimkan sinyal secara normal. Bahkan tanpa diabetes, konsumsi gula berlebihan bisa memperburuk gejala nyeri saraf karena mempercepat proses degeneratif pada sistem saraf.

Contoh makanan yang mengandung gula tambahan antara lain permen dan es krim. Selain itu, makanan manis kemasan lainnya juga sebaiknya dihindari.

3. Produk Olahan Susu

Produk susu yang tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh, termasuk di jaringan saraf yang sudah rusak. Peradangan ini memperburuk nyeri neuropatik dan bisa menghambat proses penyembuhan saraf. Beberapa contoh produk olahan susu adalah keju, mentega, dan susu tinggi lemak.

Selain itu, konsumsi produk susu berlebihan dapat meningkatkan risiko gangguan metabolik, seperti peningkatan kadar kolesterol dan resistensi insulin, yang keduanya berkaitan erat dengan kerusakan saraf dan peningkatan gejala nyeri kronis.

4. Gluten

Gluten adalah protein dalam gandum, barley, dan rye yang dapat memperburuk nyeri saraf, terutama pada individu dengan sensitivitas gluten atau penyakit celiac. Konsumsi gluten pada kelompok ini bisa memicu respons imun yang menyerang jaringan saraf.

Reaksi ini dapat menyebabkan gejala seperti mati rasa, kesemutan, atau nyeri pada bagian tubuh tertentu. Menghindari gluten telah terbukti membantu mengurangi gejala neuropati pada beberapa orang, terutama yang mengalami neuropati perifer akibat gangguan autoimun.

Beberapa contoh makanan yang tinggi gluten antara lain roti putih, pasta, pizza, dan kue lain yang menggunakan bahan tepung terigu. Makanan tersebut sebaiknya tidak dikonsumsi penderita nyeri neuropatik agar tidak memperburuk kondisinya.

5. Alkohol Berlebihan

Konsumsi alkohol secara kronis dapat menyebabkan neuropati alkoholik, yaitu kerusakan saraf yang disebabkan oleh efek toksik alkohol pada sistem saraf perifer. Alkohol juga dapat mengganggu penyerapan vitamin penting seperti B1 (tiamin) yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan saraf.

Selain itu, alkohol dapat memperburuk kondisi saraf yang sudah rusak dengan mengganggu komunikasi antar sel saraf dan meningkatkan peradangan. Bagi penderita nyeri saraf, mengurangi atau menghindari alkohol merupakan langkah penting dalam pengelolaan gejala.

6. Pemanis Buatan

Meskipun tampak seperti alternatif yang lebih sehat dari gula, pemanis buatan seperti aspartam dan sakarin dapat memicu reaksi saraf yang tidak diinginkan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat pemanis tertentu bisa memperburuk gejala nyeri pada sebagian penderita neuropati.

Selain itu, pemanis buatan sering kali tidak disertai manfaat gizi dan dapat mengacaukan sinyal rasa lapar atau kenyang. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pola makan dan memperburuk kesehatan metabolik, yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap kesehatan saraf.

7. Makanan Tinggi Garam

Garam berlebih dalam makanan dapat menyebabkan retensi cairan yang menambah tekanan pada saraf. Selain itu, asupan natrium yang tinggi juga dapat meningkatkan tekanan darah dan menurunkan efisiensi sistem sirkulasi tubuh dalam mengalirkan oksigen dan nutrisi ke jaringan saraf.

Dalam jangka panjang, tekanan darah tinggi dan sirkulasi darah yang buruk akan memperlambat proses pemulihan dan memperparah kerusakan pada saraf, menyebabkan rasa sakit yang semakin parah. Oleh karena itu, penderita nyeri saraf sebaiknya menghindari konsumsi makanan kaleng, makanan beku siap saji, dan daging olahan.

Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi Penderita Nyeri Saraf

Di atas, kita sudah mengetahui makanan apa saja yang sebaiknya dihindari oleh penderita nyeri saraf. Sebaliknya, ada pula beberapa jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi karena dapat membantu mengurangi nyeri yang diderita. Apa saja makanan tersebut? Mari kita simak penjelasan yang dihimpun dari laman Loma Linda University, Calgary Neuropathy Association, Advantage Chiropractic, serta The Institute for Advanced Reconstruction berikut.

1. Protein Nabati dan Hewani Rendah Lemak

Protein seperti ayam, ikan, dan tahu penting karena mengandung vitamin B12 yang menjaga kesehatan sistem saraf dan darah, serta mendukung pembentukan neurotransmitter yang mengatur persepsi nyeri. Omega-3 dalam ikan seperti salmon dan makarel juga membantu meredakan peradangan yang dapat memperburuk gejala nyeri saraf, sekaligus memperbaiki jaringan yang rusak.

2. Sayuran Hijau dan Berwarna

Sayuran seperti bayam, brokoli, dan kale mengandung magnesium serta vitamin B, C, dan E yang mendukung fungsi sistem saraf dan mengurangi stres oksidatif. Magnesium juga membantu menenangkan saraf, sehingga bermanfaat bagi penderita neuropati yang mengalami sensasi kesemutan atau terbakar.

3. Buah-Buahan Segar

Kandungan antioksidan dalam buah seperti stroberi, apel, dan pir membantu memperbaiki kerusakan saraf serta menjaga kestabilan kadar gula darah. Stroberi misalnya, memiliki senyawa antiinflamasi alami yang dapat mengurangi tekanan pada jaringan saraf dan mempercepat proses pemulihan.

4. Kacang-Kacangan

Almond, kacang mete, dan kenari merupakan sumber vitamin B kompleks dan lemak sehat yang mendukung transmisi sinyal saraf dan memperpanjang rasa kenyang. Karena kacang kaya akan lemak tak jenuh, camilan ini juga membantu menurunkan peradangan dan mengontrol berat badan, yang penting dalam pengelolaan neuropati.

5. Biji-Bijian Utuh

Beras merah, oatmeal, dan quinoa mengandung serat, vitamin, dan mineral yang tidak hanya menyehatkan pencernaan, tapi juga membantu menurunkan peradangan serta menjaga kestabilan gula darah. Oatmeal, misalnya, menjadi pilihan sarapan ideal karena tinggi serat dan rendah gula.

6. Lemak Sehat

Sumber lemak baik seperti alpukat, minyak zaitun, dan biji rami bermanfaat untuk menjaga integritas membran sel saraf dan menurunkan peradangan kronis. Lemak sehat ini juga membantu produksi hormon dan neurotransmitter yang berperan penting dalam pengaturan rasa nyeri.

7. Air Putih

Kecukupan cairan membantu mempertahankan fungsi saraf dan mencegah kekakuan otot serta kram. Air putih juga berperan penting dalam proses detoksifikasi tubuh, menjaga elektrolit tetap seimbang, dan mendukung metabolisme yang optimal pada penderita neuropati.

8. Diet Vegan Rendah Lemak

Pola makan berbasis nabati rendah lemak dapat menurunkan kadar gula darah dan meredakan nyeri saraf secara alami. Meskipun mungkin terasa menantang pada awalnya, pola makan ini memberikan asupan serat, antioksidan, dan fitonutrien tinggi yang membantu memperbaiki kerusakan saraf dan meningkatkan energi secara keseluruhan.

Demikianlah penjelasan lengkap mengenai makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh penderita nyeri saraf. Jangan lupa konsumsi makanan yang disarankan. Semoga bermanfaat!




(sto/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads