Mencicipi Jajanan Jadul di Pasar Tegalan Borobudur

Mencicipi Jajanan Jadul di Pasar Tegalan Borobudur

Eko Susanto - detikJateng
Minggu, 28 Agu 2022 17:33 WIB
Pasar Tegalan di Desa Tegalarum, Borobudur, Magelang.
Pasar Tegalan di Desa Tegalarum, Borobudur, Magelang. Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Pasar yang berada tidak jauh dari Candi Borobudur ini cukup unik. Bukanya hanya dua kali dalam sebulan, Minggu Kliwon dan Minggu Legi.

Adapun lokasinya jika dari arah Candi Borobudur setelah melewati Gerbang Gajah di Kembanglimus, nanti maju lagi dan belok ke kanan. Lokasi pasar ini dari jalan raya masuk sekitar 200 sampai 300 meter.

Lokasi pasar ini berada di pekarangan yang berada di rerimbunan pohon bambu. Pengunjung yang masuk untuk membeli barang maupun jajanan di pasar ini harus menukarkan uang rupiah dengan uang khusus yang diberi nama uang tegal. Untuk satu keping uang tegal ini nilainya Rp 2.000.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan detikJateng, menu dan makanan yang dijajakan kebanyakan jadul. Antara lain ada lopis, cemplon, wajik, jadah, cenil, gatot, tiwul, dan buntil. Kemudian, ada minuman rempah-rempah, ada pula yang menjual mainan untuk anak-anak seperti otok-otok, gasingan, dan lainnya.

Selain itu, tersedia pula fasilitas egrang, bandulan, dan genjot-genjotan. Ada pula gethek yang bisa dinikmati di sungai yang berada di dekat pasar.

ADVERTISEMENT

Kepala Desa Tegalarum, Agus Ujiwantoro, mengatakan pasar wisata baru itu memang sengaja dibuat di pekarangan atau yang biasa disebut dengan tegalan. Mereka memanfaatkan tegalan milik warga.

Pasar Tegalan di Desa Tegalarum, Borobudur, Magelang.Pasar Tegalan di Desa Tegalarum, Borobudur, Magelang. Foto: Eko Susanto/detikJateng

"Ini (lahan) semuanya milik warga dan kita sepakati lahan ke depan ada sewa, sementara ini biar berjalan dulu," kata dia, Minggu (28/8/2022).

Rencananya, pasar tersebut akan dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata. Pengembangan akan dilakukan menggunakan dana desa.

Uji coba pembukaan Pasar Tegalan juga dihadiri oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Hilmar Farid. Menurutnya, keberadaan pasar itu bisa untuk menopang keberadaan Candi Borobudur.

"Kita juga ingin agar desa-desa yang ada di sekeliling Borobudur khususnya di Kecamatan Borobudur ini menopang keberadaan candi dengan destinasi pariwisata super prioritas. Seringkali pikiran kita hanya tertuju pada candi, sementara desa punya potensi yang luar biasa," kata Hilmar Farid.




(ahr/rih)


Hide Ads