Putu bumbung merupakan salah satu jajanan tradisional yang gurih dan legit. Meski bahan-bahan dan cara membuatnya terbilang sederhana, banyak orang yang menyukai makanan ini karena cita rasanya yang lezat.
Mengutip laman resmi Pemkot Solo, putu bumbung merupakan salah satu jajanan tradisional yang berasal dari wilayah berjulukan The Spirit of Java tersebut. Istilah 'bumbung' sendiri berarti 'bambu' dalam bahasa Indonesia. Bumbung tersebut dipakai untuk mencetak kue putu.
Penasaran dengan makanan yang punya cita rasa gurih dan manis ini, Lur? Yuk, simak penjelasan berikut!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ciri Khas Putu Bumbung
Bunyi "tuuut tuuut tuuut" yang terdengar seperti peluit kereta uap adalah ciri khas penjual putu bumbung untuk menjajakan dagangannya. Suara tersebut tidak digunakan pedagang makanan lainnya sehingga para calon pembeli langsung tahu kalau penjual putu bumbung sedang lewat.
Walaupun zaman terus maju dan mengalami modernisasi, proses pembuatan putu bumbung tetap sederhana seperti dulu. Peralatannya hanya cetakan yang terbuat dari bumbung (bambu), kompor, dan kaleng bekas minyak goreng.
Adonan tepung beras dan gula merah dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dipanaskan dengan uap yang berasal dari air mendidih. Hasilnya adalah kue yang lezat dengan rasa kenyal, gurih, dan manis, yang disajikan dengan kelapa parut.
Penjual Putu Bumbung Mulai Langka
Penjual putu bumbung biasanya adalah orang tua yang telah menjalani usaha ini selama bertahun-tahun. Mereka menjajakan dagangan mereka dengan sepeda atau sepeda motor.
Kendaraan tersebut biasanya dilengkapi dengan laci yang menempel. Laci bukan sembarang laci, di dalamnya berisi tepung beras sebagai bahan utama putu bumbung. Sayangnya, penjual putu bumbung semakin langka di Solo.
Kalau ingin menikmati gurih dan legitnya jajanan jadul ini, masyarakat harus bersabar menunggu penjual berkeliling datang. Waktu kedatangannya pun tidak bisa diprediksi, Lur.
Resep Putu Bumbung Khas Solo
Sebenarnya, cara membuat putu bumbung terbilang mudah. Detikers bisa mengikuti resep yang dikutip dari buku Kuliner Tradisional Solo yang Mulai Langka berikut ini.
Alat dan bahan
- Beras 1 kilogram
- Garam secukupnya
- 250 gram gula merah (sisir atau iris tipis)
- Kelapa parut secukupnya
- Daun pandan secukupnya
- Cetakan bumbung (panjang 10 cm, diameter 3 cm)
- Alat pengukus
Cara membuat
- Cuci beras sampai bersih.
- Rendam beras dalam air bersih selama 30 menit, tiriskan.
- Haluskan beras tersebut dengan cara digiling atau ditumbuk.
- Kukus tepung beras selama 30 menit.
- Biarkan tepung beras yang telah dikukus hingga dingin.
- Campur tepung beras dengan garam dan sedikit air. Kemudian ayak hingga tidak ada gumpalan.
- Panaskan air dalam panci yang diberi saringan untuk mengukus.
- Masukkan adonan tepung beras ke dalam cetakan bumbung yang telah diberi alas daun pandan. Isi cetakan bumbung setengah penuh.
- Tambahkan gula merah yang sudah disisir.
- Tutup kembali dengan adonan tepung beras hingga cetakan bumbung penuh.
- Kukus hingga putu bumbung matang. Jika perlu, balik cetakan agar kue matang sempurna. Kukus sekitar 3 menit.
- Sajikan kue putu bumbung dengan taburan kelapa parut.
Itu dia penjelasan tentang putu bumbung dan resepnya. Tertarik untuk membuat sendiri putu bumbung di rumah, Lur?
(ahr/ahr)