Sejumlah hidangan mewah dulunya hanya bisa dinikmati Sultan maupun bangsawan di Jogja. Kini Sedulur bisa mencicip menu favorit Sultan Jogja seperti bistik hingga sekul (nasi) blawong yang hanya disajikan saat raja naik tahta.
Dulu sajian menu favorit Sultan hanya disajikan dan diracik khusus oleh dapur Keraton. Kini aneka menu tersebut bisa dicicipi di Restoran Bale Raos.
Lokasinya berada di Jalan Magangan Kulon No 1 yang juga dekat dengan Keraton Jogja. Restoran ini memiliki arsitektur Jawa yang kental dan dengan iringan gamelan yang menyambut para tamu yang datang.
Salah satu menu yang dicicip detikJateng yaitu bistik Jawa yang menjadi andalan di Bale Raos. Bistik Jawa ini disajikan dengan kentang, dan aneka sayur seperti wortel, jagung muda, serta kuah semur yang disajikan terpisah untuk dituang sesuai selera. Sekilas bistik Jawa ini mirip dengan steak tapi dengan cita rasa yang lebih manis khas Jogja.
Bistik Jawa ini dominan dengan cita rasa manis, siraman kuah semur juga menambah gurih dan manis yang pas dengan daging bistik tersebut. Kuah semur bistik ini terasa bumbu rempah dan manis yang pas.
Bale Raos Usung Konsep Tradisional Keraton Jogja
Mengutip situs Bale Raos, restoran ini menyajikan hidangan khusus dari kegemaran raja-raja zaman dulu yaitu Sri Sultan HB VIII sampai dengan Sri Sultan HB X. Berdirinya Bale Raos ini merupakan gagasan dari istri Sultan HB X, GKR Hemas untuk melestarikan kebudayaan Keraton Jogja di bidang kuliner.
"Konsepnya kita makanannya tradisional dengan menu-menu keraton yang resepnya dari keraton asli, visinya lebih dengan mengenalkan keraton dan makananya lebih dikenal oleh masyarakat, makanannya seperti apa," ujar Captain Waiter Bale Raos, Dwi saat ditemui di Restoran Bale Raos, Jogja, Rabu (11/1/2023).
Dwi menyebut ada beberapa menu yang menjadi favorit beberapa Sultan Jogja di antaranya bistik Jawa dan bistik lidah. Selain itu ada menu yang dulunya hanya disajikan pada saat seremoni raja naik tahta.
"Ada beberapa menu seperti bistik Jawa, bistik lidah itu favorit Sultan terdahulu, ada juga sekul blawong itu hanya dikeluarkan saat seremonial Keraton ketika naik takhta, tidak dikeluarkan setiap hari. Nah itu dari Keraton mau dikeluarkan menu seperti itu," ujar Dwi.
Dwi kemudian menjelaskan soal menu sekul blawong. Makanan yang hanya disajikan saat seremoni raja naik takhta itu ternyata kaya rempah-rempah.
"Saat itu alat sajinya khusus seiring waktu dikenalkan oleh masyarakat luas sekul blawong untuk setnya kita sesuaikan dengan yang sekarang. Yang unik nasinya dimasak dengan rempah-rempah rasanya rempah terasa, terus ayamnya dimasak bacem, ada tumis daging lombok petok dagingnya ditumis dengan potongan cabai dengan telur sambal terasi dengan peyek paling khas itu rasa nasinya," ujar Dwi.
Selain itu, ada menu signature lainnya seperti bebek suwar-suwir yang memiliki citarasa unik. Sebab, bebek ini dimasak dengan saus kedondong.
"Bebek suwar-suwir itu dimasak dengan saus kedondong unik rasanya, itu sejarahnya dengan HB VIII atau VII kalau tidak salah berkolaborasi dengan koki Belanda, dan selanjutnya bistik Jawa dan favorit HB 8 ada campuran western dan rasa yang manis," ujar Dwi.
Selengkapnya simak di halaman berikut.
(ams/ahr)