Benarkah Teh Manis Berbahaya untuk Anak? Segini Batas Konsumsinya

Benarkah Teh Manis Berbahaya untuk Anak? Segini Batas Konsumsinya

Anindya Milagsita - detikJateng
Kamis, 10 Okt 2024 10:00 WIB
Ilustrasi teh kayu manis
Ilustrasi teh manis. Foto: Getty Images/iStockphoto/margouillatphotos
Solo -

Meskipun memiliki rasa yang khas dan menjadi andalan bagi banyak orang, ternyata teh manis dianggap sebagai minuman yang berbahaya bagi anak-anak. Namun, benarkah teh manis berbahaya untuk anak? Ini penjelasannya.

Merujuk dari buku 'Nutraseutikal' karya apt Gina Aulia, MFarm, dkk, disampaikan bahwa teh memiliki berbagai kandungan. Sebut saja xantin, kafein, tanin, teobromin, vitamin C, polifenol, hingga flavonoid. Inilah yang membuat teh termasuk salah satu sumber antioksidan yang diperlukan oleh tubuh.

Namun demikian, terdapat anggapan yang menyebut konsumsi teh manis terlalu sering bagi anak-anak dapat memicu efek tertentu. Lantas benarkah teh manis bisa memberikan bahaya untuk anak-anak? Sebagai cara untuk mengetahui jawabannya, terdapat penjelasan yang akan dipaparkan secara rinci. Simak baik-baik informasinya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apakah Teh Manis Berbahaya untuk Anak?

Menurut laman Health Shots, American Academy of Pediatric mengungkap anak-anak di bawah 12 tahun disarankan untuk tidak mengonsumsi kafein terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan kafein tanpa disadari dapat memberikan efek tertentu bagi tubuh.

Seorang ahli gizi bernama Rashi Chahal turut menjelaskan bahwa kafein bisa memberikan efek bagi anak-anak yang berkaitan terhadap fungsi jantung, otak, hati, hingga ginjal mereka. Bahkan kafein juga berpengaruh pada kesejahteraan anak-anak terutama pada suasana hati mereka.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya itu saja, kafein juga cenderung membuat anak-anak lebih hiperaktif dan memacu energi mereka dalam waktu yang singkat. Kemudian kafein juga dapat berpengaruh pada penyerapan makanan pada tubuh anak-anak. Hal inilah yang membuat perkembangan dan kesehatan mereka secara keseluruhan akan mendapatkan pengaruh secara tidak langsung.

Sementara itu, dijelaskan dalam buku '101 Menu MPASI Sehat' oleh Ayu Bulan Febry, SKM dan dr Zulfito Marendra, bahwa kafein yang dapat dijumpai pada teh memberikan pengaruh tertentu bagi anak-anak. Kandungan ini bisa menjadi salah satu faktor perubahan suasana hati pada anak-anak. Hal ini dikarenakan kafein berperan sebagai zat stimulan dan diuretika.

Bahkan sebuah penelitian yang melibatkan anak-anak sekolah dasar menyebutkan mereka yang mengonsumsi teh setiap pagi dapat memberikan dampak yang kurang baik. Tidak hanya merasakan grogi, anak-anak juga cenderung bisa berpotensi merasakan lelah dan lamban dalam berpikir.

Kemudian mengacu dari laman Web MD, kafein bagi anak-anak dan orang dewasa memberikan pengaruh yang serupa. Tidak hanya meningkatkan stimulan yang memicu penambahan energi, kafein juga membuat seseorang menjadi lebih waspada. Bagi sebagian orang, kafein juga memicu efek samping berupa sakit perut, muntah, gelisah, sulit berkonsentrasi, hingga sakit kepala.

Merujuk dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa teh dapat memberikan sejumlah efek yang kurang baik bagi anak-anak. Terutama bagi anak-anak yang masih berusia di bawah 12 tahun. Hal ini menunjukkan perlunya pemberian alternatif minuman lain yang lebih menyehatkan kepada anak-anak.

Batas Konsumsi Teh untuk Anak

Lantas berapakah batas aman konsumsi teh untuk anak-anak? Meskipun memiliki efek samping tertentu, pemberian teh kepada anak-anak dapat dilakukan dengan mempertimbangkan alternatif minuman dan batas konsumsinya.

Masih mengutip dari laman yang sama, terdapat pilihan teh yang aman dikonsumsi oleh anak-anak. Teh yang dimaksud adalah teh herbal atau teh yang terbuat dari buah-buahan. Meskipun disebut teh, jenis minuman tersebut bukanlah berwujud teh. Melainkan seduhan bahan-bahan alami misalnya saja daun mint, bunga kamomil, rempah-rempah, hingga buah-buahan tertentu.

Namun demikian, pemberian teh herbal disarankan untuk diberikan kepada anak-anak setelah mereka telah berusia di atas 2 tahun. Sebaliknya, pemberian teh herbal kepada anak-anak di bawah 6 bulan tidak boleh dilakukan karena dapat memicu efek samping yang cenderung buruk.

Kemudian dijelaskan melalui laman Healthline, terdapat batas konsumsi teh herbal untuk anak-anak yang perlu diperhatikan oleh orang dewasa di sekitar mereka. Adapun batas konsumsi teh herbal yang disarankan hanya berkisar 1-3 cangkir per harinya. Apabila mengonsumsi lebih dari itu, dikhawatirkan dapat memicu paparan herbal secara berlebihan dan meningkatkan risiko terkena keracunan air.

Selain menyeduh bahan-bahan herbal, orang tua maupun orang dewasa lainnya dapat menambahkan madu ke dalam teh herbal yang akan diberikan kepada anak-anak. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi alternatif gula alami agar anak-anak tidak mengonsumsi gula terlalu banyak yang dapat memberikan efek samping tertentu.

Demikian tadi rangkuman penjelasan mengenai bahaya teh manis untuk anak apabila dikonsumsi secara berlebihan dan batas konsumsinya. Semoga informasi ini bermanfaat.




(par/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads