Pakar UGM Tak Rekomendasikan Gorengan untuk Buka Puasa, Ini Alasannya

Pakar UGM Tak Rekomendasikan Gorengan untuk Buka Puasa, Ini Alasannya

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 27 Mar 2023 10:17 WIB
Gorengan.
Gorengan. (Foto: dok. UGM)
Yogyakarta -

Gorengan menjadi menu favorit sebagian masyarakat untuk santapan berbuka puasa. Namun, pakar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak menyarankan gorengan dikonsumsi sebagai menu buka puasa. Simak berikut.

"Gorengan sangat tidak direkomendasikan untuk berbuka karena komposisinya dominan karbohidrat dan lemak tidak sehat," kata Dietisien Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Tony Arjuna, dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Senin (27/3/2023).

Tony menyebutkan proses pengolahan gorengan biasanya menggunakan minyak yang telah dipakai secara berulang-ulang. Kondisi tersebut menjadikan minyak sebagai sumber kolesterol yang sebenarnya tidak ideal untuk digunakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kan jarang yang ada gorengan yang 1-2 kali pakai ganti minyaknya. Kebanyakan minyak yang digunakan itu sudah dipakai berkali-kali dan jadi model sumber kolesterol," paparnya.

Selain mengandung lemak tidak sehat, Tony menjelaskan gorengan juga tersusun dari karbohidrat sederhana. Karbohidrat jenis ini sifatnya cepat dibakar dan dicerna oleh tubuh. Kondisi tersebut menjadikan kadar gula darah dalam tubuh menjadi cepat turun sehingga membuat cepat merasa lapar.

ADVERTISEMENT

"Berbuka dengan yang manis sebenarnya juga tidak terlalu ideal karena karena cepat menaikkan gula darah dan turunnya juga cepat sehingga mudah merasa lapar kembali," jelasnya.

Ia merekomendasikan menu berbuka puasa dengan mengonsumsi jenis karbohidrat kompleks. Karena karbohidrat kompleks yang lebih lambat dicerna oleh tubuh sehingga kenyang lebih lama dan tidak cepat merasa lapar. Ia mencontohkan jenis karbohidrat kompleks yang baik dikonsumsi saat berbuka puasa adalah buah-buahan.

"Kalau makan besar baiknya yang dikonsumsi yang dominan proteinnya karena pengolahan dalam tubuh lebih pelan dan menaikkan gula darah dalam tubuh secara perlahan," tuturnya.




(rih/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads